Karyawisata sekolah Kunugigaoka, diadakan seusai ujian tengah semester satu. Tujuan karyawisata kali ini adalah Kyoto. Tentunya hal ini mengundang antusiasme tiap murid untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tak terkecuali, kelas E yang juga menyiapkan rencana pembunuhan mereka.
Dalam karyawisata ini, kelas E mengemban tugas yang sama dengan tugas yang mereka terima setiap harinya di sekolah -yaitu, membunuh Koro-sensei. Untuk memudahkan rencana mereka, mereka membuat beberapa kelompok untuk rencana ini. Satu kelompok memulai rencana pembunuhan dan kelompok lainnya dapat menyiapkan rencana pembunuhan selanjutnya. Pembagian kelompok ini sudah diadakan sebelum kegiatan karyawisata tersebut. Maka terbentuklah empat kelompok dari jumlah murid yang ada.
Kereta yang digunakan kelas E untuk mencapai Kyoto adalah kereta ekonomi, berbeda dengan kelas A sampai D yang memakai kereta eksekutif. Tapi bagi mereka itu tak masalah, karena yang terpenting saat ini adalah suksesnya rencana mereka.
Mereka duduk berdasarkan kelompok mereka. Menyusun rencana mereka selama menunggu kereta yang mereka tumpangi tiba di stasiun Kyoto.
Kursi deretan kelompok empat terlihat cukup sunyi. Sudah cukup lama kereta berjalan menuju Kyoto, dan hal ini membuat keenam muda-mudi yang duduk berhadapan itu jenuh.
Nagisa duduk dekat jendela, di sampingnya Kaede dan di samping Kaede adalah Kanzaki Yukiko -gadis yang dijuluki sebagai Primadona Kelas. Di hadapan mereka duduk Karma, Manami dan Sugino Tomohito -dengan Tomohito yang duduk dekat jendela.
Sebelumnya mereka sempat bermain beberapa permainan. Salah satunya permainan yang mengacak tempat duduk mereka hingga jadi seperti saat ini. Bahan permainan sudah habis, keenamnya sudah bosan dan lelah.
Nagisa menatap lurus tiga temannya yang duduk di hadapannya. Melakukan sedikit observasi situasi karena rasa jenuh yang menyerang.
Tomohito terlihat tengah menyangga dagu dengan sebelah tangannya yang ditopang oleh penyangga kursi, pandangannya terpaku pada Yukiko yang tengah membaca buku di pangkuannya. Nagisa bisa melihat rona tipis di pipi Tomohito saat itu. Nagisa tersenyum kecil dalam hati. Sudah bukan rahasia kelas lagi, kalau seorang Sugino Tomohito yang menyukai baseball tengah menaruh hati pada Sang Primadona Kelas.
Nagisa mengalihkan pandangannya dari Tomohito, menatap sahabat merahnya yang terlihat tengah menguap lebar. Dalam hati Nagisa geleng kepala. Sedikit heran dan tak mengerti dengan sahabatnya. Nagisa dan Kaede berspekulasi kalau Karma menyukai Manami -karena kejadian di kelas saat itu. Tapi Karma terlihat bersikap biasa saja saat berada di kelas -tidak menunjukkan ciri-ciri sedang jatuh cinta atau semacamnya.
Menyudahi pemikirannya tentang Karma yang berakhir buntu, Nagisa beralih menatap Manami yang duduk di antara Tomohito dan Karma. Mata Manami terlihat sayu dan sepertinya hanya menunggu waktu hingga kepala Manami terjatuh di salah satu bahu antara Karma atau Tomohito. Nagisa menyeringai dalam hati, tertarik dengan kejadian yang mungkin akan terjadi selanjutnya.
"Nagisa?" panggil Kaede yang duduk di samping Nagisa sambil menyenggol pelan lengan si rambut biru. Nagisa melirik Kaede yang kini tengah menunjukkan seringai kecil dengan pandangan antusias. Sepertinya pemikiran keduanya sama.
"Lihat saja nanti, Kayano," ucap Nagisa dengan senyum manis dan dibalas anggukkan antusias oleh Kaede. Selanjutnya, pandangan keduanya tertuju pada sosok Manami yang sudah tertidur dengan posisi kepala yang menunduk.
Kereta bergerak konstan, membuat tubuh Manami yang tengah beristirahat limbung. Pandangan Nagisa dan Kaede melebar saat mendapati ke mana arah tubuh Manami limbung.
Kepala Manami kini bersandar pada lengan Tomohito, membuat pria berambut cepak tersebut menatap Manami dengan kerutan halus di dahinya. Tangannya terangkat, berniat menepuk pipi Manami untuk membangunkannya. Tapi niatnya urung karena Karma yang sudah lebih dulu mengubah posisi kepala Manami. Dari bersandar di lengan Tomohito ke lengannya.
Tomohito terpaku di tempat. Menatap penuh tanya pada Karma yang sibuk menguap. Yukiko yang sebelumnya sibuk dengan buku pun kini menatap kejadian di hadapannya dengan pandangan tertarik. Kaede dan Nagisa saling pandang dengan makna tersirat dan sebuah seringai tipis.
Karma sendiri tak ambil pusing dengan reaksi keempat teman satu timnya yang kini menatapnya. Ia menopang dagunya dengan tangannya yang bebas yang bersandar pada penyangga kursi. Matanya pun mulai terpejam perlahan.
Yukiko menatap Kaede yang sibuk menyeringai kecil. "Kayano-san," panggil Yukiko menarik perhatian Kaede. "Apa itu seperti yang kubayangkan?" tanyanya dengan jari telunjuknya yang menunjuk sosok Manami yang bersandar pada lengan Karma yang tertidur. Kaede mengangguk antusias.
Yukiko menutup mulutnya dengan tangan kanannya, pipinya sedikit bersemu tidak percaya. Sedangkan Tomohito yang mengerti situasi hanya bisa menatap Nagisa tak percaya -yang dibalas dengan mengangkat bahu acuh oleh Nagisa.
Tomohito kembali menatap Manami dan Karma. Masih tidak percaya dengan kejadian beberapa menit lalu.
Aku baru tahu kalau Karma menyukai Okuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Will Be Mine - KarManami [Complete]
FanfictionKisah Karma tentang bagaimana perjuangannya untuk mendekati sang Poison Glasses. KarManami (Drabble) Assassination Classroom © Yusei Matsui