5. Corridor

4.1K 469 45
                                    

Pelajaran hari itu sudah usai sejak satu jam lalu. Para murid SMP Kunugigaoka sudah banyak yang meninggalkan area sekolah -pengecualian untuk yang punya urusan lain seperti kegiatan klub.

Koridor di tiap lantai gedung sekolah itu pun sunyi, hanya derap langkah santai milik Karma yang terdengar dari koridor lantai 2.

Sebenarnya ia berniat pulang bersama dengan Nagisa sebelumnya. Berencana untuk datang ke toko buku untuk sekedar mengecek majalah yang memuat edisi film Sonic Ninja yang ia dan sahabat birunya suka.

Tapi rencana itu batal karena Si Biru diminta pulang cepat oleh ibunya hari itu.

Dirinya sendiri masih berada di sekolah karena sebelumnya ia tertidur saat ia tengah membolos pelajaran terakhir. Dan berakhir pulang telat.

Karma terus berjalan menyusuri koridor dengan santai, kedua tangannya ia masukkan ke saku celana. Menoleh ke luar jendela dengan pikirannya yang mulai melayang ke pembicaraannya dengan Si Biru beberapa hari lalu.

Duug

Karma tersentak saat seseorang menyenggol bahunya dengan cukup keras, membuat lamunannya tentang gadis itu pecah.

Manik mercury miliknya langsung melirik tajam ke arah si penabrak, hendak memarahi atau sekedar menyindir sarkastik. Namun niatnya harus urung saat ia menyadari siapa yang menabraknya.

"M-maaf!!"

Gadis itu di hadapannya. Tengah membawa setumpuk buku yang Karma duga adalah buku tugas milik kelasnya. Ia menundukkan kepalanya berkali-kali sambil mengulang kata yang sama dengan nada panik dan gugup -tanpa sekalipun menatap wajah Karma yang kini hanya bisa diam.

"P-permisi!!"

Gadis itu kembali berucap, sebelum berlalu pergi ke arah yang berlawanan dengan Karma sambil berlari kecil. Rambutnya yang ia kepang dua ke bawah itu terlihat bergerak mengikuti gerakan tubuhnya.

Karma masih diam di posisinya, mencerna kejadian yang baru saja terjadi dengan begitu cepat. Ia menepuk keningnya, lalu mengacak rambut merahnya kesal.

Gadis itu di hadapannya tadi. Gadis dengan rambut hitam yang dikepang dua ke bawah dan mengenakan kacamata. Gadis manis yang ia perhatikan belum lama ini. Dan gadis yang sudah membuatnya seperti seorang penguntit.

Kenapa ia tak menyadarinya dari awal? Kenapa tubuhnya terasa kaku saat berhadapan dengan gadis itu tadi? Sebenarnya apa yang ia pikirkan tadi? Dan, kenapa ia tidak menghentikan langkah gadis itu lalu menanyakan namanya? Oh, nama. Bahkan Karma lupa bahwa ia sama sekali tidak mengetahui apapun tentang gadis itu.

Ia kembali mengacak rambutnya kesal. Ia memiliki otak yang cerdas, tapi kenapa otaknya terasa sangat lamban dalam memberikan respon jika menyangkut gadis itu?

Pembicaraannya dengan Si Biru kembali diingatnya. Ia mendengus kasar setelah beberapa saat memikirkan kesimpulan dari tindakan anehnya akhir-akhir ini.

Ia pun kembali melangkahkan kakinya, melanjutkan perjalanannya menuju gerbang sekolah untuk segera pulang ke rumah.

Dalam pikirannya ia tanamkan satu hal.

Lain kali, aku harus tanya namanya.

You Will Be Mine - KarManami [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang