Skycode POV
Ahhh, segarnya!
Selesai berenang, aku segera memakai Jaket dan sepatu Converse High yang tadi kulepas. Senja telah berlalu satu jam yang lalu, aku pun memutuskan untuk pulang. Lagipula, jam sepuluh malam nanti aku harus melaksanakan misi.Cciiiitttt
Mobil Hilux yang ku kendarai berhenti tepat di depan rumah The Murder.
Brakk
"Kau dari mana saja?"
"Bukan urusan mu!" Jawab ku mengacuhkan pertanyaan Dhea
"Anacha! Ikut aku dan jelaskan padaku strategi malam ini!" Perintah ku kepada Anacha
Setelah itu, aku pun segera menuju ke kamar ku diikuti Anacha di belakang ku.Skycode POV End
Anacha POV
Skycode telah pulang. Walupun dia pulang dengan keadaan masih marah. Tapi tak apa. Setidaknya dia tidak dalam bahaya. Tapi, mengapa celana Skycode basah semua?
"Duduklah dan jelaskan!" Perintah Skycode dengan singkat, padat, dan jelas.
"Eung? Y-ya baiklah" Jawabku gugup.Akupun menjelaskan strategi ku kepada Skycode.
"Baik, aku mengerti" Ujar Skycode pada akhirnya.
"Skycode! Aku tidak ingin ikut campur tapi lebih baik bekerja sama lah untuk misi ini. Ini bukan misi main - main! Salah langkah sedikit saja jati diri kita akan terbongkar!" Saranku kepada Skycode"Keluarlah! Beritahu kan kepada yang lainnya untuk bersiap - siap!
Aisshh, bukannya mematuhi saranku! Dia malah mengusir ku!Dasar menyebalkan! Ingin ku pukul kepalanya dengan globe kesayangan ku! Lalu merobek mulutnya menggunakan gunting yang biasa kupakai untuk menggunting peta! Lalu memotong - motong mayat nya dengan pisau! Lalu menyiramnya dengan air raksa! Lalu menuliskan kalimat "Warning!Crazy Person!" di dahinya menggunakan spidol yang kugunakan untuk menulis strategi! Terakhir melemparkan nya dari puncak pegunungan Himalaya!!! Biar dia dimakan oleh Yeti!
Tapi Bohong!
Mana mungkin aku melakukan itu pada sahabatku sendiri?Sekesal - kesalnya aku akan tingkahnya, aku tidak akan pernah melakukan hal - hal seperti itu! Tapi, untuk Menuliskan kalimat "Warning!Crazy Person!" menggunakan spidol, mungkin akan kulakukan suatu saat nanti.
Anacha POV End
Dhea POV
Jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam. Aku dan anggota The Murder yang lain telah sampai dan berkumpul di depan apartemen yang ditempati oleh Naswa dan Ajeng. Kami hanya membawa gunting dan pisau lipat andalan kami. Kecuali Skycode, dia juga membawa pistol.
Sebenarnya kami semua bisa menggunakan pistol maupun senjata laras panjang serta granat ataupun panah bahkan ketapel. Kami bukanlah kelompok pembunuh yang bodoh dan tidak bisa menggunakan senjata. Hanya saja, Skycode paling ahli menggunakan pistol. Dan senjata yang mudah dibawa selain gunting dan pisau lipat adalah pistol. Masa iya kami harus membawa panah apalagi laras panjang?
Untuk pakaian, kami yang perempuan memakai celana jeans biru panjang dengan banyak sekali robekkan. Persis seperti gelandangan.
Baju nya adalah hoodie berwarna senada dengan celana jeans kami. Semua itu dipadukan dengan sepatu boots ber - hak tinggi berwarna hitam pula. Seperti mau melayat orang yang meninggal.Para lelaki memakai celana training berwarna hitam berkantung lebar dipadukan dengan hoodie abu - abu dan sepatu boots berwarna hitam. Alasan mereka memakai celana training adalah untuk memudahkan menyimpan banyak telur dan tepung dalam jumlah yang banyak. Tak lupa Headband berwarna abu - abu yang melekat dikepala mereka.
"Semuanya! Laksanakan misi dengan benar! Jadi diri kita akan terbongkar jika misi ini gagal!Bekerja samalah dengan baik, kompak!" Perintah ku
"Baik!" Sahut semua anggota ku kecuali Skycode. Ahh, entahlah!Aku ingin fokus pada misi ini! Aku ingin melupakan masalah ku dengan Skycode sebentar saja."Baiklah semuanya! Jalankan tugas masing - masing menurut strategi! Jangan tinggalkan barang bukti!"
Kamipun memulai misi kami
KAMU SEDANG MEMBACA
The Murder
Mystery / ThrillerHighest Rank : #32 in Mystery/Thriller "Hidup itu indah, menurutku. Asalkan kau dikelilingi teman sepemikiranmu dan bermandikan percikan darah korbanmu" - The Real Murderer Sebuah kelompok pembunuh yang menamai diri mereka 'The Murder' kabur ke Kan...