A/N: I mean, I can't just make a crappy story where Griselda text back and they meet up and forgive each others, right? Life isn't that easy. But I'll make it easier in a different way...ahaha enjoy x
~•~
"My dad said, 'Do not worry about it; we will figure something out.'"
- William ClarkG R I S E L D A
Tidak.
Tiga pesan bodoh darinya tidak akan mempengaruhiku.
Hanya karena ia mengirim pesan permintaan maaf, bukan berarti aku dapat melupakan semuanya begitu saja. Aku mempunyai perasaan untuknya dan ia telah melukaiku. Jauh sebelum itu, kami bahkan memiliki masalah yang belum diselesaikan. Mungkin, ini hanya persaaan sementara.
Entah bagaimana, tekadku untuk melupakan Harry sudah bulat. Momen ketika aku mendapat pesan itu, aku melepaskan kartu sim ponselku dan membuangnya jauh-jauh di rerumputan. Ia tidak akan pernah lagi menghubungiku dan aku tidak akan berharap baginya untuk melakukan demikian.
Ini membuatku bertahan seminggu lagi tanpanya.
Kurasa aku mulai membaik. Aku tidak bisa berbohong bahwa aku masih memikirkannya, tapi kurasa bayangannya akan hilang lambat laun. Seperti kata orang, waktu menyembuhkan semua luka.
Dan dalam masa 'penyembuhan'ku itu, Shawn merupakan teman yang sangat baik. Kami bertambah dekat dan mengobrol setiap hari. Aku juga sudah bertemu lagi dengan Nina. Karena keadaanku sudah cukup baik saat bertemu dengannya, ia tidak tahu apa yang terjadi di antara kami. Mungkin aku akan memberi tahunya suatu saat. Meskipun demikian, ia masih bertanya bagaimana dengan Courtney dan Kyle. Aku menjawab bahwa mulai sekarang itu merupakan urusan Harry, walau tidak kukatakan karena itu kami juga bertengkar.
"Oh Tuhan! Kau tidak tahu betapa bangganya aku! Tur keliling Amerika!" Nina berseru, matanya menyala selagi membicarakan Luke, kekasihnya, dengan band-nya yang semakin hari bertambah populer.
"Itu luar biasa! Dimana mereka mulai?" Tanyaku, dan catatannya, sudah lama aku tak berjumpa dengan Luke.
"Disini, California; LA kemudian San Francisco. Selanjutnya mereka akan pergi ke Vegas! Lalu Nashville, Atlanta, Philadelphia, Seattle, oh Tuhan sangat banyak! Aku tidak bisa mengingat semuanya!" Nina tidak bisa menyembunyikan senyuma lebarnya, ia terus saja bergoyang di kursinya selagi kami makan di salah satu restoran dekat UCLA.
"Apa kau akan ikut dengannya?"
"Ia mengajakku. Tapi aku tidak yakin. Aku punya kelas dan...aku juga tidak ingin meninggalkannya," ekspresi Nina berubah menjadi cemberut, aku tertawa kecil.
"Ikut saja di beberapa konser. Jika kau ada waktu luang, kau pergi. Jika tidak, maka jangan. Tur itu melelahkan," saranku.
"Oh ya? Dan kau tahu dari?"
"Bayangkan saja."
"Tapi, bagaimana jika perempuan lain menggodanya?"
"Itu wajar, Nina," ucapku lalu meminum sodaku. "Ia tampan."
"Lihat? Bahkan kau mengatakannya tampan dan aku sudah cemburu," rengeknya dan aku memutar mata. "Aku terobsesi padanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Escort [Harry Styles]
FanficWhen you got paid just to accompany a young, handsome, and rich businessman. ------- Completed // Written in Bahasa WARNINGS | Sexual Content | Strong Language | Use of Alcohol | Violence copyright © 2016-2018 livelifeloveluke. All rights reserved.