Chapter 3 : Other Side

247 25 38
                                    

*Perkumpulan Detektif

"Detektif Sanggita!"
"Siap!"
"Kau tau tentang kelompok pembunuhan yang sedang marak dibicarakan akhir - akhir ini?"
"Siap, Tau!"
"Kelompok pembunuh di Indonesia itu telah bersatu dengan kelompok pembunuh dari Venezuela. Mereka telah kabur ke Kanada dan aku yakin akan berulah disana. Tugas mu sebagai Detektif pemula adalah menyelidiki kemudian menangkap mereka"

"Siap! Akan ku laksanakan!"
"Ingat! Ini adalah kesempatan terakhirmu! Jika kau berhasil, kau akan langsung menjadi seorang Kapten. Tapi jika kau gagal, buang jauh - jauh mimpimu untuk menjadi seorang Detektif!"
"Siap! Aku akan berusaha semaksimal mungkin, Kapten Ridho!"

Sanggita POV

Ini adalah kesempatan terakhir ku! Aku harus berhasil dalam misi kali ini. Jika aku berhasil, aku akan menjadi Kapten menggantikan Kapten Ridho, Hahaha!

Sebenarnya,caku sudah lama mengikuti tes Detektif ini. Tapi, pada saat praktek bertugas aku selalu gagal dengan cara yang konyol.

*Flashback On

Praktek tugas pertama

"Sanggita!!! Kenapa kau melepaskan pencurinya?"
"Hah? Itu pencurinya? Tapi penampilannya seperti orang baik!"
"Sanggita!!!!! Jangan pernah tertipu oleh penampilan! Kau Gagal!"

Praktek tugas kedua

"Sanggita! Kenapa kau malah melepaskan pencurinya dan hanya mengambil makannnya?"
"Tapi, aku lapar Kapten."
"Mangkanya sebelum berangkat itu makan dulu! Kau Gagal!"

Praktek tugas ketiga

"Sanggita! Dimana sepatu mu yang sebelahnya?"
"Tadi, tali sepatunya aku gunakan untuk mengikat tangan pencurinya. Jadi, sepatunya tidak bisa dipakai lagi.Walaupun pencurinya berhasil kabur karena talinya terlalu pendek"
"Memangnya kau tidak membawa tali di tasmu?"
"Oh iya, ya. Hehehe, aku lupa akan talinya"
"Dasar bodoh! Kau Gagal!"

*Flashback Off

Yah, kira - kira seperti itulah yang kuingat. Aku selalu menyelidiki kasus pencurian dan selalu gagal pula. Kali ini, aku diberikan tugas menyelidiki kasus pembunuhan besar.

Katanya, kelompok pembunuh dari Indonesia telah bersatu dengan kelompok pembunuh Venezuela. Padahal, aku senang karena kelompok pembunuh Indonesia itu telah pergi. Jadi, negara ku tercintah ini aman. Tapi ternyata, malah semakin buruk. Aku telah berubah! Sekarang aku serius! Kuharap, misi kali ini tidak akan berakhir konyol lagi!

Sanggita POV End

Kapten Ridho POV

Kelompok pembunuh sadis itu bersatu!,Dasar menyebalkan!Mereka membuat masyarakat dunia ketakutan. Dan yang paling meng - khawatirkan adalah mereka belum ditangkap. Jangan kan ditangkap, diketahui siapa sebenarnya saja belum.

Aku mengirim Sanggita sebagai penyelidik. Aku berharap, manusia aneh itu akan berhasil. Misi prakteknya selalu gagal. Tapi, akhir - akhir ini aku melihat dirinya tidak konyol lagi. Mungkin, karena ia telah bosan gagal.

Besok pagi, ia akan dikirim ke Kanada. Karena menurut kabar dan wajah salah satu anggota yang dilihat oleh pihak kepolisian Venezuela, para pembunuh itu sekarang tinggal di sana. Sanggita akan menyamar menjadi salah satu dari mereka lalu menggiring mereka ke penjara.

Ridho POV End

*Esoknya

Skycode POV

*Macdonald Cartier International Airport

Haaaaaaaaaah,,, Kanada!

Akhirnya, kami sampai juga. Kami baru saja turun dari pesawat dan sekarang sedang dalam perjalanan mencari tempat tinggal

"Dhea, dimana kita akan tinggal?" Tanyaku
"Kita harus pergi ke pinggiran kota Ottawa. Kita tidak bisa tinggal di pusat kota" Jawab Dhea
"Kenapa?" Tanya Nisa
"Karena, jika kita tinggal di pusat kota polisi akan mudah menemukan kita." Jawab Dhea dengan wajah serius

Kamipun menuju tempat tujuan menggunakan bus umum. Setelah sampai, kami menemukan sebuah rumah besar bergaya Victorian yang didepannya tertulis "On Sale" dan terdapat seorang kakek tua sedang bersih - bersih didepannya.

 Setelah sampai, kami menemukan sebuah rumah besar bergaya Victorian yang didepannya tertulis "On Sale" dan terdapat seorang kakek tua sedang bersih - bersih didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Excuse me, Mister. Is this your home?"
"Yes, this is my home. But, On Sale."
"Sale? Can we buy it?"
"Yes, of course"

Setelah membeli rumahnya, kakek tua itu segera pergi. Sekeliling rumah ini tidak terlalu ramai. Hanya ada sebuah rumah kecil diseberang jalan. Dan sepertinya, rumah itu juga baru saja ditempati.

 Dan sepertinya, rumah itu juga baru saja ditempati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Skycode POV End

Anacha POV

Kami telah membeli sebuah rumah besar bergaya Victorian di pinggiran kota Ottawa. Sekeliling rumah ini dipenuhi oleh taman - taman yang indah namun sepi. Walaupun begitu, jarak rumah kami dengan tetangga kami tidak terlalu jauh.

Tok Tok Tok

Pintu rumah kami diketuk saat kami sedang berkumpul menghangatkan diri didepan api unggun
"Siapa itu?" Tanya Kurnia
"Hmm, biar aku dan Anacha yang membukakan pintu" Jawab Dhea

Dhea segera membukakan pintu lalu munculah seseorang yang tidak kami kenal.

"Excuse me. Can I join you? I have no bonfire in my house so i feel cold"
Seseorang yang mengetok pintu tadi ternyata ingin bergabung didepan api unggun.

"Who are you?"
"I'm your Neighbor. My house in across the street, in front of your home"
"Oh, its okay."

Kamipun segera mengajak tetangga itu masuk.
"Siapa dia, Dhea?" Tanya Dhiya
"Tetangga. Dia ingin menumpang api unggun"
"Ooooooh"


























"Kalian bisa berbahasa Indonesia?"

The MurderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang