Pagi yang cerah seperti sebelumnya. Hasil ujian tengah semester dua yang dibagikan kemarin, membuat suasana di kelas E menjadi sedikit terpuruk. Karena dalam ujian tersebut mereka lengah, hingga akhirnya nilai mereka jatuh.
Koro-sensei masuk kelas seperti biasa. Mulai mengabsen setiap murid yang hadir diikuti setiap tembakkan dari para murid.
"Okuda-san?"
Tak ada jawaban saat Koro-sensei menyebut nama Gadis Berkepang yang menyukai kimia itu. Para murid yang sebelumnya menembaki Sang Guru pun, mulai menghentikan serangan mereka.
"Okuda-san tak hadir, Sensei," kata Karma yang duduk di belakang Ryuunosuke. Rasa khawatir pun mulai dirasa oleh Koro-sensei. Ia tahu kalau Manami bukanlah tipe murid yang senang membolos -seperti Karma. Dan tak biasanya ia tak masuk kelas tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Apa terjadi sesuatu?
Drrrttt
"Sensei." Karma kembali memanggil Koro-sensei, membuat monster kuning setinggi tiga meter itu menatapnya penuh tanya. "Aku boleh izin mengangkat telepon ini?" tanyanya dengan senyum culas dan tangan kanannya yang mengangkat ponsel miliknya.
"Dari Okuda-san."
Koro-sensei yang sebelumnya berniat menolak permintaan Karma dan memarahinya pun terdiam saat mendengar lanjutan perkataan Karma. Lalu mengangguk tanda mengizinkan pada Si Kepala Merah yang kini menjadi pusat perhatian seluruh isi kelas.
Pembicaraan Karma dengan Manami di telepon tidak berlangsung lama. Tapi, Koro-sensei bisa menyimpulkan kalau saat ini Manami sedang berada di situasi yang terbilang sulit. Ia bisa menduga hal itu dari perubahan ekspresi Karma seiring pembicaraan di telpon tersebut. Dan hal ini membuat atmosfir di kelas menjadi berat.
"Koro-sensei, aku boleh izin membolos pelajaran pertama?"
Seisi kelas menatap Karma sangsi. Mereka tahu kalau Koro-sensei tidak menyukai murid yang membolos. Tapi, kenapa Karma meminta izin untuk membolos jika ia tau jawabannya 'tidak'?
"Jelaskan alasanmu, Karma-kun," pinta Koro-sensei berusaha tenang. Ia ingin marah, tapi ia harus mengerti situasi dan kondisi saat ini. Terutama, ia harus tahu apa yang terjadi dengan Manami.
"Aku janji akan kembali saat jam pelajaran kedua. Dan aku janji akan menjelaskan alasanku saat aku kembali nanti," balas Karma dengan ekspresi serius. Ia bangun dari posisi duduknya, berjalan ke depan kelas dan berdiri di hadapan Koro-sensei.
"Kali ini saja, Koro-sensei," pintanya lagi denga kepalanya yang sedikit di tundukkan.
Satu kelas hening. Ini pertama kalinya mereka melihat Karma menundukkan kepalanya seperti saat ini -walau hanya sedikit. Koro-sensei yang melihatnya pun menimbang kembali jawaban yang hendak ia berikan.
"Baiklah, Karma-kun. Kau kuizinkan."
Karma mengangkat kepalanya, menatap Koro-sensei dengan seringai lebarnya. Koro-sensei tertawa pelan sesaat. Sedangkan murid lainnya masih mencoba memahami alasan dibalik jawaban yang diberikan Koro-sensei pada Karma.
"Tapi, kau tak boleh mengingkari janjimu tadi, Karma-kun."
Karma mengangguk singkat, sebelum mulai berlari ke luar kelas.
Para murid yang lain pun kini menatap Koro-sensei dengan pandangan bertanya-tanya. Sedangkan yang ditatap sibuk tertawa keras dengan seringainya yang terlihat lebih lebar sedikit dari biasanya.
Ini akan menarik! Ah, apa dia bolos karena Okuda-san? Nyuyaa, aku harus tanyakan detailnya pada dia nanti!!
KAMU SEDANG MEMBACA
You Will Be Mine - KarManami [Complete]
FanfictionKisah Karma tentang bagaimana perjuangannya untuk mendekati sang Poison Glasses. KarManami (Drabble) Assassination Classroom © Yusei Matsui