48. THE MURDERER

7.3K 179 33
                                    

CHAPTER FORTY-EIGHT

THE MURDERER

•••••

If cutting me off makes you feel like your life will be better, then do it. However, don't try to come back when you realize I was never the problem.

•••••

"Den? Bisa kita bicara sebentar?"

Usai hening selama beberapa saat, Aiden berkata, "Langsung ke intinya aja."

Stop being dumb and down in the dumps girl, just dump him! batin Alenta yang tengah memantapkan diri.

"I saw you with another girl and you've changed ... all of a sudden. However, now I'm so thankful for it. It warned me that this is the right time to ...," Alenta menghela napas sejenak, berupaya mengontrol suaranya agar tak lagi bergetar. "Talk about saw ... there is the other saw which means a tool used to cut hard material, ain't it? Well, it's time to saw off our bond which has been so hard for me. It was a strong bond, but I ain't strong enough anymore to bear all the pain carried by it."

"Ok, as you wish."

Aiden hendak bangkit. Akan tetapi, ia keburu dicegah oleh Alenta yang telah berdiri di samping ranjangnya. Gadis yang kini tatapannya sayu itu berpesan, "Jaga diri baik – baik, ya."

Aiden bungkam, membiarkan Alenta pergi keluar tanpa sepatah kata manis nan hangat darinya. Hanya kegetiranlah yang pada akhirnya mampu ia berikan sebagai cendera mata. Padahal hingga akhir pun Alenta masih berlaku baik dan teramat peduli padanya. Sejatinya, gadis itu pantas mendapat perpisahan yang lebih layak dan tak sebegitu menyakitkan.

Sementara itu, Alenta yang baru saja menutup pintu medical and rehabilitation centre dikejutkan oleh eksistensi Arsene yang tengah berdiri menyender pada tugu yang tak jauh dari tempatnya. Yang ia lihat pun menghampirinya. Pria itu melepas pegangan satu tangannya pada nampan yang ia bawa agar bisa merengkuh dan menggiring Alenta ke suatu tempat.

•••••

Di ruang kerja Arsene, Alenta meneguk segelas jus semangka di sela - sela tangisnya. Tak berselang lama, sang empunya ruang turut bergabung.

"Ini sudah dihangatkan kembali. Di makan sekarang, ya?" tawar Arsene.

"Iya," jawab Alenta, lalu segera menerima uluran fish pie yang ia idam – idamkan. "Terima kasih, Arsene. Seharian ini saya merepotkan sekali."

"Tidak masalah, yang penting Anda tenangkan diri dulu, ya?"

"Sudah kok, Ar," sahut Alenta sebelum mulai melahap fish pie-nya.

"Sungguhan?"

Alenta mengibas – ngibaskan telapak tangan kirinya. "Don't worry, Ar—"

"Hah, apa? Kunyah dulu baru ngomong, oke?" peringat Arsene.

"No more tears, he will never ever be able to tear my heart out again."

I can treat you way better than that traitor can, batin Arsene.

"I'mma heal my heart in no time, then seal it. Now, u gotta drive me to McDonald's because I need a 'happy' meal to recharge my energy so I can start dealing with other problems."

Arsene meraih kunci Mustang bangkotannya yang tergeletak di atas meja kerja. "Ayo, biar saya traktir. Fish pie-nya habiskan di jalan saja."

KICK OFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang