A/N: It's almost over! About 6 chapters left! Aku juga mohon pengertiannya karean sebentar lagi bakal diadai ujian sekolah terus ujian nasional yang tentunya butuh persiapan. Tapi kalo ada waktu, aku pasti nulis kok XD
Mature contents (written by adolescence) ahead! Jangan berharap banyak ya hihihi...
"Light it up on the run,
let's make love tonight.
Make it up, fall in love."
- Zayn (featuring Sia)G R I S E L D A
Walaupun kami tidak merasa takut, hujan turun semakin deras dan memaksa kami untuk segera berenang ke pantai. Sebenarnya kami baik-baik saja namun berhubung jetlag masih melanda kami, kami tidak mau hujan membuat kondisi kami tidak prima untuk acara pernikahan Gemma besok.
Setelah ombak membantu kami berenang ke tepian, Harry segera menggenggam tanganku dan membantuku keluar dari air. Seluruh angin yang bertiupan dan udara di West Coast ini membuatku kedinginan. Tapi karena kami nekad lompat dari atas tebing, kami tidak punya pilihan lain selain berlari kembali ke kamar. Untungnya kami tidak perlu melewati pintu depan karena terdapat tangga panjang membawa kami kembali ke level tebing.
Gigiku tak hentinya bergemeletuk. Kulepaskan tangan Harry agar bisa menggosok lenganku, namun itu tidak membantu dan hanya membuatku kehilangan keseimbangan saat menaiki anak tangga. Aku berteriak sedikit saat badanku tedorong ke belakang. Untungnya aku segera memegang pagar tangganya sebelum terjatuh.
"Kau oke?" Tanya Harry, berhenti.
Aku tertawa lalu mengangguk.
Harry menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "peganglah tanganku."
Aku memegang tangannya lagi, dan melihat bahwa anak tangga yang harus kami lewati masih lumayan banyak. Namun, saat kami hendak menaikkinya lagi, sebuah suara familiar terdengar. Kami langsung menoleh ke sumber suara, Anne, yang memiliki kamar di lantai dua, mengamati kami dari beranda kamarnya.
"Harry, Jessica, apa yang kalian lakukan?!" Teriaknya.
"Kami baru saja berenang!" Balas Harry.
"Ya Tuhan, Harry, tidak bisakah kau lihat cuacanya? Lekaslah kembali ke kamar!"
"We will, we will!" sahut Harry dan mulai menaikki anak tangganya lagi.
"Senang bertemu denganmu Anne!" Ucapku.
"Kau juga! Hati-hati Jessica!" Teriaknya dan aku mengikuti Harry yang kali ini tidak secepat tadi.
Di belakang, Anne berteriak, "sampai jumpa nanti malam," dan Harry membalas, "oke!"
Aku tertawa kencang karena itu merupakan teriakan yang sangat dipaksakan. Kami berada telalu jauh, entah apa Anne bisa mendengar yang satu itu.
Kami berhasil mencapai anak tangga paling atas, kemudian berlari lagi melewati rumput hijau sebelum akhirnya masuk lewat jendela besar kamar kami yang terbuka lebar. Man, itu tadi seperti sebuah petualangan.
Harry menggeser tutup jendelanya setelah membiarkan aku masuk. Seketika suara-suara bising itu lenyap dan hanya menyisakan suara kipas angin yang berputar di atas kami. Aku mmatikan kipas itu dan menyalan heater sementara Harry mengambilkan handuk untuk kami masing-masing. Aku membungkus diriku di dalam handuk, namun Harry hanya mengelap badannya sekilas.
"'Hati-hati Jessica' katanya. Hanya kau dan aku tidak," ucap Harry dan aku terkekeh.
Harry mengambil kedua tanganku dan membawa mereka lebih dekat ke mulutnya. Ia meniup buku-buku jariku beberapa kali sampai dingin yang kurasakan perlahan-lahan menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escort [Harry Styles]
FanfictionWhen you got paid just to accompany a young, handsome, and rich businessman. ------- Completed // Written in Bahasa WARNINGS | Sexual Content | Strong Language | Use of Alcohol | Violence copyright © 2016-2018 livelifeloveluke. All rights reserved.