Birth - 2

519 47 16
                                    

Sebenernya bukan Chanyeol yang sengaja matiin hp, tapi emang lagi habis aja batrainya. Chanyeol tuh nggak pernah ngecek hp saking sibuknya. Jadi kalau ada telfon aja baru diangkat. Nah karna dari tadi Tasya nggak ada nelfon dia jadi curiga sendiri.

Biasanya kalau siang suka melakukan percakapan sama adek lewat telfon. Telfonnya ditaro diperut itu. Nah, ini nggak ada.

"Yaelah pantesan aja ya nggak ada nelfon"
"Mati gini"

Dia keluar ruangan minjem charger, itu begonya Chanyeol nggak pernah bawa charger kekantor.

"Pinjem charger lu dong" Masuk ruangan orang nggak ngetok dulu. Asal ngomong lagi.
"Yeu masa manager nggak bisa beli charger" Mampus dikatain.
"Gue lupa bawa anjing" Mas mulutnya  masih kayak gini ternyata kalau didepan Sehun ya.
"Selow aja babi"
"Nih, pakai disini aja" sumpah pelit banget sih. Nanti Chanyeol beli charger sama pabrikannya sekalian.
"PELIT BANGET SIH HUN ANJER"
"Kaga elah bawa sana"

Udah di charger juga, nggak nyala-nyala hpnya. Lama soalnya kan hpnya sampai mati tadi. Pas udah nyala pesan banyak banget masuk. Dari Mami, dari Tasya, dari selingkuhan. EA yang terakhir nggak ada lah. Sialan.

Mami "Abang dimana sih bang? Hpnya kok ngga aktif?"
Mami "Tasya udah masuk UGD nih"
Respon pertama Chanyeol "Lha ngapain Tasya masuk UGD ya" Tamasya yeol di UGD.
Sampai dia baca sms dari Tasya, itu juga diem dulu. Menghubungkan kenapa Tasya di UGD.

Dibaca berulang-ulang tuh smsnya. Emang kalau punya suami kayak dia tuh agak. Menyebalkan "Yang, aku pendarahan yang"
"WAH ANAK GUE"

"Halo"
"HALO CHANYEOL DIMANA SIH?" nggak dipanggil abang lagi. Murka banget si mami.
"hp Chanyeol tadi--"
"UDAH BURUAN KESINI. INI ISTRI KAMU UDAH KESAKITAN BANGET"
"JADI MAMI YANG NGURUSIN"
"INI ANAK MAMI APA ANAK KAMU SIH"
"Anak Chanyeol...Mi"
"YAUDAH SINI"

**
Dirumah, Aqila belom pulang kerumah, Tasya nungguin mami udah lemes banget. Duduk aja darahnya tetep keluar apalagi berdiri. Dia nangis terus karna takut adeknya ilang.

Mami dateng, panik lah liat rumahnya Tasya ada darahnya. "Ayo mami bantuin"
"Mami udah sms Chanyeol, mana tau dibaca nanti"
"Aqila masih diluar mi"
"Tasya ngga mungkin ninggalin Aqila"
"Iya kan ada mbak. Makanya Mami bawa kesini"
"........"
"Kamu jangan mikirin yang lain deh"
"Pikirin anak kamu yang diperut aja"

Dimobil tuh, tasya udah teriak-teriak. Sakit banget ya kayaknya. Melahirkan tuh gimana sih rasanya.

"Mi huhu sakit Mi"
"Iya bentar ya, ini kenapa sih Chanyeol nggak mau nyala hpnya?!!!!"
Padahal adegan ini kalau Chanyeol ada disitu nemenin Tasya kan enak. Tarik bajunya. Cakar tangannya. Woooow senang menyiksa emang.

Sampai dirumah sakit, dipindah ke kasur, terus dipindah ke UGD. Dokternya ini dokter yang biasanya Tasya konsultasi. USG juga sama dia. Jadi dia paham.

"Kan saya bilang, usia 7-9 bulan jangan turun dari kasur"
"Rentan pendarahan kan?"
"hmmm"
"......." Mampus Tasya diem aja deh, nggak bisa jawab apa-apa. Mana sakit juga.
"Dok sakit banget sumpah"
"Sebentar ya" Dokternya mau ketemu sama Mami. Terus bilang kalau Tasya nggak bisa melahirkan normal kayak pas lahirin Aqila soalnya kondisinya nggak memungkinkan. Operasi juga sama tapi resikonya kecil, nggak memungkinkan dua-duanya.

"Darahnya udah banyak yang keluar bu"
"Saya nggak berani ambil resiko"
"Saya takut kalau lahirnya normal nanti kenapa-napa sama ibu atau sama bayinya"

Dokternya ngejelasin, Tasya udah teriak-teriak, butuh penanganan cepet. Tasya itu udah pernah bilang sama Chanyeol nggak akan mau operasi sama sekali. Kalau dia melahirkan harus normal.

"SYA SYA" Chanyeol lari-lari dari koridor rumah sakit ke ruangan UGD untung dari parkiran ke UGD nggak jauh. Pas ketemu, Tasya makin nangis.
"Chanyeol huhu sakit"
"Tahan ya yang" Tangannya dipegang. Gimana nggak baper makin nangis ya.

Nggak lama Chanyeol dipanggil sama dokternya yang tadi lagi. Karna Mami nggak berani mutusin apa-apa. Yang berhak suaminya kan biasanya.

"Sebentar ya yang"

Dokter ngejelasin hal yang persis sama kaya apa yang dijelasin ke mami.

"Tapi, istri saya tuh nggak bakalan mau lahirannya caesar dok"
"Coba dibujuk ya. Demi kebaikan ibu sama bayinya"
"Bener-bener nggak bisa normal ya?"
"Kalau dipaksakan bisa, tapi saya nggak berani ambil resiko"
"Kondisinya nggak stabil. Dia banyak kurang darah"
"Saya coba"
"Mohon cepat di putuskan. Saya takut bayinya nggak bertahan"
Chanyeol tuh kicep kalau gini. Jadi dia balik ke Tasya.

"Dokter bilang apa? Anak aku kenapa?"
"Nggak Sya, nggak kenapa-napa"
"........."
"Sya"
"Lahirannya caesar aja ya?"
"Nggak mau Chanyeol. Kamu kan tau dari awal aku hamil Boo aku nggak pernah mau caesar huhuhu"
"Tapi sya--"
"Aku nggak mau"
"Sya, caesar atau normal tuh sama aja kok. Sama-sama jadi ibu"
"Nggak" Tasya masih keras banget nggak mau caesar. Jadi dulu, kalau ngumpul cerita pasti nyeritain lahiran. Terus salah satu temen bilang "Alah caesar kan bukan jadi ibu seutuhnya"
"Yang, dengerin aku ya. Aku nggak mau kamu sama adek kenapa-napa"
"........"
"Aku tahan kok nunggu kontraksi kayak dulu"
Soalnya dulu itu nunggu kontraksinya lama. Dan Tasya kuat nunggu daripada dia harus masuk ruang operasi.
"Sya"
"Chanyeol, Aqila dirumah sama mbak"
"Iya nanti aku jemput kalau kamu udah kelar"
"Bawa kesini ya"
"Dia mau liat adeknya, katanya"

Tasya nungguin, tapi perutnya tuh udah sakit banget. Chanyeol selalu disamping dia. Nggak kemana-mana. Akhirnya karna sakitnya keterlaluan.

"Yang"
"Iya Sya"
"Yang aku nggak tahan"
"........"

Terpaksa, minta dioperasi. Akhirnya minta dioperasi juga. Nangis-nangis. Jadi Chanyeol tanda tangan surat persetujuan dulu.

Yaudah ditungguin, sebelum masuk ruangan operasi. Chanyeol ngajak Tasya ngomong. Kalau dia nggak boleh kepikiran yang aneh-aneh tentang adek.

"Adek bakalan baik-baik aja" ngomongnya sambil megangin tangan tasya.
"Aku takut Chanyeol" Tasya nggak berenti nangis. Nanti nangis darah loh Sya.
"Sya, jangan terlalu dipikirin ya"
"Chanyeol"
"Iya?"
"Kalau aku kenapa-napa Qila dijagain baik-baik ya?"
".........."

#RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang