Chapter 1 : Finding

296 32 1
                                    

Dhea POV
*Simon Bolivar International Airport

Hmm, disinilah kami. Di Venezuela. Kalian semua pasti bingung kenapa kami disini? Biar kujelaskan. Ada seseorang seperti kami disini. Seorang pembunuh berantai. Dan, kami datang untuk mengajaknya bergabung dengan kami.

"Kemana lagi, Dhea?"
Tanya Skycode.
"Menuju salah satu hotel di kota Caracas ini. Kita akan menginap sampai bertemu dengannya"
"Hmm, aku pikir kita bisa berjalan kaki menuju kesana"
Saran Dhiya.
"Memang bisa. Hotelnya tidak jauh dari bandara ini"

Kamipun berjalan menuju ke hotel. Sampai disana, kami segera memesan kamar menggunakan bahasa inggris.

"Excuse me, ma'am. Can I get some rooms for me and my friends?"
"Yes, of course. How many people?"
"Nine, and ten including me"
"Oooh. So, you want one room for one person or-"
"No. We just need four rooms"
"Okay, its your keys. You all can go to individual rooms now. Some Room Boys will help you."
"Okay. Thank you"
"No problem"

Setelah Anacha memesan kamar, kamipun segera menuju kamar tersebut diantar oleh beberapa Room boy. Pembagian kamar adalah Aku, Anacha, dan Skycode, Dhiya dan Ayu. Adam dan Anggi. Yang terakhir Dani, Doni, dan Hafwan.

"Okay. It is your room. Call me if you need anything."
"Yeah. Thanks"
Setelah Room boy pergi. Kami segera memasuki kamar masing - masing. Membereskan barang - barang lalu berkumpul di kamarku.

Dhea POV End

Anacha POV

Kami telah sampai di Venezuela. Setelah turun dari bandara kami segera menuju hotel untuk menginap. Selesai memesan kamar, kami segera membereskan barang - barang lalu berkumpul di kamar yang ditempati oleh Aku, Dhea, dan Skycode.

"Jadi, dimana dia?" Tanyaku
"Aku sudah menelponnya sewaktu di Indonesia. Kita bisa bertemu dengannya dua hari lagi di depan hotel ini" Jawab Dhea
"Kenapa dua hari lagi?" Bingung Skycode
"Dia juga sama seperti kita. Banyak yang ingin menangkapnya di negara ini" Lirih Dhea

"Memangnya apa yang dilakukannya?" Tanya Dhiya
"Dia membantai sebuah keluarga kaya raya dikota ini minggu lalu. Kasusnya belum ditutup dan banyak orang yang mencari dia" Jawab Dhea
"B-bagaimana bisa? Apakah dia tertangkap?" Panik Adam

"Ya, dia tidak menyadari CCTV yang terpasang." Lirih Dhea
"Kalau begitu, kita harus cepat - cepat membawanya keluar dari negara ini!" Seru Hafwan
"Ya, kau benar. Itu adalah tindakan benar yang harus cepat - cepat dilakukan." Jawab Dhea

"Baiklah! Karena sudah malam. Kita harus tidur! Apa kalian tidak lelah setelah perjalanan tadi?" Seru Skycode
"Skycode benar. Kembalilah kekamar masing - masing!"
Setelah perintah Dhea, mereka kembali ke kamar masing - masing untuk tidur.

Anacha POV End

Skycode POV

Hooaaam~

Aku meregangkan otot - otot ku. Hari sudah pagi tapi Dhea dan Anacha belum juga bangun. Mereka tidur seperti orang mati. Aku pun membangunkan mereka. Setelah itu, kami mandi dan sarapan bersama yang lainnya di restoran dekat hotel.

"Kita mau pesan apa?" Tanya Ayu entah kepada siapa
"Kita makan Ayam saja. Aku tidak begitu tau makanan negara ini" Jawab Anacha
"Ya benar. Daripada kita salah makan" Seru Dani

Kami pun sampai di salah satu Restoran cepat saji yang berada tidak jauh dari hotel.
"Excuse me, may I help you?"
"Ah, yeah. We want to order ten  chickens and ten soft drinks"
"We're going to deliver your order. Please wait"

Sang pelayan pun pergi untuk mengambil pesanan kami.
"Your orders are coming. Ten chickens and ten soft drinks"
Saat pesanan datang, kami segera memakannya dengan lahap mengingat kami memang belum makan dari tadi malam.

Setelah membayar kami pun segera kembali ke hotel.

Skycode POV End

Dhea POV

Kami telah selesai mengisi perut yang sejak tadi malam belum terisi. Besok, kami akan bertemu dengan dia. Dia akan menjadi anggota kami. Kami akan membantu dia dan dia akan membantu kami. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Mungkin, dia sudah punya pengikut.

Kita akan bertemu kembali :-)

The MurderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang