19. Come Back

3.1K 395 35
                                    

Liburan di Pulau Selatan. Bagi kelas E yang merupakan kelas terbelakang di Kunugigaoka, mendapatkan liburan di Pulau Selatan adalah hal yang terhitung mewah. Ditambah, mereka mendapatkan liburan tersebut dari hasil usaha mereka sendiri dalam mengalahkan kelas A -lengkap sudah kepuasan yang mereka miliki.

Hari pertama mereka di Pulau Selatan, mereka gunakan untuk mempersiapkan rencana pembunuhan Koro-sensei di siang hari, dan pelaksanaan rencana pembunuhan tersebut di malam harinya.

Sayangnya, rencana yang sudah mereka susun dengan susah payah berakhir dengan kegagalan -karena mereka sama sekali tidak tahu tentang pertahanan mutlak yang dimiliki oleh Sang Guru.

Situasi pun bertambah parah dengan memburuknya kondisi sebagian murid yang tiba-tiba sakit. Tak lama setelah itu, mereka pun mengetahui tentang adanya dalang di balik jatuh sakitnya sebagian besar dari mereka.

Menyusun rencana untuk penyerangan ke tempat musuh dengan sisa murid yang dapat bergerak -tidak termasuk Manami dan Takebayashi Kotarou yang bertugas merawat teman mereka yang sakit. Rencana mereka pun harus segera di selesaikan sebelum satu jam yang dijanjikan dengan pihak musuh berakhir.

Selang beberapa jam setelah teman-teman mereka pergi ke tempat musuh, mereka pun kembali dengan menaiki helikopter yang mendarat di tepi pantai. Kotarou dan Manami yang menyadari hal itu pun segera menghampiri teman mereka. Mengetahui tentang kebenaran dari penyakit yang diderita oleh teman-teman mereka, dan bernapas lega karena tak ada ancaman kematian dari penyakit tersebut.

Beberapa dari para murid yang pergi ke tempat musuh pun segera memasuki penginapan, memberitahu pada teman-teman mereka yang sedang sakit kalau mereka akan baik-baik saja.

"Karma-kun."

Netra violet milik Manami menatap Karma lurus, membuat Si Kepala Merah tersenyum tipis melihat sosok Manami yang menatapnya khawatir.

Keduanya berdiri di tepi pantai. Dengan latar matahari terbit yang membuat sosok Manami terlihat sangat cantik.

"Nagisa-kun bilang, kau melawan seorang pembunuh saat di tempat lawan," kata Manami dengan tatapan khawatir. "Ada yang terluka?" lanjutnya dengan tatapan yang sama.

Karma tersenyum tipis melihatnya -dalam hati tersenyum senang karena perhatian yang diberikan Manami padanya.

"Aku memang melawan salah satu pembunuh tersebut. Tapi, aku tidak mendapat luka 'kok," jawabnya dengan senyum lebar. Manami menghela napas lega mendengarnya.

"Oh ya, aku ada oleh-oleh untukmu."

Karma merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah benda berbentuk tabung -walau tidak sepenuhnya tabung- dan memberikannya pada Manami. Manami mengernyit heran melihat benda tersebut, lalu menatap Karma dengan tatapan heran. Yang ditatap kembali menunjukkan senyum lebarnya -atau itu seringai?

"Aku mengambilnya dari salah satu pembunuh yang kami temui di sana. Dia pengguna racun."

Manik violet milik Manami kini menatap Karma berbinar, membuat Si Rambut Merah menyeringai senang menyadari respon positif yang diberikan Manami atas pemberiannya.

"Jadi, isinya racun?" tanya Manami dengan antusias. Karma mengangguk senang sebagai jawaban dengan seringai di wajahnya.

"Gas pelumpuh tepatnya," ucap Karma dengan seringai lebar. "Dan gas itu bisa melumpuhkan Karasuma-sensei selama tiga puluh menit 'lho," tambahnya dengan seringai yang sama. Bisa terlihat tanduk dan ekor imajiner di sana. Sepertinya Karma cukup menikmati suasana saat ini.

"Bisa melumpuhkan Karasuma-sensei? Huaa... boleh buatku, Karma-kun?" pinta Manami dengan mata berbinar pada Karma yang kini menunjukkan senyum lebarnya.

"Tentu saja."

Manami kini fokus pada benda di tangannya. Menatapnya penuh binar dengan pikiran yang mulai memikirkan setiap formula untuk meningkatkan efek dari racun yang ada di dalam benda di tangannya itu. Sedangkan Karma kini menyeringai senang dengan pikirannya yang mulai memikirkan setiap kejahilan yang bisa ia lakukan dengan hasil eksperimen Manami nanti.

Tak jauh dari mereka berdua berdiri, terlihat sosok Terasaka Ryouma yang tengah berdiri di belakang salah satu pohon kelapa. Wajahnya yang sudah pucat karena sedang kurang sehat pun, kini bertambah pucat saat melihat pemandangan di depan matanya.

Jika mereka jadian, kelas dalam bahaya.

You Will Be Mine - KarManami [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang