25. Date

3.1K 342 24
                                    

Jalanan di area pertokoan Tokyo sangat ramai. Terutama pada hari Minggu -yang merupakan hari libur bagi semua karyawan dan para pelajar.

Kelas E yang masih harus bertanggungjawab atas bimbingan belajar tempat kakek yang mereka lukai pun dapat melepas penat mereka di hari tersebut. Terutama, untuk Karma yang saat ini tengah menunggu Manami di sebuah Taman dekat area pertokoan.

Kencan yang dijanjikan Manami pun akhirnya terpenuhi. Karma yang mengatur waktu pertemuan dan waktu kencan mereka -sekaligus, dirinya yang paling gugup menanti kencan tersebut.

Untuk acara kencan tersebut, Karma memakai cardigan lengan panjang hitam yang dipadukan dengan kaus abu-abu gelap, celana panjang hitam dan sepatu boots hitam. Dirinya berkali-kali mengambil napas dan menghembuskannya perlahan guna menghilangkan rasa gugup yang ia rasakan -dalam hati penasaran dengan penampilan Manami nanti.

Beberapa pejalan kaki wanita yang melewati Karma, sempat melirik ke arahnya -bahkan ada yang berbisik-bisik dengan temannya. Hal ini pun membuat Karma tak nyaman, walau ia berusaha keras mengabaikan mereka.

"M-maaf terlambat, Karma-kun!!"

Karma menoleh ke sumber suara, mendapati sosok Manami yang memakai dress lengan panjang berwarna merah muda pucat yang mencapai lututnya -dengan pita berwarna hitam yang menggantung di dada. Rambutnya dikepang dua ke bawah seperti biasa. Ia memakai sepatu boots hitam sebagai alas kaki.

Karma akui, Manami terlihat manis sekarang.

"Ah, aku belum lama sampai 'kok," kata Karma dengan senyum simpulnya. "Jadi, mau ke mana dulu?" tanya Karma. Keduanya pun mulai berjalan menuju area pertokoan.

"Hmm... Bagaimana kalau kita ke kafe yang sering kukunjungi? Sekalian membeli kue dan minuman sebelum berkeliling. Kau suka makanan manis 'kan?" ajak Manami dengan senyum manis. Karma mengangguk antusias mendengar tawaran Manami -dalam hati menyeringai senang menyadari Manami memperhatikan seleranya terhadap makanan manis.

"Aku tak tahu kalau kau suka makanan manis, Okuda-san," ucap Karma dengan senyum culasnya. Manami tertawa canggung mendengarnya.

"Aku suka Honeycomb Toffee buatan kafe mereka. Jadi, aku sering mampir ke sana kalau sedang berada di luar rumah," balas Manami dengan senyum manis. Karma mengangguk singkat tanda mendengarkan.

Honeycomb Toffee 'ya? Nanti coba buatkan untuknya, ah.
.
.
.
Setelah mereka mengunjungi kafe, tujuan mereka selanjutnya adalah toko kacamata. Karena Manami ingin mengecek kondisi matanya. Katanya, penglihatannya mulai sedikit buram -kemungkinan besar minus pada matanya bertambah.

"Kau tak keberatan, menemaniku membeli kacamata?" tanya Manami ragu -merasa tak enak karena hanya dirinya yang merekomendasikan tempat di acara jalan-jalan mereka. Karma menggeleng dengan senyum lebar di wajahnya.

"Santai saja. Aku tak apa 'kok. Oh, aku juga boleh ikut cek mata 'kan?" tanya Karma kemudian. Manami tersenyum simpul dan mengangguk singkat sebagai respon.

Yang melakukan cek mata pertama kali adalah Manami. Hasilnya seperti yang diduga, minus matanya bertambah sedikit. Mau tak mau, ia pun harus mengganti lensa kacamata miliknya -ia tak mengganti frame kacamatanya karena frame kacamata miliknya dirasa masih bagus dan masih dapat digunakan.

Setelah Manami selesai mengecek matanya, berikutnya giliran Karma. Sebenarnya, dirinya hanya iseng ingin ikut melakukan cek mata. Tapi, hasil yang keluar dari pengecekkan tersebut membuktikan kalau ia memiliki minus pada matanya. Hanya minus 0,5 -tidak besar. Lagipula, dirinya masih dapat melihat sekitar dengan sangat jelas.

Tapi, ia bisa sedikit modus di sini.

"Nee, Okuda-san," panggil Karma dengan seringai kecil. Manami menoleh ke arahnya dengan senyum manis. "Bisa pilihkan kacamata untukku?" pinta Karma dengan senyum lebar.

"Tapi, minus matamu kecil, Karma-kun. Akan lebih baik jika kau tidak pakai kacamata 'kan?" tanya Manami heran. Karma tertawa pelan sejenak.

"Aku berniat memakainya saat berada di depan komputer. Sepertinya, aku memiliki minus karena sering berada di depan komputer," jelas Karma dengan senyum culasnya. Alis Manami berkerut heran mendengar penjelasan Karma.

"Memang, apa yang kau lakukan di depan komputer?" tanya Manami penasaran.

"Main game," balas Karma dengan senyum lebar. Manami tertawa kikuk mendengarnya. Sepertinya, ia lupa akan kecanduan Karma terhadap game.

"Baiklah, akan kupilihkan," kata Manami pada akhirnya.

Manami pun mulai melihat-lihat berbagai macam frame kacamata yang dipajang di etalase toko tersebut. Di belakangnya, Karma hanya berdiri dengan netra mercury miliknya yang fokus menatap Manami.

"Ah, bagaimana kalau yang ini saja?"

Sebuah kacamata dengan frame merah berbentuk persegi panjang di tangannya. Senyum Karma mengembang melihatnya. Ia pun mengambil kacamata tersebut dari Manami dan mencobanya.

"Bagaimana? Cocok?"

Manami mengangguk riang melihat Karma yang kini tengah mencoba memakai kacamata sample tersebut.

"Kenapa kau memilihkan yang ini, Okuda-san?" tanya Karma, sedikit penasaran dengan alasan mengapa Manami memilih warna merah untuknya. Manami tertawa pelan sejenak.

"Karena warna merah mengingatkanku padamu, Karma-kun."

Lagi. Jantung Karma kembali terpacu kala Manami mengucapkan kalimat tersebut dengan senyum manis miliknya. Tapi, bukankah ini tak adil? Kenapa hanya Manami yang selalu membuatnya tak dapat merespon dengan cepat setiap senyum yang ditampilkan olehnya? Kapan gilirannya untuk membuat Manami salah tingkah?

Lupakan itu untuk saat ini. Yang terpenting, dirinya dan Manami dapat menikmati waktu bersama yang mereka miliki.

Merah 'ya?

You Will Be Mine - KarManami [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang