3. FIRST STEP

346 38 20
                                    

CHAPTER THREE

FIRST STEP

Setelah berdebat kecil dengan Damen, Alenta kembali ke basecamp. Kedelapan manusia di sana telah memulai kerjanya. Sepertinya mereka sudah membagi tugas. Lima orang membersihkan area dalam, sisanya membersihkan area luar.

"Oh, udah datang. Aku kira kamu kabur," sambut Aiden.

"Maaf, agak lamaan. Tadi, aku sekalian izin ke Damen buat gak gabung di stand-nya klub musik. Agak susah sih awalnya, tapi akhirnya dia ngertiin dan bolehin, kok."

Aiden mengangguk.

"Klub punya kas, kan? Belikan tempat sampah satu lah. Aku lihat kalian sepertinya suka buang sampah semaunya di dalam," kata Alenta.

"Nope. Tapi, kayanya anak – anak juga nggak akan keberatan kalau sekarang ditarikin kas."

Alenta segera menghampiri Leo yang sedang melipat baju – baju rekannya yang berserakan di lantai. Ia mencopet snapback cowok itu, menggunakannya sebagai wadah uang.

"Le, tolong sumbangin seikhlasnya buat beli beberapa kebutuhan klub."

Tanpa pikir panjang, Leo mengambil sejumlah uang dari dompetnya. Nominalnya cukup banyak. Itu membuat Alenta makin semangat dalam menarik dana urunan kepada anggota yang lain.

Selesai menghampiri seluruh anggota, Alenta langsung menghitung jumlah uang yang terkumpul. Kemudian, ia menyerahkan uang itu pada Aiden.

"Wah, dapat lumayan loh, Den. Oh ya, klub udah buat flyer, kan?"

"Udah."

"Terus, nanti pas expo, klub ada live performance atau nggak?"

"Ada. Beberapa dari anak – anak bakal ada yang nampilin freestyle," beber Aiden

"Ah, sebagai PR, aku harus memahami betul tentang klub—terutama kelebihannya—biar aku bisa sampaiin ke para murid lainnya secara terstruktur. Jadi, bisa kamu ceritakan?"

Aiden mengajak Alenta duduk di bangku yang terdapat di depan basecamp. Ia memaparkan segala hal terkait klub, sedangkan gadis di sampingnya sibuk memperhatikan sembari mencatat poin – poin penting.

Di sela – sela bicaranya, Aiden berhenti sejenak untuk memotret Alenta yang masih menunduk karena terpatri pada buku catatannya.

"Ayo, lanjutin, Den," perintah Alenta yang masih sibuk menulis.

Aiden segera mengantongi kembali ponselnya. "Iya."

Tak terasa, kini sudah pukul empat sore. Karena semuanya partisipatif, pekerjaan membersihkan basecamp pun sukses tertunai.

"Kalian pasti lapar. Yuk, ke Coughfee!" ajak Aiden.

Mendengarnya, seluruh anggota berteriak kegirangan.

"Mau ikut? Atau kamu mau langsung diantar pulang?"

Alenta memikirkan sejenak tawaran Aiden. "Aku ikut aja. Lapar. Udah lama juga gak makan di Coughfee."

•••••

Di parkiran Cervera High.

"Kenalin, ini Annabelle," kata Aiden seraya menepuk – nepuk jok motor merahnya itu.

"Idih, dikasih nama segala?"

"Iya, dong. Dia ini kan spesial."

"Spesial apanya? Orang motor kamu sama persis kaya punya Damen."

KICK OFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang