8. First Impression

3.9K 418 41
                                    

Hening meliputi lapangan sekolah milik kelas 3-E Kunugigaoka. Para murid yang baru saja selesai belajar olahraga pun terdiam menatap sosok yang tengah berjalan menuju wali kelas mereka.

Sebuah senyum manis terukir di wajah pemuda berambut merah yang berdiri di hadapan sosok gurita kuning raksasa -sang wali kelas. Mereka saling berjabat tangan diiringi perkenalan singkat dari si pemuda merah, sebelum sang gurita kuning langsung melompat ke belakang dengan keringat dingin yang mengalir perlahan di pelipisnya.

Manik mata tiap murid terbelalak saat mendapati salah satu tentakel sang gurita hancur. Melihat pertama kalinya tentakel sang gurita di hancurkan, membuat para murid terkejut -tak terkecuali staff pemerintah, Karasuma Tadaomi, yang berdiri tak jauh dari keduanya.

Okuda Manami menelan salivanya berat. Melihat pemandangan tadi membuatnya terkejut, sekaligus takut dan kagum yang bercampur. Membuat jantungnya berdebar akibat terkejut dan rasa kagum akan aksi si pemuda merah.

Dia hebat!
.
.
.
Tes kecil sedang diadakan, membuat seluruh murid diam di tempat sambil berusaha fokus untuk menyelesaikan tiap soal di hadapan mereka. Sayangnya, mereka tak bisa fokus karena suara yang ditimbulkan oleh sang gurita yang tengah murung.

Keheningan pun tak lama berlangsung, sang pemuda merah bernama Akabane Karma itu pun kembali menyulut amarah sang guru. Sekelas hanya bisa diam mendengarkan perbincangan keduanya mengenai es krim yang ada di tangan Karma.

Sebelum hal mengejutkan kembali terjadi. Tentakel gurita tersebut kembali terluka karena peluru BB anti-sensei yang disebar dilantai dekat meja Karma. Ia kembali bermain licik untuk melukai sang guru.

Setelah mengucapkan serentetan kalimat -yang cukup mengerikan- pada sang guru, Karma pun berjalan meninggalkan kelas dengan senyum penuh arti.

Manami kembali menelan salivanya. Apa yang diucapkan pemuda itu menyeramkan, bahkan sampai bawa-bawa orangtuanya.

Tapi ia paham kalau Karma tengah menyudutkan sang guru dengan kalimatnya tadi.

Dia licik, tapi pintar dan hebat. Bagaimana aku mendeskripsikannya?
.
.
.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Manami mendengar nama Akabane Karma. Ia sering mendengar nama itu sebelumnya -terutama dari para siswi. Banyak yang memuji, namun tak sedikit juga yang menyindir.

Pintar, sering dapat skors, terlibat perkelahian, sering bolos, tampan, tinggi, dan beberapa pendapat lainnya.

Manami juga yakin kalau dirinya sering melihat pemuda tersebut sebelumnya -di perpustakaan terutama. Ia langsung mengenalinya dari warna rambutnya yang unik. Manami sempat berpikir warna rambutnya itu dicat atau memang alami.

Tapi, ini pertama kalinya ia mengetahui nama pemuda itu. Kesan pertamanya untuk pemuda itu tidak begitu bagus. Mengingat kelicikan yang dipakainya dalam melukai sang guru -walau diizinkan.

Tapi hal itu membuatnya menarik satu kesimpulan pasti yang harus ia lakukan.

Aku harus menjauhi pemuda itu. Dia berbahaya.

You Will Be Mine - KarManami [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang