"What you are afraid to do, is a clear indication of the next thing you need to do."
- Ralph Waldo EmersonG R I S E L D A
"Yay, he's here! He's here! Let me open the door!" Aku terkekeh melihat Esmeralda meloncat-loncat kegirangan hanya karena suara bell pintu. Bagaimana tidak, ia sudah menunggu pria itu sejak pagi tadi.
Esmeralda berlari dengan kencang menuju pintu, sementara aku dan mom meneruskan pekerjaan kami di dapur. Kami sekeluarga sangat bersemangat menanti kehadirannya meski hanya untuk makan malam bersama. Namun ia membawa banyak kegembiraan dan kami berterima kasih untuk itu.
"Maaaamaaa!" Ezzie berteriak dari depan pintu, suaranya tidak sama seperti tadi. Sekarang ia terdengar ketakutan dan berusaha untuk kabur.
Aku dan Mom segera menyusul Ezzie di pintu depan. Untungnya tidak terjadi apapun pada Ezzie, ia berlari ke pelukan mom, berhasil menjauh dari orang yang ada di pintu, pria yang tidak sesuai dengan harapan kami.
"Ah, Ingrid! Lama tidak bertemu," Dad memasang senyuman palsunya hanya untuk mom.
Aku melirik ke arah bajingan itu dengan jijik, tidak repot-repot untuk menyapanya, "what the fuck are you doing here?"
"Woah, languange, darling," ucapnya dan mengambil satu langkah masuk ke dalam rumah kami. Aku segera menyuruh mom dan Ezzie untuk menjauh.
"Jangan berani melangkah sekali lagi," ancamku dan ia menyeringai.
"Kau tumbuh menjadi wanita yang sangat berani, ya?" Jawabnya dan melangkah sekali lagi.
"Griselda, jangan," mom memperingatkanku dari belakang.
"Get the hell out!" Teriakku di depan wajahnya.
"Aku ayahmu. Kau sangat tidak sopan."
Aku benci untuk mengakuinya tetapi ia benar. Aku mendorongnya keluar, namun ia terlalu kuat. Ia menggenggam kedua lenganku dan berbalik menekanku di dinding. Aku bernapas dengan berat, tahu apa yang akan terjadi selanjutnya sejak ini adalah malam hari dan ia tidak pernah tidak mabuk.
Mom ingin sekali membantuku tetapi ia harus menjaga Esmeralda. Ketika ia hendak melakukannya kepadaku, mom berteriak.
"Griselda," aku mendengar seseorang memanggilku samar-samar. Ia terus memggoncangkan badanku.
"Griselda," panggilnya lagi lebih keras dan kali ini mataku membuka.
Aku menemukan wajah Harry pertama kali dan ia tersenyum lebar, "hey," katanya.
"Hey," jawabku. "Apa kita sudah sampai?"
"Secara harafiah; ya," ucapnya lalu menyingkir dari hadapanku, menunjukkan sebuah pemandangan yang luar biasa dari jendela.
Mataku membesar seketika karena warna menakjubkan yang kulihat. Awannya sangat putih dan langitnya sangat biru. Aku tersenyum karena pikiran bahawa kami mungkin akan bersenang-senang di pasir putih yang ada di bawah kami. Mungkin, karena aku ingat Gemma akan menyewa villa di dekat pantai dan aku jadi tidak sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escort [Harry Styles]
FanfictionWhen you got paid just to accompany a young, handsome, and rich businessman. ------- Completed // Written in Bahasa WARNINGS | Sexual Content | Strong Language | Use of Alcohol | Violence copyright © 2016-2018 livelifeloveluke. All rights reserved.