49. MILLIONAIRE

2.9K 136 9
                                    

CHAPTER FORTY-NINE

MILLIONAIRE

•••••

Apologies don't come in words

They come in changed behaviour

And if that doesn't change, sorry was never meant

-M. Mustun-

•••••

Arsene—yang baru kembali dari ruang kerjanya—mencomot beberapa potong kentang goreng milik kedua gadis di meja yang tak jauh dari meja kasir, lantas memenuhi satu kursi terakhir yang tersisa. "Kok sudah ada makanan dari McDonald's?"

"Lo terlalu lama sih, Bos, jadi pesan antar deh tadi," sahut Leah.

Alenta mengangkat satu dari lima dus ikonis yang telah ia beli. "Ini untuk Anda."

Mengintip ke dalam, Arsene menemukan makanan yang kerap tercatat dalam nota pembelian yang ia peroleh setiap kali bertandang ke restoran cepat saji nan kondang itu. Seniman sialan ini—yang roman - romannya makin kasmaran pada Alenta—tanpa sungkan memamerkan mahakaryanya. Ya, apalagi kalau bukan senyumannya? Ia terhasut oleh pikirannya sendiri yang main menyimpulkan bahwa Alenta menaruh kepedulian tinggi terhadapnya. Walah, kepercayaan dirinya sedang bukan main! Akan tetapi, memang tidak menutup kemungkinan rasa peduli itu perlahan menjelma sebagai rasa lain yang sejauh ini masih menjadi angan – angan Arsene semata.

"Arsene, kenapa? Mm, sepengamatan saya, Anda suka sekali dengan nugget mereka. Maaf bila salah—"

"Tidak, tidak, pilihan Anda tepat. Selain itu, sudah lama sejak terakhir kali saya membeli happy meal. Hanya saja, saya sudah bilang akan traktirkan, tapi pada akhirnya justru Anda yang mentraktir saya. Terima kasih, ya."

"My pleasure, Ar."

Sekonyong – konyong Leah bertanya, "By the way, sehabis putusnya lo sama Aiden, apakah lo bakal tetap join Arsene dalam mengurus @Apo11o?"

Arsene tertegun. Ia belum berpikir sampai ke sana. Seketika itu juga ia cemas, teramat menyayangkan apabila Alenta memutuskan untuk berhenti bertandem dengannya dalam mengelola fan account yang bak lem perekat keduanya. Di sisi lain, ia tak ingin memberatkan Alenta. Jika itu memang telah menjadi keputusannya, maka Arsene harus berbesar hati menerima dan sepenuhnya mendukung. Toh Arsene pikir usai kandasnya jalinan kasih Alenta dan Aiden, keterikatan dan ketertarikan gadis itu pada Ilios akan turut lenyap. Bilamana sudah begitu, ia harus bergegas mencari pendekatan lain perihal mengambil hati pujaannya tersebut.

"Tentu," tandas Alenta. "Memang benar Aiden yang memperkenalkan, yang bikin aku mulai terpincut sama Ilios. Akan tetapi, satu – satunya hal yang mampu bikin aku tetap merasa jatuh hati ya Ilios sendiri. Aku terlanjur nyaman jadi bagian dari keluarga besar ini. Satu patah hati gak akan mengalahkan beribu kebahagiaan yang udah aku dapat dari Ilios dan berjuta lainnya yang masih disiapkan olehnya."

Loyalitas Alenta sontak menenangkan badai yang sempat merundung benak Arsene. Ia lega mengetahui kontributor terbesar nan memiliki prospek bagus bagi nasib keberlanjutan relasinya dengan Alenta urung tergoyahkan.

"Namun, ada konsekuensinya, bukan? Ke depannya, Anda masih akan berjumpa dengan Aiden. Apakah Anda bisa menerima fakta itu? Apakah Anda yakin Anda akan baik – baik saja?" cecar Arsene.

"No, no, I don't mind at all and will be totally fine. But seriously, thanks for your concern."

"Lo tangguh, gue sih yakin lo pasti bakal baik – baik aja. Lagian masih banyak pemain di tim putra yang jauh lebih cakep dari Aiden. Ya, meskipun tetap aja gak ada yang bisa menandingi Keelan sih," kelakar Leah.

KICK OFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang