12. Bitch-sensei

3.8K 418 62
                                    

Hari minggu pagi yang nyaman. Cuaca cerah dengan angin yang berhembus lembut. Banyak orang berlalu-lalang di jalan kota. Termasuk gadis berambut hitam dengan model kepang dua yang kini tengah berada di bangku taman dekat sekolahnya.

Sebuah buku tebal berada di pangkuannya. Buku dengan tema sains kesukaannya. Ia meminjam buku tersebut dari guru baru di kelasnya, Irina Jelavic, yang mengajar dalam bidang bahasa asing. Bisa dibilang, buku tersebut termasuk koleksi milik Irina untuk menambah pengetahuan yang akan ia gunakan dalam pekerjaannya yang sebenarnya sebagai pembunuh.

"Okuda-san?"

Manami mengangkat kepalanya, menatap sosok Akabane Karma yang berdiri di hadapannya dengan sebuah senyum simpul. Manami tersenyum gugup dan mengangguk mengiyakan. Senyum Karma sedikit melebar dengan matanya yang menyipit senang.

"Wah, aku tak menyangka akan bertemu denganmu di sini, Okuda-san."

Manami sedikit tersentak dengan ucapan Karma. Mungkin Karma pikir kalau dirinya adalah tipe rumahan yang tak akan pergi keluar. Sempat terlintas di benaknya untuk pulang saja. Tapi ia harus mengurungkan niatnya saat Karma kembali berucap.

"Di sini kosong 'kan?"

Manami mengangguk canggung. Walau dirinya sudah beberapa kali bicara dengan Karma, tetap saja ia belum terlalu terbiasa. Terlebih bertemu di luar jam sekolah seperti saat ini.

Manami akui kalau Karma itu tampan, tinggi dan tipe ideal lelaki bagi setiap perempuan -jika melihat secara fisik. Mungkin hal itulah yang membuat keduanya menjadi sorotan beberapa pejalan kaki wanita yang berlalu lalang saat ini. Membuat dirinya merasa tak nyaman karena tatapan dari para wanita tersebut. Padahal dirinya sama sekali tak ada hubungan apapun dengan Karma.

"Kau benar-benar menyukai IPA 'ya?" tanya Karma retoris dengan senyum dan kekehan kecil di akhir. Manami mengangguk kecil sebagai jawaban. Karma menggeser posisi duduknya, memperkecil jarak di antara keduanya.

"Kau meminjam buku itu dari perpustakaan?" tanya Karma lagi sambil menunjuk buku di pangkuan Manami. Manami menggeleng pelan dan menjawab, "Ini punya Bitch-sensei."

Karma terdiam sesaat, mengingat tentang kedatangan pertama guru yang mereka panggil 'Bitch'. Sudah satu minggu berlalu sejak kedatangannya dan setiap jam pelajarannya, pasti ada saja murid yang mendapatkan ciuman panas darinya. Tak terkecuali gadis manis di sampingnya.

Karma melirik seidikit ke arah Manami yang kini tengah kembali sibuk dengan buku di hadapannya. Ia menyeringai tipis. Walau Bitch-sensei pernah mencium Manami, setidaknya itu bukan ciuman pertama milik Manami. Karena ciuman pertama Manami sudah ia ambil beberapa hari sebelum kedatangan Bitch-sensei ke kelas mereka.

Setidaknya, ciuman pertama Okuda-san adalah milikku.

You Will Be Mine - KarManami [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang