2.

4.6K 468 33
                                    



note: jadi, cerita dear yunseong ini ber-latar belakang sebelum chapter 40 nya Struggle ya, teman-teman. Jadi ini tuh kayak spin-off nya gitu. Hehehe.



happy reading!

.
.
.

Selama pemaparan materi oleh senior senior BEM, aku pun mencatat semua barang-barang yang harus dibawa untuk persiapan hari Jumat nanti.

Sungguh, banyak sekali barang-barang yang harus dibawa. Jujur, aku sampai capek menulisnya.

Setelah pemaparan sedikit materi dan juga memberi tahu barang-barang apa yang harus dibawa, maka selanjutnya adalah mereka memberi beberapa pertanyaan kepada seluruh peserta.

"Kalau menurut kalian jawabannya benar, silahkan duduk. Tapi, kalau menurut kalian jawabannya salah, silahkan berdiri." ujar ketua BEM.

"Jika sampai pertanyaan ketiga dan kamu salah menjawab, silahkan berdiri selama setengah jam." lanjut Kak Mark, selaku Ketua BEM.

Pertanyaan pertama, aku berdiri.

Tetapi jawabannya bertolak belakang.

Pertanyaan kedua, aku duduk.

Dan jawabanku benar.

Pertanyaan ketiga, aku memilih untuk tetap duduk.

Dan ternyata jawabanku benar.

"SYUKURLAH." ujarku dalam hati.

Chaewon melihat sekeliling, ingin tahu siapa yang tetap berdiri karena jawabannya salah.

"Oh, anak itu?" gumamku

"Anak yang tadi, kan?" gumamku lagi dalam hati.

Atensi Chaewon tidak lepas dari laki-laki yang ia temui beberapa jam yang lalu.

"Siapa ya namanya.." gumamku lagi dan lagi.

Chaewon menyipitkan matanya, agar dapat melihat jelas nama yang terpampang di name tag yang dikenakan anak laki-laki itu.

"Hwang.."

"Hwang apa sih," Chaewon bermonolog.

"Yunseong gak sih?" tanya Chaewon pada dirinya sendiri.

"Oh, iya. Hwang Yunseong!" ujar Chaewon dalam hati, setelah berhasil membaca dengan tepat nama anak laki-laki itu.

"Hmm, ganteng juga sih." ujar Chaewon sambil menganggukkan kepalanya.

"Hwang Yunseong," panggil Kak Mark

"Iya, kak?" jawab Yunseong.

"Mau duduk?" tanya Kak Mark.

Yunseong mengangguk, "Mau dong, Kak."

"Saya akan memberi satu pertanyaan untuk kamu. Jika kamu bisa menjawabnya, maka kamu dipersilahkan untuk duduk. Tetapi, jika kamu salah dalam menjawab pertanyaan itu, maka kamu akan tetap berdiri sampai acara ini selesai. Mengerti?"

Yunseong tersenyum lalu menangguk dengan mantap, "Mengerti, Kak."

Melihat Yunseong tersenyum, aku pun jadi ikutan tersenyum.

Nular soalnya.

Chaewon be like:

Chaewon be like:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Oke. Jadi pertanyaan nya adalah, menurut kamu, apakah burung Elang bisa terbang lebih dari 250km/jam?" tanya Kak Mark

Yunseong tampak berpikir sejenak sambil mengulum senyumnya, "Bisa, Kak."

Mark tersenyum, "Oke. Jawaban kamu, benar. Silahkan duduk." ujar Mark sambil mempersilahkan Yunseong duduk.

"Ayo tepuk tangannya dong buat Yunseong." seru Kak Mark sambil memberi tepuk tangan, seisi ruangan pun memberi tepuk tangan kepada Yunseong.

Termasuk Chaewon, yang sekarang sambil senyam-senyum sendiri.

Akhirnya Yunseong pun tersenyum kembali, kemudian duduk ditempatnya semula.

Kemudian atensi Chaewon dan seluruh isi ruangan kembali kepada Kak Mark yang menjelaskan beberapa hal tentang organisasi, dan dilanjutkan oleh rekan-rekannya.

Chaewon melirik kearah Yunseong, lalu lagi-lagi cewek itu tersenyum sendiri setelah melihat Yunseong yang tampaknya sangat serius mendengarkan Kak Changbin yang sekarang sedang berbicara.

Tunggu, Kak Changbin?

Sebenarnya Chaewon ingin sekali membuang rasa suka, atau lebih tepatnya rasa mengaguminya terhadap Kak Changbin. Toh, menurutnya juga tidak ada harapan sama sekali.

Bagi Chaewon, Kak Changbin hanyalah sebatas senior idaman, biar cepat move on.

Akhirnya, Chaewon kembali memfokuskan diri dan juga pikirannya kepada Kak Changbin yang sedang berbicara beberapa hal penting untuk persiapan pelatihan yang akan diselenggarakan tiga hari dan juga dua malam diluar kota.





















Jika kalian menebak bahwa Kak Changbin adalah salah satu alasan Chaewon mau masuk BEM, itu tidak ada salahnya sih.

Dulu Chaewon akan histeris sendiri kalau sudah melihat Kak Changbin.

Tapi, belakangan ini Chaewon udah biasa aja kalau ketemu Kak Changbin. Chaewon bakalan sekedar, "Oh, ada Kak Changbin."

Jika ditanya soal Hwang Hyunjin, Chaewon akan memberikan jawaban yang berbeda lagi.

Jika ditanya, "Apakah Chaewon masih memiliki perasaan kepada Hyunjin?"

Jawabannya, iya.

Tapi, terkadang Chaewon merasa bahwa Hyunjin sangat sulit digapai, seperti mereka berada di level yang berbeda, dan hanya cocok untuk menjadi sekedar teman saja.

Maka dari itu, Chaewon ingin sekali, agar ia bisa perlahan-lahan move on dari Hyunjin. Tapi, apakah move on dari Hyunjin bisa secepat dan segampang itu?

Tentunya bisa, jika mempunyai tekad.

"Pengen move on, tapi kayak gak pengen juga." ujar Chaewon sendiri.

Chaewon menghela nafas, "Kenapa sih, gue tuh bisa suka sama beberapa orang sekaligus? What's wrong with me actually?" tanyanya heran, yang tentunya dalam hati.

"Dulu gue suka Hyunjin dan Jisung diwaktu yang bersamaan. Terus gue juga suka sama Kak Changbin." gerutu Chaewon dalam hati.

"Untungnya gue bisa langsung move on dari Jisung, jadi sisa Hyunjin sama Kak Changbin." lanjut Chaewon

Chaewon kembali menghela nafasnya, "Kak Changbin, udah proses move on juga."

"Tinggal Hwang Hyunjin. Gak ada pergerakan sama sekali, dianya juga lagi deket banget sama Gowon, gak ada deh harapan sama sekali buat gue." lanjut Chaewon sambil tersenyum pilu.

"Oke." Chaewon mengangguk dengan mantap.

"Gue harus move on dari Hwang Hyunjin pokoknya, titik." ujar Chaewon dengan penuh tekad sambil mengepalkan tangan kanan nya.












"Move on dari siapa?"

[2] DEAR YUNSEONG ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang