41. Wedding Bells

1.9K 254 39
                                    

A/N: Double updates! Make sure you've already read the previous chapter (40. Goodbyes)

"Is it the look in your eyes or is it this dancing juice?"
- Bruno Mars

G R I S E L D A

Hal pertama yang kulakukan pagi ini adalah minum kopi. Mataku sangat mengantuk. Semalam aku tidak bisa tidur karena terlalu senang. Di sisi lain, mulutku juga terus tersenyum. Entahlah, tapi ototnya bukan di kendalikan oleh saraf sadarku.

Dan sejak wanita selalu lebih lama berdandan, aku harus pergi ke kamar rias lebih pagi dari pada Harry yang masih terlelap di sisi ranjang lainnya. Aku mencium pipinya sekilas sebelum pergi. Ada sebuah mobil kecil yang bertugas mengantarkan penumpang villa ke gedung penikahan Gemma. Di dalam aku kebetulan duduk bersama pengiring pengantin Gemma yang lainnya, Joy.

"Kau temannya Gemma?" Tanyaku padanya.

"Bukan, aku kakak iparnya Ben. Gemma berkata padaku ia tidak ingin menjadikan temannya pengiring. Temannya terlalu banyak, ia tidak ingin ada yang iri," ceritanya dan aku mengangguk setuju. "Berarti kau keluarganya Gemma?"

"Bukan, aku—"

"Bukankah kedua sepupu Gemma masih kecil? Mereka jadi penabur bunganya kan?"

"Mungkin, aku kurang tahu itu. Sebenarnya, aku baru memastikan aku jadi pengiringnya kemarin."

"Oh, kau orang itu? Aku tahu! Gemma pernah mengatakannya kepadaku. Kau pacarnya adik Gemma, Harry, ya?" Ia mendekat ke arahku, berusaha menjadi lebih ramah dari sebelumnya. Di saat itu, tidak sengaja ia memegang tangan kiriku dan menyentuh sesuatu yang menonjol dan berkilap disana. Reflek, ia menunduk. "Oh! Apa itu cincin tunangan?"

Aku tersenyum kecil lalu mengangguk.

"Selamat, selamat!" Joy memelukku dan aku mengucapkan terima kasih.

Tidak lama kemudian, mobil itu sampai di sisi samping gedung. Aku dan Joy turun bersama sampai menemukan ruang hias kami. Ternyata di sana orang-orang sedang sibuk berdandan. Kedua gadis kecil sedang dirias wajahnya sementara seorang wanita lainnya sedang sibuk dengan rambutnya. Gemma tiba-tiba datang dari belakangku, wajahnya sudah terpoles makeup sedikit, namun rambutnya belum ditata.

"Jessica!" Sapanya.

"Gemma, kau terlihat cantik," pujiku.

"Tunggu sampai kau lihat gaunnya," ucapnya. "Kau sudah mengenal Joy, ya?" Aku dan Joy salaing memberikan senyuman. "Baiklah kalau begitu," lanjurnya "Ini adalah Jasmine dan Dana," Gemma mengenalkanku pada dua gadis kecil yang nanti bertugas menaburkan bunga. "Lalu ada Kleo," Gemma menunjuk wanita yang tadi diatata rambutnya. Wanita itu tersenyum kecil kepadaku dari kaca di hadapannya. "Dia kakak ipar Gemma. Kleo, ini Jessica, pacar Harry yang waktu itu kukatakan."

"Ehem," Joy berdeham meminta perhatian kami, "maksudmu tunangan Harry."

Mata Gemma langsung membesar dan mulutnya menganga tak percaya, "apa?" Serunya lalu segera mencari-cari tangan kiriku untuk melihat cincinnya. "Oh, Tuhan. Jess, ini sangat indah," ucapnya dengan tulus. "Selamat! Kau akan menyusulku!" Serunya sebelum memelukku.

Aku bukannya malu, tetapi ini bukanlah hal yang ingin segera kupublikasikan. Jadi, kerja yang bagus, Joy.

***

Escort [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang