Masa lalu Koro-sensei sudah terungkap. Begitupun dengan semua rahasia yang selama ini ia sembunyikan dari murid-muridnya. Waktu untuk para murid mengambil keputusan pun tiba. Keputusan untuk melanjutkan pembunuhan mereka, atau menghentikan pembunuhan mereka dan menyelamatkan Koro-sensei.
Mereka diminta untuk mengambil keputusan segera. Dikarenakan perbedaan pendapat antara dua murid paling berpengaruh di kelas -Nagisa dan Karma. Kelas mereka pun terbagi menjadi dua kubu -Tim Biru untuk menyelamatkan, dan Tim Merah untuk membunuh. Dengan Nagisa sebagai ketua Tim Biru, dan Karma sebagai ketua Tim Merah.
Mengeluarkan setiap kemampuan mereka dalam medan perang buatan Koro-sensei. Memberikan yang terbaik demi kemenangan tim yang dipilih.
Beberapa waktu berselang, pertempuran buatan itu pun berakhir. Diakhiri dengan pertarungan satu lawan satu antara Ketua masing-masing tim. Dengan kemenangan di tangan Nagisa -Karma memutuskan untuk menyerah.
Seusai pertempuran tersebut, mereka pun mulai kembali berbaur satu sama lain. Saling berbincang seakan pertarungan yang baru terselesaikan tersebut tak pernah terjadi. Hal ini pun membuat Koro-sensei puas dalam hati.
Gurita tersebut mengumpulkan setiap muridnya, memberikan beberapa kata pada mereka. Lalu membubarkan mereka karena hari mulai sore.
Netra mercury milik Karma memicing saat melihat sosok Akari, Manami dan Yukiko dari kejauhan. Ketiganya terlihat sedang bercengkrama dengan sedikit senda gurau.
Pandangannya melembut, teringat dengan kejadian beberapa saat lalu. Dirinya sebagai ketua dari Tim Merah. Sedangkan Manami, memilih untuk mengikuti Tim Biru. Sedikit rasa iri dan kecewa ia rasakan saat itu. Tapi, ia juga sudah menduga kalau Manami akan lebih memilih Tim Biru. Karena Manami terlalu baik untuk melakukan pembunuhan.
Ia menggelengkan kepalanya pelan, berusaha menghilangkan pemikirannya barusan dan fokus untuk menatap ketiga siswi yang berdiri sepuluh meter dari tempatnya berdiri saat ini.
Manik matanya sedikit melebar saat mendapati sosok Nagisa yang masuk dalam lingkaran ketiga gadis yang sedang ia perhatikan. Nagisa terlihat sedang membicarakan sesuatu yang penting dan tengah memohon akan suatu hal. Tak lama setelah itu, Nagisa pun pergi dengan Akari yang mengekor di belakangnya.
Tersisa Manami dan Yukiko yang saat ini sedang saling tatap dengan senyum manis milik mereka.
Karma menyeringai lebar saat dirinya mendapatkan sebuah ide untuk mendekatkan diri dengan Manami -lagi. Semoga saja kali ini Manami peka.
Ia pun segera menghampiri kedua gadis yang masih mengobrol itu, menepuk bahu Manami, dan menjadi pusat pandangan Manami dan Yukiko yang menatapnya penuh tanya.
"Aku boleh pinjam Okuda-san sebentar, Kanzaki-san?" tanya Karma dengan senyum culas. Yukiko yang mengerti maksud di balik ucapan Karma pun tersenyum manis, lalu mengangguk tanda memperbolehkan. "Terima kasih," lanjutnya sambil menjauh dari Yukiko dengan tangannya yang menarik pergelangan tangan Manami yang kini menatapnya heran.
"Okuda-san, aku boleh minta tolong?" tanyanya saat dirinya dan Manami tiba di dalam kelas mereka yang kosong -sebagian besar murid ada di luar gedung sekolah, dan ada yang sudah pulang. Manami mengangguk pelan sebagai jawaban -dengan matanya yang masih menatap Karma heran.
"Kau bisa mengobati lukaku?"
Mata Manami mengerjap dua kali -menimbulkan kesan lucu pada ekspresinya yang terlihat terkejut. Karma tertawa pelan melihat reaksi Manami. Membuat Manami mulai salah tingkah karena malu akan dirinya yang merespon lambat.
"B-boleh! T-tunggu sebentar, aku akan ambil kotak p3k dulu!" ucapnya sambil berlari dengan gugup menuju ruang guru. Karma kembali menyeringai senang melihat reaksi Manami.
Tak lama kemudian, Manami kembali dengan kotak p3k di tangan. Meletakkan kotak tersebut di meja terdekat, lalu menarik kursi dan menghadapkannya ke depan Karma untuk dirinya.
Ia duduk di hadapan Karma dengan ekspresi gugup yang terlihat jelas. Membuka kotak yang tadi di ambilnya dan mengeluarkan alkohol, dan kapas untuk membersihkan luka ringan yang Karma miliki.
Ia membersihkan setiap luka ringan dan lecet yang terlihat dengan hati-hati. Saat ia membersihkan lecet yang ada di sudut bibir Karma, dirinya menjadi bertambah gugup karena Karma yang terus memandanginya sejak tadi.
"S-sudah selesai," gumam Manami pelan.
"Belum selesai 'lho," kata Karma dengan seringai tipis. "Kau belum mengobati yang di punggung," lanjutnya dengan senyum yang sama.
Manami berpikir sejenak, sebelum mulai memutar kursinya ke posisi di belakang kursi Karma.
"A-anoo... Bagaimana aku mengobati luka di punggungmu?" tanya Manami dengan ekspresi polosnya. Karma tersenyum culas sesaat, lalu mulai melepas kaus hitam lengan panjang yang dipakainya. Pekikkan kecil hampir keluar dari mulut Manami saat melihat Karma yang melepas kausnya tanpa pemberitahuan. Untungnya, Manami masih bisa sedikit mengendalikan diri agar tidak memekik.
"Kalau seperti ini, kau bisa mengobatinya 'kan?" tanya Karma sambil sedikit menolehkan kepalanya ke belakang untuk menatap Manami. Manami menatap punggung Karma sejenak, mendapati banyak lecet di beberapa bagian.
"Lukamu di punggung, cukup banyak, Karma-kun," ucapnya sambil kembali membersihkan luka di punggung Karma. Mungkin, luka tersebut akibat Karma yang berkali-kali terbanting ke tanah oleh Nagisa.
Karma sesekali meringis pelan saat luka di punggungnya bertemu dengan kapas yang dibasahi oleh alkohol. Rasa sakit sekilas yang ia rasakan pun ia tahan. Demi jaga penampilan di depan Manami yang masih serius membersihkan lecet di punggungnya.
Setidaknya, yang membersihkan lukaku itu Okuda-san.
.
.
.
Saya cuma mau kasih tahu, untuk dua minggu ke depan saya akan jarang update. Karena kuota siang saya habis, yang tersisa cuma kuota malem... 〒▽〒
Sekian.Hicchi23
KAMU SEDANG MEMBACA
You Will Be Mine - KarManami [Complete]
FanfictionKisah Karma tentang bagaimana perjuangannya untuk mendekati sang Poison Glasses. KarManami (Drabble) Assassination Classroom © Yusei Matsui