Suasana di area perumahan dekat stasiun terlihat lengang pagi itu. Hanya suara langkah cepat dari Karma yang terdengar. Ia berlari menyusuri jalan, berusaha untuk secepatnya tiba di rumah Manami. Telepon yang didapatnya dari Manami sebelumnya, membuatnya khawatir dan cemas saat ini.
Butuh waktu dua puluh menit untuk tiba di depan rumah Manami -jika ia berlari dan menggunakan parkour untuk turun bukit. Setibanya di depan rumah Manami, ia mendapati Manami yang berdiri di luar pagar rumahnya, dengan tiga orang yang berdiri di sisi lain pagar.
Netra mercury miliknya menajam, ia bisa menebak siapa ketiga orang tersebut dengan hanya melihat situasi saat ini.
"Selamat pagi, semuanya."
Perhatian Manami dan tiga orang di depannya teralihkan pada sosok Karma yang berdiri tiga meter dari tempat Manami berdiri. Sebuah senyum lebar tercetak jelas di wajahnya.
Tiga orang yang berdiri di depan Manami, terdiri atas seorang pria paruh baya, seorang wanita paruh baya dan seorang wanita dengan tubuh proporsional. Karma berasumsi, kalau mereka bertiga adalah orangtua dan kakak Manami.
"K-Karma-kun..." Manami berbisik pelan melihat sosok Karma yang kini berjalan menghampirinya. Ekspresinya yang semula terlihat jenaka, kini berubah serius.
"Okuda-san, lebih baik kaudatang ke sekolah. Koro-sensei dan yang lainnya khawatir denganmu," ucapnya dengan nada rendah. Rasa khawatir dan cemas yang dirasakannya terlihat jelas dari nada bicaranya.
Manami menelan salivanya. Menghapus jejak air matanya yang membekas dengan punggung tangannya.
"Hoo, aku tak tahu kalau kaumenggoda seorang temanmu untuk kaujadikan pengawal, Manami," ucap wanita muda dengan manik hitam gelap tersebut dengan nada meledek. Manami tersentak mendengarnya. Berniat menyanggah ucapannya, namun sudah didahului oleh Karma.
"He, jangan samakan dia denganmu, Jalang."
Manik violet milik Manami melebar saat mendengar ucapan kasar Karma. Ia tak mau Karma terlibat dengan masalahnya. Tapi, sepertinya Karma tak akan mendengarkan perkataannya untuk saat ini.
"Okuda-san, sebaiknya kaumasuk ke dalam. Rapikan penampilanmu dan ambil tasmu. Kita kembali ke kelas," kata Karma serius, sedikit mendorong punggung Manami untuk mengikuti instruksi yang ia berikan.
Manami mengikuti instruksi yang diberikan oleh Karma. Sedikit berlari kecil untuk memasuki rumah yang sebelumnya milik Sang Nenek.
"Kaumencoba jadi ksatria 'ya, Bocah?" kata pria paruh baya itu dengan nada sarkastik yang kentara. Perasaan marah terlukis jelas di wajah pria paruh baya tersebut -mengundang seringai di wajah Karma.
"Bagaimana 'ya? Kurasa bukan hal buruk menjadi ksatria untuk gadis semanis, Okuda-san," ucap Karma dengan senyum culasnya. "Lagipula, aku hanya menjemput teman sekelasku yang berniat bolos hari ini. Aku sama sekali tidak berbuat hal yang salah," lanjutnya dengan ekspresi tak bersalah.
Urat kekesalan mulai terlihat jelas di wajah pria paruh baya tersebut -membuat seringai Karma semakin lebar, karena pria tersebut termakan provokasi yang ia katakan.
"Ano... Kauteman sekelas Manami?" tanya wanita paruh baya yang berdiri di samping pria paruh baya yang tengah menahan rasa kesalnya tersebut.
"Ah, aku calon kekasihnya," balas Karma dengan senyum lebar -sepertinya, ia mulai menikmati situasi saat ini.
"Cih, padahal aku lebih baik dari Si Culun yang kerjanya hanya memainkan air warna-warni itu," kata wanita muda tersebut dengan nada angkuh. Karma tertawa keras mendengarnya, membuat ketiga orang di hadapannya menatapnya aneh.
"Ah, maaf. Kaubilang, kaulebih baik darinya? Bagiku, kauterlihat seperti badut yang memakai cat tembok sebagai make up. Oh, apa kaubodoh? Okuda-san tidak bermain dengan air warna-warni. Tapi, dia bereksperimen dengan larutan kimia. Sepertinya, kalian benar-benar bodoh 'ya? Lebih bodoh dari anak kelas E sepertiku."
Urat kekesalan pria paruh baya dan wanita muda tersebut bertambah. Karma menyeringai lebar melihat keduanya terpancing oleh provokasi yang ia lancarkan. Tapi itu tidak terpengaruh pada wanita paruh baya yang kini menatapnya dengan alis berkerut serius. Apa yang dipikirkannya?
"Siapa namamu, Bocah?" tanya pria paruh baya tersebut dengan nada marah yang berusaha ia sembunyikan. Karma tertawa pelan sesaat, lalu menggeleng pelan sebagai respon.
"Namaku tak penting 'kan, Oji-san? Lagipula, apa untungnya kau tahu nama murid kelas E sepertiku? Apa kau berniat menghancurkanku?"
Belum sempat pria paruh baya itu membalas, pintu rumah terbuka, menampilkan sosok Manami yang sudah lengkap dengan seragam dan tas sekolah di bahu kanannya. Oh, sepertinya ia tidak merapikan kepangannya yang masih terlihat kusut -Karma tertawa dalam hati melihat penampilan Manami yang sedikit berantakan.
"M-maaf menunggu lama, Karma-kun!" kata Manami yang kini berlari kecil menuju Karma yang masih manatapnya lurus.
Karma tak membalas ucapan Manami. Saat Manami berdiri di hadapannya, ia pun langsung menggamit tangan Manami dan langsung membawanya berlari menjauhi rumah tersebut -mengabaikan tiga orang yang masih menatap mereka.
Pria paruh baya dan wanita muda itu pun mulai mengeluarkan beberapa rutukan tentang Karma maupun Manami. Sedangkan wanita paruh baya itu masih menatap jalanan yang dilewati Karma dan Manami dengan pandangan kosong.
Tadi, dia bilang calon kekasih 'kan? Apa dia menyukai Manami? Ah, yang terpenting, apa Manami berhasil mendapatkan teman di kelas itu?
.
.
.
Btw, di sini ada yang bingung gak sama perbedaan antara pemanggilan paman/om, bibi/tante, kakek, dan nenek? ●△●
Saya jelasin dikit 'ya.Kakek= Ojii-san
Nenek= Obaa-san
Paman/Om= Oji-san
Bibi/Tante= Oba-sanIntinya, untuk yang kakek dan nenek, dibaca panjang. Sedangkan untuk paman dan bibi dibaca pendek. Kira-kira itu bedanya. 。^‿^。
Kalau ada yang bingung, boleh tanya lewat komen 'ya! (^-^)Saya juga lagi mempelajari EYD, jadi maklum kalau EYD saya masih berantakan... Terlebih, pas saya cek, ternyata penggunaan kata 'kau' harus digabung sama kata setelahnya -karena fungsinya sama kayak kata 'ku'. ●︿●
Saya juga mau ucapkan terima kasih untuk yang sudah membaca, vote dan komen!! Saya nggak nyangka bisa sampai 1k viewers~ ヽ('▽`)/
Hicchi23
KAMU SEDANG MEMBACA
You Will Be Mine - KarManami [Complete]
FanfictionKisah Karma tentang bagaimana perjuangannya untuk mendekati sang Poison Glasses. KarManami (Drabble) Assassination Classroom © Yusei Matsui