Situasi dan kondisi yang terjadi pada Manami, sudah diceritakan oleh yang bersangkutan secara detail. Dirinya dan Karma tiba di kelas pada jam pelajaran ke tiga. Dan keduanya langsung diserbu oleh puluhan pertanyaan dari Sang Guru dan teman-teman sekelas mereka yang khawatir. Hingga akhirnya, Manami harus menceritakan semuanya pada mereka.
Respon mereka tak banyak. Yang pasti, keheningan panjang sempat terjadi di kelas tersebut setelah Manami selesai bercerita. Koro-sensei tertawa pelan, menarik perhatian seluruh siswa di kelas pada dirinya.
"Bagaimana kalau kita membantumu mencari apartemen, Okuda-san?" tawar Koro-sensei -dalam hati mulai merencanakan sederetan kejadian untuk Manami dengan Si Kepala Merah yang tengah tertidur di bangkunya.
"Ah, benar!! Kita bisa membantunya mencari apartemen yang murah untuk ditinggali," kata Kurahashi Hinano dengan senyum riang. Beberapa dari mereka mengangguk setuju.
"Kalau kau mau, aku bisa membantumu mencarikan pekerjaan paruh waktu. Aku punya cukup banyak kenalan," tawar Yuuma dengan senyum ikemen miliknya.
"Kalau begitu, sepulang sekolah kita akan mulai mencari apartemennya. Agar kau bisa segera pindah ke sana, Okuda-san," ucap Yukiko dengan senyum tipis.
Semua murid di kelas mulai menyusun berbagai rencana untuk membantu Manami. Mulai dari menemukan apartemen murah, hingga pekerjaan paruh waktu. Bahkan Ryouma, Muramatsu Takuya, Yoshida Taisei, dan Hazama Kirara berencana untuk mencarikan apartemen murah di sekitar rumah mereka -mereka bilang, di sekitar rumah mereka ada beberapa apartemen.
Mendengar perbincangan antusias teman sekelasnya, Manami hanya bisa tersenyum haru. Tidak menyangka kalau teman-temannya akan seperhatian ini padanya.
"Baiklah, semuanya! Mohon perhatiannya!"
Kelas hening, Koro-sensei yang sebelumnya berteriak meminta perhatian pun tertawa sesaat.
"Kalian bisa menyusun rencana kalian untuk pulang sekolah di jam makan siang nanti. Untuk saat ini, bagaimana kalau kita saling cerita satu sama lain?" saran Koro-sensei dengan senyumnya yang menjadi sedikit lebih lebar dari sebelumnya. Beberapa murid protes tak setuju.
"Ayolah! Okuda-san sudah cerita tentang masalah yang dimilikinya. Kalian semua juga harus cerita!! Supaya adil!" katanya lagi dengan nada merajuk yang kentara. Para murid kelas E saling pandang sesaat, sedangkan Manami hanya bisa menatap sekitarnya dengan perasaan tak enak. Bagaimanapun, menceritakan masalah yang dimiliki pada banyak orang itu bukanlah hal mudah. Ia jadi merasa tak enak dengan semuanya, karena dirinyalah Koro-sensei mengambil keputusan secara sepihak tersebut.
"Bagaimana kalau kita lakukan saja? Lagipula, kita bisa saling mengenal satu sama lain jika kita tahu masalah yang dimiliki oleh masing-masing dari kita. Dan, siapa tahu kita juga bisa saling bantu untuk memecahkan masalah tersebut?" kata Yuuma yang kini berdiri dari kursinya dan menyuarakan pendapatnya.
Mereka saling pandang sejenak, sebelum mereka mulai mengangguk menyetujui pendapat Sang Perwakilan Kelas.
Netra mercury milik Karma terbuka perlahan. Kepalanya masih ia sembunyikan di antara kedua lengannya yang ia lipat di atas meja. Ia menatap Manami yang duduk di kursinya dalam diam. Senyum tipis terukir di wajah bulat Manami, membuat Karma merasa lega karena keputusannya membawa Manami ke kelas adalah tepat.
Untung kelas ini memiliki kekompakkan yang tinggi. Yah, setidaknya Okuda-san sudah bisa tersenyum. Sepertinya, aku harus sedikit berterimakasih pada Koro-sensei karena sudah membuat kelas ini menjadi solid.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Will Be Mine - KarManami [Complete]
FanfictionKisah Karma tentang bagaimana perjuangannya untuk mendekati sang Poison Glasses. KarManami (Drabble) Assassination Classroom © Yusei Matsui