46. Their Apologizes

2.8K 283 21
                                    

Words: 1243
.
.
.
"Ah, apa kau sudah menemui orangtuanya, Karma?"

Sebuah pertanyaan sederhana terlontar dari Sang Nyonya Akabane. Pertanyaan sederhana dan wajar dari orangtua saat bertemu dengan kekasih dari sang anak.

Ekspresi Karma berubah datar. Ia melirik sedikit ke arah Manami, mendapati gadis berkacamata itu tengah mengalihkan pandangannya ke arah lain -menghindar dari pertanyaan yang diberikan ibu Karma, Yukako.

"Kalau bertemu, pernah sekali," jawab Karma dengan senyum culasnya. Manami menatap Karma dengan kerutan halus di dahinya -mengingat kejadian saat dirinya dibawa lari oleh Karma dari orangtuanya dulu. Ambigu 'ya?

Kedua orangtua Karma, beserta ketiga tamu yang dibawanya kini menatap Karma dengan pandangan sedikit terbelalak -sedikit tidak menyangka atas jawaban yang diberikan Karma.

"Aku tak tahu kalau kau sudah sampai sejauh itu," ucap Kenjirou -ayah Karma- dengan seringai tipis. Karma tertawa sarkastik mendengar perkataan ayahnya, membuat semua yang ada di sana menatapnya heran.

"Tou-san, kau salah paham," ucap Karma dengan senyum miring yang terkesan mengejek. "Aku menemui mereka untuk membawa lari Manami dari mereka," lanjutnya dengan seringai lebar.

Manami yang tadi hendak meminum cokelat hangatnya pun hampir tersedak saat mendengar lanjutan dari perkataan Karma. Begitupun dengan yang lain, yang kini tengah memasang wajah antara terkejut dan heran atas ucapan ambigu Karma.

"Jadi, hubungan kalian tidak direstui oleh orangtuanya?" tanya Yukako dengan nada sedikit meninggi. Karma berpikir sejenak, mencoba merangkai kata yang kiranya cocok untuk menjelaskan situasi saat itu.

"Panjang ceritanya. Aku malas menjelaskan," ucapnya disertai helaan napas lelah. Manami tersenyum maklum -mengingat sifat Karma yang tidak suka dengan sesuatu yang merepotkan.

"Jelaskan sekarang, Karma."

Dahi Karma mengerut saat mendapati nada suara ayahnya yang kini terkesan mengancam. Ia mendengus karena perubahan sikap ayahnya. Ini akan merepotkan.

"Kenji."

Perhatian teralih pada pria paruh baya yang menjadi tamu kedua orangtua Karma. Melihatnya yang mulai angkat suara, membuat Karma mengerutkan keningnya dan mulai memperkirakan setiap situasi yang mungkin terjadi selanjutnya.

"Ah, maaf. Aku lupa kalau ada kau dan keluargamu, Sou," ucap Kenjirou dengan senyum simpulnya. Pria paruh baya dengan nama lengkap Okuda Souji itu pun mendengus pelan, menanggapi kalimat yang dilontarkan sahabat lamanya itu.

"Ingat ceritaku beberapa hari lalu?" tanya Souji membuka topik pembicaraan. Pembicaraan pun menjadi pembicaraan dua arah antara Souji dengan Kenjirou -Yukako beserta istri dan putri sulung Souji pun menjadi pendengar pembicaraan mereka. Sedangkan Karma memilih untuk menjelaskan kesalahan pada penulisan kata di laporan pekerjaan Manami pada yang bersangkutan.

"Kenapa tiba-tiba membahas itu? Mengenai putri keduamu yang kau usir 'kan?"

Karma melirik sesaat pada ayahnya dan Souji secara bergantian, lalu kembali fokus pada lembar laporan Manami. Manami sendiri menelan salivanya saat mendengar arah pembicaraan yang terkesan berat itu.

"Hm. Kurasa, masalah itu sudah selesai," kata Souji dengan senyum tipis. Mengundang kerutan halus pada kening Kenjirou dan Yukako. Karma dan Manami saling pandang sesaat, mulai merasa kalau atmosfer di ruangan tersebut perlahan mulai mencair. Mungkin?

"Manami."

"Ya?"

Jawaban spontan yang Manami berikan pun membuat Kenjirou dan Yukako menatapnya heran. Souji tersenyum tipis sesaat, merasa lega karena Manami masih memberinya tanggapan atas panggilannya.

You Will Be Mine - KarManami [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang