AN: Filler, you may skip this one karena ini ditulis supaya ceritanya ngalir dan gak langsung ngejut. Actually, my worst since chapter 28 (endgame).
Kalau kalian ingin skip, langsung ke page terakhir untuk tahu inti chapter ini. Either way i still love you x
"A ship in harbor is safe, but that is not what ships are build for."
- John A. SheddG R I S E L D A
"Selamat bagi kalian semua! Kalian semua benar-benar membanggakan. Semoga kalian dapat mendidikasikan diri kalian kepada Amerika Serikat melalui pendidikan ini. Sekali lagi, mari kita merayakannya!"
Walaupun mom tidak dapat datang ke acara kelulusanku lagi kali ini, aku tidak bisa beraut kesal dan menyia-nyiakan berkat baik yang terjadi padaku hari ini. Sebenarnya mom menelepon dan memberikanku ucapan selamat pagi-pagi sekali. Ia menangis bangga, dan yang bisa kulakukan hanyalah tersenyum dan ia bahkan tidak mengetahuinya.
Harry duduk di salah satu bangku undangan entah di sisi mana. Aku belum bisa menemukannya karena seluruh ruangan ini sangat ramai. Aku tahu ia punya pekerjaan dilakukan, dan untuk meluangkan waktu bersamaku di momen ini sebenarnya merupakan salah satu hal terbaik yang bisa dia lakukan untukku.
Beberapa pidato dan lagu kemerdekaan kemudian, semua calon lulusan mulai di panggil satu per satu. Aku menoleh ke arah seseorang yang tidak kukenal berdiri di hadapanku, hendak naik ke atas panggung dan menerima gelarnya, "Paige Boston," suara microphone terdengar dan ia berjalan maju. Aku memperhatikan hal-hal yang ia lakukan di panggung.
Tidak lama setelah itu, "Griselda Breston", terdengar dan aku melangkah dengan senyuman lebar bersama penasehat fakultasku, yang kemudian memasangkan topi toga di atas kepalaku, menandai keberhasilanku dalam menempuh jenjang ini, kemudian para dekan memberikanku selamat.
Hanya beberapa mahasiswa lagi dan Hooding ceremony pun sudah berakhir, kemudian dilanjutkan dengan resepsinya. Senyumanku seketika melebar ketika melihat Harry menghampiriku , "congratulations!" Serunya, kali ini lebih resmi dibandingkan dengan yang tadi pagi. "Ah, lihat dirimu. Aku sangat bangga padamu," ia menunjuk topiku yang baru saja kuterima.
Aku menyentuh topinya sedikit, "Aku tahu. Terima kasih, terima kasih."
Ia memelukku sejenak sebelum bertanya, "Kau mau berfoto?"
"Ya, tentu," aku mengangguk. Awalnya aku pikir Harry hanya akan mengeluarkan ponselnya dan memotretku, tetapi ternyata ia menarik salah seorang fotografer yang dibayar per bingkai dengan hasil jadi yang cepat.
Harry berdiri di samping pria itu sementara ia memegang kamera ke arahku yang membawa karangan bunga dengan senyuman lebarku. Kurasa orang itu belum sempat memotret ketika Harry menyela, "Wait! Hold on, hold on. Ada sesuatu yang kurang."
Aku mengerutkan dahi dan mataku mengikuti Harry yang menghilang di balik tembok. Aku tidak bisa pergi kemana-mana selain diam disitu, merasa tidak enakkan karena fotografer itu kami buat menunggu. Aku menoleh ke arahnya dan memberikan tatapan bersalah dan ia hanya membalasku dengan mengangkat bahunya, untungnya masih bersedia menanti.
Tidak lama kemudian, aku mendengar suara anak kecil yang familiar, yang membuatku reflek menoleh, "Elda!"
"Oh my God," rahangku jatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escort [Harry Styles]
FanfictionWhen you got paid just to accompany a young, handsome, and rich businessman. ------- Completed // Written in Bahasa WARNINGS | Sexual Content | Strong Language | Use of Alcohol | Violence copyright © 2016-2018 livelifeloveluke. All rights reserved.