35. MEN IN BLACK

107 16 4
                                    

CHAPTER THIRTY-FIVE

MEN IN BLACK

•••••

Trust starts with truth and ends with truth.
-Santosh Kalwar-

•••••

"Dam...."

Damen segera menekan tombol pause. "Ya?"

"Sumpah enak banget lagunya, tapi ... HOW ON EARTH COULD YOU BE MR. INVISIBLE?!" pekik Alenta sembari melompat menjauh.

"Ng?"

"Please, j—jangan deket - deket. Six feet apart!" cegah Alenta.

Damen menuruti perintah Alenta. Ia berhenti di tempatnya berdiri. "Ok, tapi jelasin dulu kenapa reaksi kamu gitu?"

"Apa maksud kamu nulis sajak itu? Kamu pengen aku mati atau gimana? Kenapa, Dam, kenapa?!" tanya Alenta yang mulai terbawa emosi.

Damen kelimpungan setengah mati setelah dicecar oleh Alenta. Ia tak habis pikir bisa timbul asumsi semacam itu terhadap dirinya. "Let's clear the air between us."

"Kamu tahu betapa terkejutnya aku waktu sadar kalau verse pertama lagu tadi persis sama sajak bikinan kamu ... Mr. Invisible?"

"Aku? Mr. Invisible? Tunggu, rasanya gak asing."

Alenta bantu mengingatkan. "Invisibletoyou.blogspot.com."

"Oh, kamu panggil aku Mr. Invisible karena itu. Itu emang alamat blog-ku."

"Ya, kan! Ya, kan!" bentak Alenta.

Damen terkekeh. Kekehan Damen selalu terlihat manis bagi Alenta, namun tidak untuk kali ini. Justru, Alenta jadi merinding dibuatnya.

"Aku sedih loh. Kamu—orang yang jadi inspirasiku buat lagu tadi—menginterpretasikannya seekstrem itu," Damen menghela napasnya. "Aku gak pengen ngomong ini di depan kamu, tapi Len ... bunuh kamu? Itu mah aku sama aja bunuh diri. Bayangin aja sakit, Len. Aku gak mungkin ngelakuin itu."

"Eh?"

"Kasih aku kesempatan buat jabarin makna sajaknya, ya?"

Alenta mengangguk. Meski begitu, ia masih enggan luluh. Ia tetap memerintahkan Damen supaya jaga jarak.

Faktanya ialah benar—memang Damenlah pemilik blog tersebut. Ia sendiri juga yang menulis sajak itu, sajak yang kemudian ia jadikan verse pertama dari salah satu lagu ciptaannya. Sajak itu diunggah sekitar tiga tahun yang lalu. Tepatnya setelah beberapa bulan kepindahannya ke Cervera yang membuatnya jadi mengenal Alenta. Ya, masa di saat ia sadar mempunyai perasaan lebih-dari-sekadar-teman untuk Alenta.

Bentuk cinta bermacam - macam, begitupun cara memanifestasikan rasa sayang.

Musik dan Alenta. Itulah dua hal yang begitu Damen cintai. Ia pun terpikirkan untuk menggabungkan dua hal itu. Apalagi kalau tidak dalam sebuah lagu?

"No cap. Hal yang aku rasa aku paling mahir ngelakuinnya cuma nulis lagu dan cintai kamu, Len. Makanya, aku mutusin buat bikin lagu spesial buat kamu ... yang kebetulan aku pakai sebagai lagu debut."

Been dreaming but this is the spellbinding one.

Lagu yang berjudul "Dream" itu memang melukiskan "mimpi" Damen secara abstrak.

KICK OFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang