12. Concur

3K 369 92
                                    

G R I S E L D A

Mataku bengkak dan aku merutuki diriku sendiri pagi ini. Beberapa kali aku menggosoknya, berharap agar lipatan merah besar di mataku dapat menghilang. Tapi tentu saja itu tidak berguna. Saat aku menoleh ke samping ranjang, jas dan sepatu Harry tegeletak disana, mengingatkanku bahwa Harry tidak ada lagi disini. Mungkin ia pergi ke kamarnya setelah aku tertidur. Keberadaan Harry saat aku tidur juga bukan bayangan yang bagus.

"Griselda? Kau sudah bangun?" Harry berhenti di dekat pintuku saat di melihatku duduk di kasur. Ia tidak memakai apapun kecuali boxernya.

"Baru saja," tanggapku, agak gugup melihat figurnya. "Kau meninggalkan barangmu."

"Ya. Aku ingin mengambilnya tapi kau sedang tertidur tadi. Kau mungkin saja terbangun dan mengira aku creep," jelasnya dan aku tertawa.

"Sebenarnya," Harry mendekat ke samping ranjangku dan aku tidak dapat menolak untuk tidak melihat torsonya. Cari pegangan, Gris. "Kemarin di Gucci aku membeli dress bewarna krem itu. Untukmu. Tapi kau bilang kau membencinya. Jadi kupikir kau dapat mencobanya dulu sebelum memutuskan jika kau benar-benar membencinya," ia meletakkan kantong Gucci yang tidak kusadari ia bawa.

"Wow," aku mendesah. "Aku berbohong kemarin. Aku menyukainya."

"Pakai, ya. May datang untuk membantumu berias," ia menunduk untuk mengambil sepatu dan jasnya di lantai. "Carter sudah menunggu."

"Oke," kataku selagi Harry berjalan menjauh.

"Aku akan menyuruh Mrs. Thomson membawakanmu es," katanya. Bermaksud pada mataku.

***

Perjalanan ke Long Beach lebih cepat dari yang kami duga. Hanya sekitar 40 menit lamanya dari Oak Road. Sementara aku masih tidak tau kemana tepatnya kami akan pergi, Harry juga tidak membahasnya sedikit pun. Malahan, kami singgah di sebuah rumah di sekitar Bluff Park. Jika saja Harry ingin ke pantai, menurutku ini bukan waktu yang bagus.

"Tolong katakan ini bukan rumahmu yang lainnya," ujarku selagi kami melangkah di jembatan kayu kecil yang berada lurus di depan pintu kaca rumah itu.

"Kalau begitu aku tidak akan mengatakan apa-apa," jawab Harry. Sedikit sengiran muncul di bibirnya.

Aku mengikutinya dari belakang, masuk ke dalam rumah itu. Seketika pemandangan pantai yang sangat indah nampak dari jendela besar di balkon belakang. Pesisirnya agak jauh, dibatasi oleh pagar dengan hamparan rumput hijau. Jika ini rumahku, mungkin aku tidak akan meninggalkannya.

"Kau bisa menikmatinya nanti," tegur Harry yang sudah berada di tengah tangga. Aku tidak menanggapi dan mengikutinya ke lantai atas.

Dia masuk ke suatu ruangan dan meninggalkan pintunya terbuka untukku. Di dalam sana, ada sebuah meja kayu gelap dengan sebuah kursi beroda di kedua sisinya. Tembok di belakangnya ditutupi oleh sebuah rak buku besar dengan warna senada. Harry merogoh laci mejanya, mengeluarkan map bewarna biru tua lalu mengempaskannya di atas meja.

"Apa itu?" Tanyaku.

"Tawaranku."

Aku mendekat lalu membuka map itu. Sesuai dugaanku, itu merupakan perjanjian escort lainnya. Tapi kali ini dokumen itu sedikit lebih tebal, membuatku ingin duduk dan membolak-balik halamannya.

Escort [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang