Mission : Don't You Dare!

147 21 1
                                    

Adam POV

Misi telah dimulai! Kami pun bergegas berlari menuju posisi masing - masing menurut strategi dari Anacha. Team ku dan Team Kurnia berjalan beriringan karena kami sama - sama diperintahkan untuk msuk melalui pintu belakang. Sebenarnya ini tidak pantas disebut berjalan, kami setengah berlari.

"Lakukan dengan baik!"
"Ya! Team mu juga!"
Itulah kalimat perpisahan kami. Kami bertugas di lantai yang berbeda. Team Kurnia langsung menuju lantai ke lantai 5 gedung apartemen menggunakan tangga darurat. Kenapa tangga darurat?Karena jika menggunakan akses jalan yang lain mereka akan mudah dicurigai dan tertangkap.

Team ku bertugas dari lantai pertama. Sebenarnya, tugas kami hanyalah menutup pengelihatan CCTV. Namun, jika ada penjaga yang macam - macam, kau harus membunuhnya. Ya, kira - kira begitulah perintah Dhea.

Plukk

Whuss

Telur disusul tepung telah dilemparkan ke CCTV. Ternyata, penjagaan di sini tidak begitu ketat. Kami bisa menutup penglihatan CCTV dengan mudah. Tetap saja, kami menggunakan topeng seperti masker untuk berhati - hati.

Plukk(?)

Whusss(?)

Plukk(?)

Whusss(?)

Tidak terasa, kami telah menutup penglihatan CCTV sampai ke lantai ke 4. Satu lantai lagi kami bisa bergabung dengan Team Kurnia.

Ctakk

Deg!

Seseorang atau bisa jadi banyak orang melemparkan pisau ke arah kami. Sontak aku sebagai pemimpin Team ini mengeluarkan pisau lipatku lalu membukanya sebagai bentuk kewaspadaan. Anggota ku yang menyadari bahwa kami dalam bahaya pun langsung mengeluarkan senjata masing - masing.

"Siapa itu, Adam?" Tanya Anggi dengan raut ke - waspadaan yang ada pada wajahnya.
"Berhati - hati lah! Dia ada disekitar kira sekarang!" Ucap ku

Dan benar saja. Seseorang berpakaian penjaga dan memegang beberapa pisau muncul dari salah - satu tempat yang letaknya tidak jauh dari tempat kami sekarang.

"Siapapun kalian! Menyerahlah sekarang juga! Aku masih mempunyai banyak pisau yang akan ditancapkan ke jantung kalian disini" Ucap orang itu menyombongkan diri sambil menunjuk saku jasnya

"Hahaha,, rupanya ada seekor sigung yang ingin bermain - main dengan kita." Ucap Hafwan
"Yahh. Baiklah! Kau menginginkan permainan apa, Nona Eka?" Tanya Dani dengan Santai

Kalian pasti bingung kenapa Dani mengetahui nama perempuan di hadapan kami ini. Caranya mudah, tinggal melihat nametag di jasnya :v

Kulihat mata Eka berkilat marah. Dia mulai mengambil sesuatu dari sakunya dan ternyata itu adalah.

Dooor

Sial! Itu pistol! Diantara semua anggota The Murder, hanya Skycode lah yang membawa pistol dengan bebas setiap kali menjalankan misi. Dan sekarang? Skycode tidak bersama kami.

Door

Door

"Berlindung!" Perintah ku kepada anggota Team ku.

Srekkk

Srekkk

"Jangan berani - berani kau mencelakai kami!"

Aku dan anggota - anggota Team ku melemparkan pisau dan gunting yang kami bawa ke arah Eka yang masih saja melemparkan tembakan ke arah kami. Sampai....

Cplooooook

Hafwan melemparkan salah satu telur yang kami bawa ke arah Eka. Dan Boom! Itu mengenai tepat di wajahnya. Parahnya, ternyata telur itu adalah telur busuk.

"Nggghhrrrhhhngggg"
Waw, Eka menggeram sangat keras. Untung bukan mengaum!
Saat dia lengah, kami mulai melemparkan senjata - senjata kami ke arah Eka. Hebatnya, dia masih sempat - sempat nya menghindar. Jika seperti ini, berarti dia bukanlah orang biasa.

Sreeeek

"Kerja bagus Anggi! Sekarang mari lanjutkan misi kita"
Ujarku kepada Anggi karena lemparan pisau nya mengenai tepat di leher Eka yang sekarang sedang terkapar di lantai
"Baik!" Jawab semua Anggotaku

Kamipun segera melesat menuju lantai ke lima untuk bergabung dengan Team Kurnia.

Adam POV End

The MurderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang