Kyoto adalah tempat wisata yang cukup terkenal di Jepang. Salah satu daya tariknya adalah pemandian air panas atau onsen. Karena alasan itulah seluruh murid kelas E saat ini tengah berada di salah satu pemandian air panas di Kyoto -sayangnya Koro-sensei tidak ikut karena tidak tahan dengan panas dan kedua guru lainnya tak ikut karena ada sedikit urusan.
Ah, ada beberapa murid juga yang tak ikut, diantaranya Terasaka Ryouma, Muramatsu Takuya dan Yoshida Taisei.
Suasana di pemandian lelaki terlihat ramai. Ada yang berendam, saling menggosok punggung, mengobrol dan lainnya. Tapi tidak dengan Okajima Taiga yang sibuk dengan kegiatannya saat ini.
Ia terus berjalan bolak-balik di samping pagar kayu yang menjadi pemisah antara pemandian wanita dengan pemandian lelaki. Berharap dapat menemukan sebuah lubang kecil untuk mengintip situasi pemandian wanita.
Dan keberuntungan berpihak padanya.
"HEI, AKU MENEMUKAN LUBANG DI PAGAR PEMISAH!!!!"
Maehara Hiroto yang sebelumnya sedang mengobrol dengan Isogai Yuuma pun langsung menoleh ke arah Taiga. Begitu pun dengan Sugaya Sousuke, Kimura Masayoshi, dan beberapa anak lelaki lainnya -kecuali Nagisa yang tidak tertarik, Karma yang tidak peduli, serta Chiba Ryuunosuke dan Yuuma yang tidak mau terlibat.
Para anak lelaki itu pun berkumpul di tempat Taiga berada, secara bergantian mengintip dari lubang yang ditemukan oleh Taiga.
"Kataoka-san akan marah kalau tahu hal ini," ucap Yuuma dengan senyum miris. Nagisa dan Ryuunosuke mengangguk setuju.
Keempatnya berendam di kolam air panas, bersandar pada bebatuan yang disusun rapi di tepi kolam. Karma menengadahkan kepalanya ke atas, berusaha menghilangkan setiap ketegangan pada ototnya. Hari pertama di Kyoto sangat melelahkan. Ditambah, kelompoknya terlibat dengan beberapa berandalan tadi.
"Karma."
Karma menatap malas pada Ryuunosuke. Yuuma dan Nagisa menatapnya datar. Karma mengernyit heran dengan maksud tatapan dari teman-temannya. Apa ia melewatkan sesuatu?
"Kau dengar apa yang tadi dikatakan mereka tidak?" tanya Ryuunosuke dengan ibu jari kanannya yang menunjuk ke gerombolan Taiga dan yang lainnya. Karma menggeleng acuh. Nagisa dan Yuuma saling pandang sesaat.
"Coba curi dengar pembicaraan mereka. Kurasa kau akan tertarik dengan topik bahasan mereka," saran Nagisa dengan senyum penuh arti.
"Aku tak tertarik dengan pembicaraan mesum mereka," balas Karma acuh.
"Coba dengarkan saja dulu, Karma," bujuk Yuuma dengan senyum khasnya.
Karma mengernyit heran. Dari posisinya saat ini, mendengar pembicaraan gerombolan Taiga dan yang lainnya itu mudah -karena mereka bicara dengan volume cukup keras dan indera pendengaran Karma juga cukup tajam. Tapi kenapa tiga temannya begitu memaksa?
Karma mendengus, lalu mulai memfokuskan dirinya untuk mendengarkan isi pembicaraan Taiga dan yang lainnya.
"Kau dengar? Nakamura bilang, kulit punggung Okuda itu putih!"
"Nakamura juga bilang kalau kulit Okuda halus."
"Nakamura bilang, dada Okuda-"
Yuuma, Ryuunosuke dan Nagisa menatap Karma lurus, menunggu reaksi dari si rambut merah yang kini ekspresinya tak bisa ditebak karena tertutup rambutnya.
Mereka memberitahu Karma mengenai topik pembicaraan gerombolan para pengintip itu karena beberapa alasan. Alasan pertama, saat survei perempuan di kelas yang disuka, Karma memilih Okuda. Alasan kedua, jika Karma tak senang dengan isi pembicaraan para pengintip itu, ia pasti akan membubarkan para pengintip itu secara paksa.
Jadi, apa reaksi Karma?
.
.
.
Nakamura Rio tersenyum senang saat melihat wajah Manami yang sedikit memerah saat ini. Sedikit menggoda Manami tak apa 'kan?"Jadi, menurutmu siapa siswa paling keren di kelas kita?" tanya Rio mengulang pertanyaannya. Manami menundukkan kepalanya seraya berpikir. Rio masih tersenyum menunggu jawaban Manami.
"Keren yang seperti apa?" tanya Manami ragu, mencoba bertanya lebih spesifik tentang pertanyaan Rio.
"Keren secara fisik dan penampilan. Menurutmu siapa?" kali ini Rio menunjukkan seringai. Manami berpikir sejenak.
"Kalau fisik... Mungkin, Karma-kun," jawab Manami dengan senyum kecil. Seringai Rio makin melebar. Manami mengambil umpan pancingannya.
"Kau akrab dengannya 'ya?" tanya Rio antusias dengan seringai yag masih terpasang di wajahnya. "Hmm... Tidak terlalu 'sih... Hanya saja, menurutku dia tidak terlalu menyeramkan," jawab Manami dengan jujurnya, membuat seringai Rio semakin lebar.
Sebelumnya, Rio dengar dari Kaede dan Yukiko kalau Karma menyukai Manami. Dan ia tertarik dengan kebenaran dari ucapan Kaede dan Yukiko. Karena ia sendiri sangat tertarik dengan kisah percintaan antar teman sekelas.
"Nakamura-san menyukai Karma-kun 'ya?" tanya Manami dengan senyum manis. Rio menatap tak percaya pada Manami. Kenapa ia bisa berpikir begitu?
"Tidak, Okuda-san. Aku tidak menyukainya," ucap Rio dengan senyum manis. Manami menatap Rio dengan kerutan jelas di keningnya.
"Tapi, daritadi kau terus menanyakan tentang Karma-kun," kata Manami lagi. Rio menggeleng pelan.
"Aku hanya sedang berusaha membantunya untuk mendekati gadis yang disukainya," ucap Rio dengan senyum bangga -dan membuat gadis yang disukainya peka, tambahnya dalam hati. Manami menatap Rio tak mengerti. Kalau ingin membantu Karma, kenapa Rio justru bicara dengannya?
"A-ano... Lalu, kenapa kau bertanya padaku?" tanya Manami tak mengerti sambil menunjuk dirinya sendiri. Rio menyeringai mendengar pertanyaan Manami.
"Itu-"
"KYAAAAaaaaa!!!"
Teriakan melengking yang berasal dari pemandian lelaki itu pun memotong ucapan Rio. Dan teriakan tersebut berhasil menarik perhatian seluruh siswi yang berada di pemandian wanita. Saling tatap satu sama lain dan memberi kode untuk diam dan mencoba memahami situasi yang terjadi di pemandian sebelah.
"UWAAA!! KARMA, HENTIKAN!!! KAMI TAK AKAN MENGINTIP LAGI!! KAMI TAK AKAN MEMBICARAKAN OKU- KYAAAAAaaa!!!"
Pemandian wanita langsung hening. Tak ada satu pun membuka suara setelah lengkingan penuh penderitaan itu terdengar dari pemandian sebelah.
Di sisi lain, Rio mengerti situasi yang terjadi di pemandian lelaki. Ia berspekulasi kalau ada yang mengintip pemandian wanita dan membicarakan Manami. Selanjutnya, Karma mengamuk karena tak suka dengan isi pembicaraan para pengintip tersebut.
Seringai Rio melebar, dalam hati puas dengan spekulasi yang dibuatnya barusan.
Karma dengan Okuda-san 'ya? Sepertinya menarik~
KAMU SEDANG MEMBACA
You Will Be Mine - KarManami [Complete]
FanfictionKisah Karma tentang bagaimana perjuangannya untuk mendekati sang Poison Glasses. KarManami (Drabble) Assassination Classroom © Yusei Matsui