Beberapa hari sebelumnya, para murid kelas E dengan ceroboh menggunakan parkour diluar jam pelajaran -tanpa bimbingan guru. Alhasil, mereka melukai seorang kakek yang sedang bersepeda dan membuatnya harus di rawat di rumah sakit selama seminggu.
Karena itulah, kini seluruh murid kelas E berada di sebuah bangunan tua yang dijadikan tempat bimbingan belajar oleh kakek yang mereka lukai itu. Mereka diminta untuk mengajar di sana menggantikan Sang Kakek yang sedang dirawat di rumah sakit.
Mereka pun sempat mengadakan rapat singkat untuk membagi tugas mereka selama di tempat bimbingan belajar tersebut. Hasilnya, beberapa siswa bertugas untuk memperbaiki bangunan tua yang sudah lapuk tersebut, sedangkan yang tidak ikut memperbaiki bangunan bertugas menjaga anak-anak -bersama para siswi.
Kaede, Karma, Ryouma, dan Manami pun membuat sebuah drama singkat untuk menghibur para anak-anak lelaki di tempat tersebut. Drama yang mereka tampilkan pun mengundang antusiasme para anak lelaki yang menonton untuk bertanya-tanya pada para pemain yang terlibat.
Kaede yang berperan sebagai Tuan Putri pun langsung dikelilingi oleh beberapa anak lelaki yang menanyainya banyak hal. Begitu pun dengan Karma dan Ryouma yang masing-masing mendapat peran sebagai Ksatria dan Monster -Manami yang berperan sebagai Si Penyihir langsung membantu Rio mengajari para anak lainnya belajar, jadi dia langsung pergi ke ruangan berbeda setelah drama selesai.
Karma dan Ryouma duduk bersebelahan. Lima orang anak lelaki duduk mengelilingi mereka dengan pandangan antusias yang kentara. Ryouma menelan salivanya -merasa terganggu dengan tatapan mereka. Sedangkan Karma hanya menanggapi tatapan mereka dengan senyum culas miliknya.
"Nee, Tuan Ksatria," panggil salah satu dari anak lelaki tersebut -Karma hanya menanggapinya dengan lirikan, menunggu anak tersebut melanjutkan perkataannya. "Kau menyukai Tuan Putri?" tanya anak tersebut melanjutkan ucapannya.
Ryouma yang duduk di samping Karma menatap anak tersebut dengan pandangan terbelalak. Empat anak lainnya menatap Karma dengan antusias -menunggu jawaban dari Si Tuan Ksatria di hadapan mereka. Karma menyeringai mendengar pertanyaan tersebut -membuat Ryouma yang melihat seringai itu menggidik ngeri.
"Salah. Hubunganku dengan Tuan Putri hanya sebatas putri dengan pengawalnya, tak lebih," ucap Karma dengan senyum lebar. "Perlu kalian tahu, Tuan Putri itu sudah memiliki Pangeran yang ia cintai," tambah Karma dengan senyum lebar -Ryouma yang kini sedang minum pun tersedak mendengarnya.
"Siapa Si Pangeran itu?" tanya anak lainnya dengan pandangan berbinar. "Teman kami yang warna rambutnya biru dan dikuncir dua," jawab Karma dengan seringai, serta tanduk dan ekor imajiner yang terlihat -alis Ryouma berkedut mendengar jawaban Karma. Intinya, Karma melemparkan tanggung jawab tentang Kaede tersebut pada Nagisa yang tak terlibat dalam drama mereka.
"Hee... Berarti, cinta segitiga antara kau, Tuan Putri dan Pangeran 'dong?" tanya anak yang lainnya dengan pandangan polos -Ryouma menahan tawa sekarang. Karma menggeleng, tanda bahwa ucapan anak tersebut salah.
Lagipula, dari mana anak-anak ini tahu tentang cinta segitiga?
"Tidak. Mereka saling mencintai. Dan ini bukan cinta segitiga," kata Karma dengan senyum miring. "Karena aku sudah memiliki gadis yang kusukai. Dan itu bukan Tuan Putri," tambahnya dengan seringai lebar. Kelima anak tersebut kini menatap Karma penasaran -Ryouma hanya memicingkan matanya mendengar kalimat tersebut.
"Siapa? Siapa yang kau sukai? Apa seorang gadis dari desa?!" tanya anak yang lainnya dengan senyum lebar. Karma tertawa melihat antusiasme kelima anak tersebut. Ryouma hanya bisa diam dan menyimak alur pembicaraan ini.
"Bagaimana kalau kalian tebak saja?" tawar Karma dengan senyum lebar. Kelima anak tersebut saling tatap dengan pandangan keberatan yang terlihat jelas.
"Bagaimana kami bisa tahu? Yang bermain drama 'kan hanya empat pemain termasuk kau. Beritahu saja, siapa yang kau suka!" kata salah satu dari mereka dengan seringai lebar dan nada sedikit memaksa. Karma mendengus geli melihat reaksi mereka.
"Oke, akan kuberitahu," ucap Karma diikuti senyum miring. Kelima anak tersebut tersenyum lebar mendengarnya. Ryouma yang duduk di sebelah Karma pun tanpa sadar mulai ikut serius menyimak alur pembicaraan antara Karma dengan kelima anak tersebut.
"Si Penyihir."
Hening sesaat di antara mereka. Sebelum teriakkan tidak percaya terdengar dari kelima anak tersebut. Sama halnya dengan Ryouma yang menatap Karma dengan pandangan tak percaya -karena selama ini Ryouma hanya mengira kalau Karma mendekati Manami untuk memanfaatkannya, bukan karena serius suka.
"Bohong! Tak mungkin Si Penyihir 'kan?!" pekik salah satu dari mereka tak percaya, diikuti anggukkan setuju oleh empat lainnya. Karma mendengus kesal setelahnya.
"Serius 'kok. Masalahnya, dia itu tipe yang tidak peka," kata Karma dengan sedikit curhatan di akhir. Anak-anak tersebut pun mulai protes pada Karma. Dan berakhir dengan anak -anak tersebut dipaksa belajar oleh Karma yang mulai kesal.
Ryouma yang masih duduk di tempatnya pun masih berpikir keras. Tidak menyangka kalau Setan Merah kelas mereka akan menyukai gadis polos seperti Manami.
Ia memang sering melihat Karma mendekati Manami secara terang-terangan. Tapi, Ryouma tak pernah berpikir kalau Karma akan serius dalam hal ini. Apalagi, sifat keduanya yang berbanding terbalik satu sama lain. Bagaimana mereka bisa cocok?
Si Karma bisa suka sama perempuan juga 'ya? Gak nyangka. Kirain dia belok...
KAMU SEDANG MEMBACA
You Will Be Mine - KarManami [Complete]
FanfictionKisah Karma tentang bagaimana perjuangannya untuk mendekati sang Poison Glasses. KarManami (Drabble) Assassination Classroom © Yusei Matsui