A/N: Fyi, Beverly Wilshire itu nama hotel yang terletak di Beverly Hills. Happy Reading x
G R I S E L D A
Di perjalanan, aku kembali memutar kejadian barusan. Orang-orang kaya, masakan yang lezat, hotel bintang lima, dan yang paling penting; dansa bersama Harry. Aku tidak pernah merasakan hal-hal itu sebelumnya. Itu merupakan sesuatu yang baru bagiku. Baru dan tidak akan pernah terulang.
Sekitar setengah jam kuhabiskan melihati jalan raya yang tidak terlalu padat. Menurut penunjuk waktu yang ada di mobil ini, sekarang adalah pukul 11.49. Aku mengantuk dan saat aku hampir tertidur si supir menghentikan mobilnya. Sudah sampai.
"Terima kasih," kataku pada supir Harry yang membukakan pintu mobil untukku.
"Sama-sama. Selamat malam," ia pamit lalu masuk lagi, memutar arah dan kembali berkendara di gelapnya malam.
Aku masuk ke gedung apartemen, merasa sedikit risih dengan gaun ini karena tangganya kecil. Mataku kembali melihat sendal yang kupakai. Tawa keluar dari mulutku mengingat betapa konyolnya hal itu. Apa hanya Harry yang melihat?
Aku sampai di depan pintu apartemenku yang bernomor 21. Dan itulah saatnya aku menyadari bahwa 1. Aku meninggalkan baju bekasku di suite Harry dan 2. Aku meninggalkan tasku di suite Harry yang berarti 3. Aku meninggalkan kunci apartemenku di suite Harry dan aku tidak dapat berbuat apapun karena 4. Aku meninggalkan ponsel dan dompetku di suite Harry.
Luar biasa, Gris! Kau legenda!
Apa yang akan kau lakukan sekarang? Menekan bel tetanggamu yang sedang tertidur pulas dan menerima makian sebelum mereka membanting pintu di depan wajahmu? Berjalan tiga setengah jam kembali ke Beverly Wilshire? Tidur di koridor? Hah, tidak akan!
Baiklah. Tenangkan dirimu. Berpikirlah, berpikir, berpikir.
Akhirnya setelah sekian lama menyusun skenario terburuk, aku memutuskan untuk keluar dari bangunan ini dan berjalan kaki menuju apartemen Nina. Yang kuingat adalah lokasinya dapat kutempuh dalam 10 menit--dengan taxi. Apa lagi yang bisa kuperbuat selain berusaha? Jika aku tidak berjalan aku harus begadang sampai besok untuk meminjam uang.
Udara dingin yang bertiup di tengah malam menerpa kulitku. Sial gaun tanpa lengan ini, membuatku harus menggosok-gosok lengan agar tetap hangat. Aku mengutuki diriku yang lupa bahwa aku pulang dengan gaun. Mengapa aku jadi bodoh? Pasti aku terlihat seperti pelacur yang ditendang oleh istri pelanggannya sebelum di bayar.
Apa?
Jalan raya lebih sepi. Mobil yang lewat hanya dua atau tiga dalam satu menit. Selagi aku berjalan, aku menendangi kerikil dan berpikir tentang keluargaku di Pennsylvania. Aku punya adik perempuan bernama Esmeralda. Umurnya 12 tahun, Mei nanti. Terkadang aku ingin menjaganya sebab aku tidak percaya dengan hubungan ayah dan ibu. Hidupku selalu sederhana, tapi itu tidak menghindarkan kami dari masalah.
"Bisakah kau berhenti merokok? Aku tidak mau Griselda sakit karenamu." Aku melihat mom menegur dad yang sedang merokok di counter dapur, diterangi cahaya lilin.
"Gris, Gris, Gris. Bisakah kau berhenti menyebutkan nama anak tak bergunamu itu?"
"Kau mabuk lagi?"
"Lalu apa?" Dad menaikkan sebelah alisnya, menantang mom yang mulai merangkai kalimat berikutnya.
"Kau menghabiskan uang untuk membeli minuman dan rokok! Kita punya tagihan untuk dibayar!"
"Kau pikir aku tidak berusaha untuk itu?! Aku bekerja mati-matian sedangkan kau hanya menghabiskan uang untuk mendaftarkan Gris ke kompetisi akademik yang tidak ada gunanya! Apa tidak cukup sekali dia kalah?!" Dad membentak mom, menjambak rambutnya lalu mendorongnya ke tembok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escort [Harry Styles]
FanfictionWhen you got paid just to accompany a young, handsome, and rich businessman. ------- Completed // Written in Bahasa WARNINGS | Sexual Content | Strong Language | Use of Alcohol | Violence copyright © 2016-2018 livelifeloveluke. All rights reserved.