Musim panas sudah tiba, membuat temperatur naik drastis. Menyebabkan banyak manusia enggan untuk keluar dari ruangan yang dipasangi pendingin ruangan.
Di musim seperti ini, kolam renang Kunugigaoka selalu menjadi incaran para murid untuk menyejukkan tubuh. Bagi murid di gedung utama, itu surga. Tapi bagi murid kelas E yang kelasnya berada di atas bukit, itu neraka.
Menyadari hal ini, Koro-sensei membuatkan sebuah kolam khusus untuk kelas E di belakang bukit. Hal ini pun mengundang antusiasme tersendiri bagi para murid kelas E yang merasa bangga dengan kepedulian Sang Guru -walau perasaan itu sirna setelah Koro-sensei bertindak seenaknya setelah itu.
Para murid pun bermain di kolam buatan Sang Guru. Sekedar bermain air, berenang, atau mengobrol di tepi kolam.
Karma memilih untuk duduk di tepi kolam, mengawasi sekitar. Mendapati banyak hal menarik yang tersuguh di depan mata. Mulai dari Nagisa yang membantu Kaede berkeliling kolam sambil mendorong pelampung yang dipakai Kaede, hingga Yuuma yang tengah berlomba dengan Megu dalam berenang.
Tapi yang menarik perhatiannya hanya Manami yang kini sedang bercengkrama dengan Yukiko di sudut lain kolam renang. Pakaian renang sekolah yang dipakai Manami sangat ketat, sehingga memperlihatkan setiap lekuk tubuh Manami. Karma menyeringai melihatnya. Ini kesempatan langka baginya untuk melihat lekuk tubuh Manami.
"Siapa yang kau perhatikan 'heh?"
Karma menoleh, mendapati sosok Maehara Hiroto dan Okano Hinata yang berdiri di sampingnya. Tak biasanya mereka berdua menyapanya, pasti ada maksud.
"Kenapa kalian di sini?" tanya Karma dengan senyum culas miliknya. Hiroto mendengus dan memposisikan diri di samping Karma, sedangkan Hinata berdiri di samping Hiroto.
"Kau bilang menyukai Okuda 'kan?" tanya Hiroto dengan seringai. Karma meliriknya datar, sedangkan Hinata menatap Karma tak percaya.
"Tunggu. Apa itu benar, Karma?" tanya Hinata tak percaya. Karma kembali menunjukkan senyum culasnya, membuat Hinata tak mengerti dengan maksud dari senyum itu.
"Jadi, kau memperhatikannya 'kan?" tebak Hiroto dengan seringainya. Karma membalas pertanyaan Hiroto dengan seringai yang sama. Hinata yang mendengar pembicaraan mereka merinding sesaat.
Padahal Hinata berniat mengajak Hiroto berlomba dalam kecepatan berenang, tapi Hiroto menolak dan bilang kalau ia ada sedikit urusan. Hinata yang penasaran pun mengikuti Hiroto dan berakhir berada di tepi kolam tempat Karma berdiri. Dan dirinya pun terlibat dalam pembicaraan antar lelaki antara Hiroto dan Karma.
"Aku tak menyangka kau akan memperhatikan tubuh Okuda saat di kolam," ucap Hiroto dengan seringai yang sama. Hinata hanya mengerutkan keningnya dalam -sepertinya pembicaraan ini akan berujung menjadi vulgar, batinnya menduga.
"Itu normal 'kan? Aku juga lelaki, jadi wajar jika tertarik dengan tubuh lawan jenis," balas Karma dengan seringai lebar. Jika bukan Karma yang mengatakannya, mungkin Hinata sudah menendang wajahnya -Hinata tak bisa menendang Karma, karena ia tahu kalau Karma pasti bisa menghindari tendangannya.
"Tak kusangka akan mendengar kalimat seperti itu darimu, Karma. Kupikir kau tidak tertarik dengan hal semacam itu -terlebih, kau membubarkan acara mengintip kami saat di pemandian karena kami membicarakan dada Okuda," ucap Hiroto dengan senyum miring -tak menyadari aura mengerikan yang mulai muncul dari Hinata. Karma hanya tersenyum manis mendengar komentar Hiroto.
"Sebaiknya, kau lebih menyaring ucapanmu, Maehara. Kau bisa kena celaka karena ucapanmu barusan," saran Karma dengan senyum miring. Hiroto mendengus geli mendengar saran Karma.
"Mana mungkin aku celak--"
Hiroto pun tak sempat menyelesaikan ucapannya -karena tendangan Hinata mengenai wajahnya telak, dan mengirimnya ke sisi lain kolam renang.
"Cih, jadi dia ikut mengintip saat di pemandian," umpat Hinata dengan pandangan jengkel. Karma tertawa puas melihat kejadian barusan -kejadian langka 'kan, melihat Sang Cassanova Kelas ditendang tepat di wajah seperti tadi.
"Hoi, Karma."
Karma menoleh, mendapati Hinata menatapnya datar. Otak Karma mulai berpikir, apakah dirinya juga akan kena tendangan Hinata atau tidak -mengingat ia dan Hiroto baru saja membahas hal vulgar di depan wanita.
"Kau serius menyukai Okuda?" tanya Hinata serius. Karma tersenyum miring mendengarnya.
"Kenapa kau bertanya?" tanya Karma balik dengan senyum menantang. Hinata mendengus kesal.
"Aku akan menendang wajahmu jika kau mempermainkannya," kata Hinata dengan wajah serius. "Aku tak suka melihat pria mempermainkan perasaan perempuan seenaknya. Lagipula, ia temanku juga," tambahnya dengan pandangan serius.
Karma hanya menanggapinya dengan senyum miring, membuat Hinata menatapnya jengkel.
"Tenang saja, aku serius 'kok," ucap Karma dengan senyum simpul. "Jangan samakan aku dengan Si Cassanova Kelas itu," tambahnya dengan senyum miring. Hinata meresponnya dengan dengusan geli.
"Walau kau menyukai Cassanova itu 'sih."
Wajah Hinata memerah mendengar kalimat tersebut. Ia pun menoleh ke samping, berniat menendang Karma atas ucapannya barusan. Sayangnya, Karma sudah tak ada di posisinya. Hinata melihat ke sekitar kolam, dan mendapati Si Kepala Merah itu sedang bicara dengan Manami. Hinata mendengus.
Kalau dia macam-macam dengan Okuda, aku akan menghabisinya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Will Be Mine - KarManami [Complete]
FanfictionKisah Karma tentang bagaimana perjuangannya untuk mendekati sang Poison Glasses. KarManami (Drabble) Assassination Classroom © Yusei Matsui