Shiota Nagisa, pemuda berambut biru sepunggung yang ia urai. Sering disangka sebagai seorang wanita karena wajah manisnya.
Kini ia tengah duduk di salah satu kursi kantin dengan sosok Karma di hadapannya. Makan siangnya sudah habis sejak beberapa menit lalu, namun perhatiannya teralih pada sosok Karma yang sejak pertama tiba di kantin hanya mengaduk makanan di hadapannya dengan tampang bosan.
Nagisa mengernyit. Tak biasanya seorang prankster seperti Karma melamun seperti itu. Apa ada yang sedang ia pikirkan?
"Nee, Nagisa-kun."
Lamunan singkat Nagisa buyar. Ia menggeram kecil, tanda bahwa ia mendengarkan ucapan sang lawan bicara. Karma menghela nafas pelan, lalu melanjutkan ucapannya.
"Jika kau penasaran pada seseorang, apa yang akan kau lakukan?"
Nagisa mengernyit, mencoba mencerna maksud pertanyaan dari kawan merahnya. Sedangkan Karma masih sibuk dengan kegiatannya -mengaduk makan siangnya tanpa niat untuk memakannya.
"Aku akan bicara dengannya, tentu saja."
Karma mendengus kala mendengar jawaban Nagisa, membuat Si Biru menatapnya heran. Menurutnya, jawaban yang ia berikan masuk akal 'kok.
"Kalau kau terus menatap seseorang tanpa bisa mengalihkan pandangan darinya, itu namanya apa?"
Nagisa kembali mengernyit. Diam sejenak di antara keduanya. Nagisa sepertinya mulai paham ke mana arah pembicaraan ini.
"Tertarik, kurasa."
Karma diam tak merespon, membuat Nagisa kembali mengerutkan keningnya dalam.
"Kalau kau ingin terus memperhatikan setiap tindakannya, apa itu disebut menguntit?"
Nagisa menimbang sejenak jawaban yang menurutnya tepat untuk pertanyaan itu, membuat Karma menatapnya disertai helaan nafas kecil.
"Kalau tertarik dan ingin terus memperhatikannya, kurasa itu lebih mengarah ke penggemar rahasia daripada penguntit."
"Maksudmu?" tanya Karma balik dengan dahinya yang mengernyit. Nagisa menghela nafas sejenak.
"Itu berarti, menyukai seseorang tersebut namun tidak berani mengambil langkah maju untuk mendekatinya. Kurasa itu arti penggemar rahasia."
Karma terlihat berpikir sejenak. Berbagai pertanyaan muncul di benak Nagisa. Setiap pertanyaan yang dilontarkan Karma tadi, membuatnya menarik satu kesimpulan.
Bahwa seorang Akabane Karma tengah menyukai seseorang.
"Bagaimana rasanya menyukai seseorang?" tanya Karma lagi. Nagisa kembali berpikir keras. Mencoba mencari kata-kata yang kiranya mudah untuk ia jabarkan pada lawan bicaranya itu.
"Yang pasti 'sih, tidak bisa mengalihkan pandangan darinya, ingin terus bersamanya, ingin mengetahui lebih banyak tentangnya, dan jantung terasa terpacu saat bersamanya atau saat bertatapan dengannya. Itu menurutku 'sih."
Karma hanya membalas jawaban Nagisa dengan 'oh', lalu pergi meninggalkan Nagisa yang masih menatap punggung Karma heran.
Dalam benaknya Nagisa mencatat, kalau Karma yang sedang galau itu tak bisa ditebak.
Nagisa kembali terdiam di tempatnya saat sebuah pertanyaan muncul di kepalanya.
Tunggu. Kira-kira, siapa seseorang yang dimaksud Karma-kun?
KAMU SEDANG MEMBACA
You Will Be Mine - KarManami [Complete]
FanfictionKisah Karma tentang bagaimana perjuangannya untuk mendekati sang Poison Glasses. KarManami (Drabble) Assassination Classroom © Yusei Matsui