Hari kedua di Kyoto, malam terakhir kegiatan karyawisata para murid Kunugigaoka. Malam yang sunyi diikuti dengan angin yang berhembus perlahan, menciptakan suasana yang sangat sempurna bagi para pasangan.
Rasa bosan yang menyerang Karma beberapa saat lalu membuatnya menyusuri lorong penginapan yang sunyi. Ia hendak menuju mesin penjual minuman yang terletak satu ruangan dengan mesin permainan yang pada malam sebelumnya dimainkan Yukiko. Ia tahu letaknya dari Nagisa.
Di kamar para siswa, mereka sibuk membicarakan para siswi -terutama Taiga yang memulai pembicaraan dengan penuh semangat. Ini adalah alasan kenapa Karma meninggalkan ruangan tersebut -ia tak mau mengulangi kejadian saat di pemandian kemarin.
Setibanya di ruangan tersebut, manik mercury milik Karma sedikit melebar sesaat. Mendapati sosok Manami yang duduk di depan mesin permainan dengan wajah serius. Bahkan sampai tidak menyadari keberadaan dirinya yang sudah berdiri di belakangnya.
Tak lama setelah Karma tiba di sana, layar mesin tersebut menunjukkan tulisan 'YOU LOSE' yang membuat tubuh Manami langsung lemas diikuti helaan napas lelah. Karma menyeringai melihatnya.
Ia bisa sedikit modus di sini.
"Okuda-san."
Tubuh Manami menegang sesaat kala dirinya merasakan sensasi geli yang ditimbulkan dari hebusan napas di telinganya. Sebuah seringai terbentuk jelas di wajah Karma saat melihat reaksi Manami.
"K-Karma-kun?! S-sejak kapan?!"
Karma tertawa pelan, lalu menjawab, "Sejak tadi, kurasa." Wajah Manami sedikit memerah mendengar jawaban Karma. Karena itu berarti Karma melihatnya saat sedang memainkan mesin permainan tersebut.
"Aku tak menyangka kalau Okuda-san tertarik dengan game," kata Karma sambil mendudukkan diri di samping Manami. Manami tertawa canggung mendengarnya.
"Aku hanya penasaran. K-Kanzaki-san memainkannya kemarin. Dan ia terlihat sangat menikmatinya. A-aku hanya ingin mencoba 'sih," kata Manami dengan senyum canggung. Karma menyeringai tipis mendengarnya.
"Mau kuajarkan?" tawar Karma dengan senyum. Manami mengangguk semangat sebagai balasan, membuat Karma menyeringai dalam hati.
Rencananya sukses. Dirinya berhasil duduk bersisian dengan Manami. Ditambah dengan bahu mereka juga saling bersentuhan. Modus yang ia rencanakan berhasil.
Dan rencana awalnya untuk membeli susu kotak strawberry pun terlupakan.
.
.
.
Beranjak dari ruangan di mana Karma dan Manami berada, terlihat sosok Nagisa, Kaede, Rio, Yuuma dan Kataoka Megu yang berdiri di luar ruangan. Mencuri dengar apa yang dibicarakan oleh Karma dan Manami di dalam."Wuaa... Frontal sekali," komentar Rio dengan seringai lebar. Yuuma tersenyum miring mendengarnya, merasa tak nyaman dengan aksi mereka saat ini.
"Sebaiknya kita tidak mengganggu mereka," saran Yuuma dengan senyum lemah, dalam hati menyesal karena sudah menguntit Karma atas saran Nagisa tadi. Dan dirinya serta Nagisa tak sengaja berpapasan dengan Rio, Kaede dan Megu saat sedang mengikuti Karma dari jauh. Hingga situasi saat ini bisa terbentuk.
"Tidak, tunggu sebentar lagi," kata Megu pelan. Yuuma terperajat kaget mendengar kalimat itu dari Megu. Jika dari Rio atau yang lain, ia maklum. "Aku khawatir dengan Okuda-san," tambah Megu, membuat Yuuma mengerti dengan rasa kekhawatiran Megu selaku ketua para siswi di kelas.
Yuuma hanya bisa diam memperhatikan teman-temannya itu menguping. Dari dalam ruangan tersebut hanya terdengar suara dari mesin permainan yang sedang dimainkan Karma dan decak kagum dari Manami.
Beberapa saat kemudian, suara mesin permainan terhenti. Dialog antara Karma dan Manami pun kembali terdengar, membuat para penguping itu menajamkan pendengaran mereka. Awalnya hanya dialog biasa, tentang cara Karma memenangkan permainan tersebut. Tapi, topik berganti tak lama setelah itu.
"Um... A-aku boleh tanya sesuatu, Karma-kun?"
"Tentu. Mau tanya apa?"
"A-ano... Rambutmu di cat atau asli?"
Para penguping itu diam sejenak. Topik kali ini terdengar agak konyol di telinga mereka -berbeda dengan Rio yang menyeringai senang mendengar topik tersebut.
"Hee... Kau pikir aku mengecatnya 'ya, Okuda-san?"
"T-tidak, bukan begitu! A-aku hanya penasaran!"
"Ini asli 'kok. Turunan dari ibuku."
"Kita kembali saja 'yuk," ucap Yuuma setengah berbisik. Keempat temannya itu menatapnya datar dan menggeleng serempak. "Sebentar lagi," balas Megu pelan. Yuuma menghela napas pasrah.
"B-boleh aku menyentuhnya?"
Nagisa, Kaede, Rio, Megu dan Yuuma terbelalak kaget mendengar permintaan Manami. Mereka bisa duga kalau Karma sedang menyeringai senang sekarang.
"Boleh saja, Okuda-san."
Megu yang berdiri dekat daun pintu ruangan tersebut pun berjongkok, lalu mulai melongokkan kepalanya sedikit, guna melihat situasi di dalam. Rio yang berdiri di samping Megu pun sedikit merendahkan tubuhnya untuk ikut mengintip situasi di dalam. Sedangkan Nagisa dan Kaede -yang berdiri di sisi lain daun pintu- sudah sejak awal mengintip situasi di dalam. Berbeda dengan Yuuma yang berdiri di samping Rio sambil menghela napas lelah.
Manik emerald milik Megu melebar saat melihat situasi di dalam. Karma dan Manami duduk bersisian di depan mesin permainan, dengan kepala Karma yang beristirahat di bahu kiri Manami. Tangan kanan Manami terlihat sedang memainkan rambut Karma, sedangkan tangan kirinya diletakkan di tepi kursi panjang tempat mereka duduk.
"Okuda-san itu sangat tidak peka 'ya," ungkap Rio dengan senyum miris -merasa kasihan dengan teman merahnya yang tidak ter-notice. Kaede dan Nagisa mengangguk setuju. Megu mendengus pelan dan Yuuma hanya tersenyum tipis mendengarnya.
"Ini 'sih terlalu terang-terangan," komentar Megu pelan dan mulai berdiri dari posisi berjongkoknya. "Kita kembali," tambahnya dan mulai berbalik menuju kamar para siswi.
Nagisa, Kaede, Rio dan Yuuma saling pandang sesaat, sebelum mereka mulai mengikuti Megu meninggalkan Karma dan Manami di ruangan tersebut.
Yang tidak mereka tahu adalah keberadaan Koro-sensei yang berdiri tak jauh dari posisi mereka mengintip sebelumnya. Wajahnya sudah berubah menjadi warna merah muda sekarang.
Nyuu, ini akan jadi bahan bagus untuk novelku. Karma-kun, kau harus berjuang lebih keras untuk membuat Okuda-san peka~
KAMU SEDANG MEMBACA
You Will Be Mine - KarManami [Complete]
FanfictionKisah Karma tentang bagaimana perjuangannya untuk mendekati sang Poison Glasses. KarManami (Drabble) Assassination Classroom © Yusei Matsui