48. Wedding Dress

2.9K 288 8
                                    

Words: 620
.
.
.
Gaun pengantin adalah salah satu elemen penting dalam acara pernikahan yang sakral. Karena itulah, Karma dan Manami tak mau asal pilih untuk pakaian yang akan dikenakan keduanya selama acara pernikahan mereka nanti. Walau acara pernikahan ini terkesan terburu-buru -salahkan ayah Karma yang meminta keduanya untuk segera menikah dalam waktu dekat.

Sudah dua jam keduanya berada di dalam butik milik kenalan Yukako -ibu Karma. Keduanya mengambil hari minggu untuk mempersiapkan pakaian mereka nanti. Awalnya, Karma pikir ini akan cepat selesai. Toh, hanya memilih pakaian, dan Manami bukanlah tipe wanita yang suka berlama-lama dalam berbelanja. Sayangnya, perkiraannya meleset.

Lagipula, kenapa semua gaun pengantin yang dicoba Manami rata-rata memiliki desaign yang cukup terbuka?

"Terlalu terbuka. Ganti."

Manami mendengus kecil. Ini sudah kesekian kalinya Karma menolak gaun yang dipilihkan oleh salah satu pekerja di butik tersebut untuknya. Untungnya, mereka sudah menemukan setelan yang pas untuk Karma gunakan -Karma memilih sendiri pakaiannya. Jadi, mereka hanya perlu memilih gaun untuk Manami, dan mereka bisa segera ke tempat pelaksanaan acara nanti untuk pemesanan tempat.

Sebenarnya, apa alasan Karma menolak semua gaun yang sudah Manami coba?

"Karma-kun."

Manami berjalan mendekati Karma yang tengah duduk di salah satu sofa dekat ruang ganti -masih menggunakan gaun yang sebelumnya ia coba.

"Umm... Semua gaun yang kucoba... tidak cocok 'ya?" tanya Manami ragu sambil mendudukkan diri di sofa -di samping Karma.

"Bukan. Cocok 'kok, semuanya cocok denganmu. Hanya -"

Kerutan halus tercipta di kening Manami, mencoba membaca ekspresi Karma saat ini.

"-itu tak cocok untuk di pakai di depan umum."

Kerutan di dahi Manami bertambah. Merasa tak mengerti dengan lanjutan dari ucapan Karma. Kenapa tidak cocok? Yang dia coba, semuanya 'kan gaun untuk acara pernikahan.

"M-mungkin, gaunnya memang tidak cocok untukku?"

"Bukan. Semuanya cocok, Manami. Kau cantik memakai semua gaun itu."

Merah mendominasi wajah Manami. Merasa terkejut dan malu karena ucapan spontan dari Karma.

Salah satu pekerja di butik tersebut -yang berdiri tak jauh dari keduanya- pun tertawa pelan mendengar pembicaraan keduanya. Terdengar manis dan lucu di telinganya.

"Lalu, apa masalahnya?" tanya Manami lagi setelah berhasil menenangkan dirinya dari rasa malu.

"Semua gaun itu terlalu terbuka."

Manami memiringkan kepalanya, tidak mengerti dengan maksud ucapan Karma yang kini menatapnya lurus. Lurus. Tunggu, terbuka?

Wajah Manami kembali memerah saat menyadari sesuatu yang cukup memalukan. Kedua tangannya ia gunakan untuk menutupi area bahunya yang kini sedikit terbuka karena gaun sample yang ia gunakan.

"Aku suka semua model gaun yang kau coba. Kau terlihat sangat cantik dan manis saat menggunakannya. Tapi, aku tak mau kau memakai semua gaun terbuka itu di tempat umum. Kalau di hadapanku seorang, aku tak keberatan."

Senyum lebar terukir jelas di wajah Karma. Sedangkan wajah Manami sudah memerah hingga telinga dan leher. Sungguh, melihat wajah memerah Manami rasanya menyenangkan.

"T-tapi, hampir semua gaun pernikahan itu terbuka 'kan?" tanya Manami dengan rona tipis yang masih membekas di pipinya.

"Tunggu sebentar," kata Karma sebelum ia pergi menghampiri salah satu pekerja di butik tersebut. Ia terlihat tengah membicarakan sesuatu yang cukup serius untuk beberapa saat. Setelah selesai, Karma pun kembali duduk di samping Manami.

"Mereka bilang, kita bisa memberikan desaign yang kita mau pada mereka. Dan, karena acara pernikahannya masih cukup lama, kita punya waktu untuk mengajukan desaign gaunnya pada mereka," jelas Karma dengan senyum merekah.

"Karma-kun mau membuat desaignnya?" tanya Manami dengan kerutan halus di dahinya.

"Tidak. Kita serahkan masalah desaign gaun pada Sugaya. Untuk make up, kita serahkan pada Yukimura-chan dan Yada-san," jawab Karma. Manami menanggapi dengan anggukkan setuju.

"Sekarang, sebaiknya kau segera ganti pakaianmu," saran Karma dengan seringai kecil.

"Ah iya, aku masih memakai gaunnya," gumam Manami pelan sambil berdiri dari sofanya dan berjalan menuju ruang ganti untuk mengganti gaun yang dipakainya dengan pakaian miliknya.

Aku harus segera menghubungi Sugaya untuk meminta desaign gaunnya.

You Will Be Mine - KarManami [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang