Minggu malam di kamar apartemen tempat Nagisa tinggal, terlihat sosok Nagisa dan Karma yang duduk berhadapan -dengan sebuah meja di antara keduanya- di lantai. Beberapa minuman kaleng beralkohol ada di atas meja. Dengan beberapa kaleng yang sudah kosong isinya.
Nagisa kembali meneguk minuman di dalam kaleng yang sebelumnya ia buka. Semburat merah tipis muncul di wajahnya -menunjukkan bahwa efek dari minuman beralkohol yang diminumnya sudah terlihat.
"Jadi, mau tanya apa?" tanya Nagisa dengan nada bergetar dan mata sayunya. Karma mendengus sejenak, lalu mengacak rambut merahnya asal.
"Kau ada saran tempat untuk kencan 'gak?" tanya Karma langsung. Nagisa berpikir sejenak. Efek minuman beralkohol itu pun memberikan imbas yang terlihat jelas -membuat Nagisa sedikit sulit untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan Karma.
"Hmm... Kurasa Taman Bermain cukup bagus..." gumam Nagisa dengan matanya yang mulai semakin berat. Sepertinya, sebentar lagi ia akan segera ambruk karena mabuk.
"Tidak, tempat itu membosankan. Ada saran tempat lain? Kau sering mengajak Yukimura-chan kencan 'kan?" tanya Karma lagi dengan nada menuntut yang terlihat jelas. Alis Nagisa menukik saat mendengar perkataan Karma. Kepalanya yang pusing justru membuatnya mudah emosi saat ini. Tidakkah Karma menyadari kondisinya yang tengah mabuk?
"Aku memang sering mengajaknya pergi ke luar... Tapi, kami hanya pergi ke Taman Bermain, atau aku hanya sekedar menemaninya jalan-jalan... Jadi, aku tak bisa membantu banyak, Karma..." gumamnya lagi sambil menidurkan kepalanya di atas meja. Rasa pusing di kepalanya semakin terasa, membuat matanya semakin berat, dan ingin segera tidur.
"Tch. Kupikir kau bisa membantu."
Nagisa mendengus mendengarnya. Ia sudah berusaha menjawab dan membantu, namun tidak dihargai. Ah, Karma memang begitu 'sih. Ia pun mulai menutup kedua matanya, berniat untuk segera tidur. Namun, niatnya urung karena Karma yang kembali bertanya.
"Apa saja yang kau lakukan saat kencan dengan Yukimura-chan?"
Demi tentakel Koro-sensei, pusing di kepala Nagisa semakin terasa saat ia mendengar pertanyaan Karma. Ingin rasanya ia mengusir Karma. Namun ia tak bisa, karena Karma adalah teman lamanya. Mau tak mau, ia pun harus menekan emosinya demi meladeni Si Merah.
"Karma, kenapa kau menanyakan hal semacam itu? Metode kencan setiap pasangan itu berbeda-beda..." katanya dengan nada yang sedikit diseret. Matanya semakin terasa berat. Semoga Karma segera menyudahi pembicaraan ini.
"Aku meminta saranmu, karena aku tak pernah kencan sebelumnya. Aku hanya tak mau mengecewakan Manami saat kencan. Lagipula-"
Nagisa mendengus pelan. Kekesalannya terhadap Karma mulai muncul. Ia dapat pastikan kalau Karma masih akan bercerita banyak hal. Tentang percintaan terutama. Kalau terus seperti ini, dirinya tak akan bisa segera tidur.
Saat belum jadian dengan Okuda-san, Karma itu merepotkan... Setelah sudah jadian pun masih merepotkan... Kenapa dia begitu payah dalam percintaan?... Dan, kenapa harus aku yang direpotkan?!
KAMU SEDANG MEMBACA
You Will Be Mine - KarManami [Complete]
FanfictionKisah Karma tentang bagaimana perjuangannya untuk mendekati sang Poison Glasses. KarManami (Drabble) Assassination Classroom © Yusei Matsui