A/N: Have you guys heard about Harry? Im right here praying and hoping he won't zayn us. #congratulationsharry
~•~•~
G R I S E L D A
Aku mengeluarkan tawa ringan, yakin bahwa jawabannya adalah, "terima kasih atas tawaranmu, tapi aku tidak bisa," yang dalam bahasa lain artinya tidak mau.
"Itu jumlah uang yang cukup banyak, Griselda," Harry berkata dengan lantang seolah uang adalah masalahnya disini.
"Bukan karena uangnya."
"Ada persyaratan yang tidak kau sukai? Aku bisa mengubahnya."
"Tidak, bukan itu. Hanya saja aku tidak bersedia."
"Baiklah," Ia mengalah. "Aku tidak memaksamu."
Raut kecewa jelas terpampang di wajah Harry. Aku merasa sedikit bersalah telah menolak permintaannya, tapi itu hakku. Sebagai pengusaha yang kaya raya Harry tentu membutuhkan seorang kencan untuk menjaga hubungan sosialnya. Bayangkan saja jika sebuah ball terisi penuh dengan pasangan yang berdansa sedangkan Harry, sebagai jomblo, merangkul tiang penyangga yang dingin. Nah, itu bukan pemandangan yang bagus.
"Umm, aku--aku rasa sebaiknya aku pulang."
"Yeah, sure. I'll walk you out," katanya dan kami berdua berdiri, berjalan menuju pintu depan.
Seharusnya aku menjelaskan dulu saat dia diam tadi, tapi sebelum dihantui oleh perasaan bahwa aku berbohong padanya (yang sebenarnya tidak) kurasa aku harus menjelaskan bahwa aku bukanlah escort.
"Harry," aku memulai.
"Yea? Oh, ini nomorku," ia berhenti dan mengeluarkan kartu nama dari dompetnya. "Kau tau. Jika kau berubah pikran."
Aku menerimanya, "ya, tentu. Apa kau keberatan jika aku bicara sejenak?"
"Apa aku menghalangimu bicara dari tadi?"
Apa kau tidak menyadari itu dari tadi?! Kau menuduhku?! Ampuni orang ini.
"Aku ingin bilang bahwa aku bukan escort," ucapku saat kami sampai di ambang pintu. Harry mengerutkan dahi. "Sebelum kau panik, lebih baik kau tanyakan pada temanmu."
"Temanku?"
"Kau tau, yang mempunyai rambut gelap dan...um, berjambul? Dia yang menjemputku waktu itu."
"Zayn?"
"Ya, Zayn!" Aku ingat May pernah menyebut namanya saat jambul mengantarku ke suite.
"Dia pegawaiku. Dan kenapa dia mengambilmu?"
"Kau serius bertanya padaku? Aku bahkan mengira ia hendak menculikku."
Harry berdecak dan menunduk. Aku tetap diam sambil merasakan keset bulu super halus yang menggelitik telapak kakiku. Tak lama kemudian, ia mendongak. "Aku minta maaf atas ketidaknyamananmu, Griselda--"
"Just Gris, please."
"Aku akan memanggil Zayn dan memecatnya karena dia tidak professional."
"Tidak, tidak, jangan lakukan itu," kataku setengah panik. Bagaimana jika Zayn dipecat karena aku? Dia bisa benar-benar menculikku nanti. "I--I had a great time."
Apa yang kukatakan barusan? Ya ampun itu sangat memalukan. Aku pasti terlihat seperti orang bodoh! Lebih baik aku segera pergi.
"Permisi," pamitku lalu berjalan menjauh, memastikan tidak ada barangku yang tertinggal.
"Griselda?" Harry tidak perlu berteriak untuk memanggilku dan aku menyadari betapa lamanya aku berjalan. Atau betapa luas halamannya. Atau keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escort [Harry Styles]
FanfictionWhen you got paid just to accompany a young, handsome, and rich businessman. ------- Completed // Written in Bahasa WARNINGS | Sexual Content | Strong Language | Use of Alcohol | Violence copyright © 2016-2018 livelifeloveluke. All rights reserved.