Dhea POV
"Ramdhani"Ujar ku
Pertarungan anggota ku telah selesai, semua target telah mati. Tapi, mereka menatap tegang ke arah salah satu teman mereka yang tergeletak tak bernyawa
"Dhea! Apa yang kau lakukan?!"Histeris Ayu sambil berlari memeluk mayat Dani.
Iya, yang ditembak Dhea itu Dani, anggota Tim 3 The Murder.
"Melakukan apa yang sudah seharusnya ku lakukan,,,"
"Sejak dulu"Lanjut ku
Mereka semua mulai mengerumuni mayat teman mereka itu.
"A-apa maksud mu? Apa kau salah sasaran?!" Tanya Anggi"Tidak" Jawab ku singkat
"Lalu kenapa?!"Tanya Doni sambil mencengkram kera bajuku.
"Seorang pengkhianat pantas mendapatkan nya"Jawab ku sambil melepaskan cengkraman Doni.
"Kau tidak jelas!"Bentak Kurnia"Diamlah! Nyawa harus dibalas dengan nyawa!" Sahut Adam tiba - tiba.
Kami semua langsung mengalihkan perhatian kami ke Adam, Leader of Team Three.
"Nyawa apa?" Tanya Skycode
"Nyawa teman kita" Jawab Adam"Rayhanah"Jawab ku
*Flashback On
"Dhea! Dhea!"
Kami telah selesai melaksanakan misi, yaitu mencuri toko senjata terkenal di kota ini. Sekarang, saat nya kami untuk pulang. Aku berjalan di depan untuk memimpin, namun Adam yang berjalan paling belakang terlihat tergesa - gesa menghampiri ku.
"Ada apa, Adam?" Tanya ku
"Aku meninggalkan kalung berukir nama ku di toko senjata tadi!!!Bagaimana ini???" Jawab Adam panik
Mendengar hal tersebut, aku pun ikut panik. Namun, aku menutupi nya dengan wajah datar ku."Kenapa bisa begitu?! Apa kau tak tau apa yang akan terjadi bila seseorang menemukan nya?" Bentak ku pada Adam
"Aku tau! Karena itu lah aku melapor padamu!!!!" Jawab Adam masih dengan kepanikan nya"Ada apa?" Tanya Anacha
Kami berdua memang berjalan agak menjauh dari anggota sehingga mereka tidak bisa mendengar percakapan kami yang lebih terdengar seperti bisikan sangking kecil nya suara yang kami keluarkan."Tidak, tidak ada apa - apa. Kalian semua kembali lah ke markas. Aku dan Adam akan kembali ke toko senjata tadi. Ada sebuah urusan." Perintah ku
"Yang benar saja! Polisi pasti akan datang ke sana sebentar lagi!" Ujar Anggi
"Dan juga, toko itu telah hancur dan terbakar! Senjata yang kita perlukan pun sudah ada di tangan. Apa lagi yang kau butuh kan di sana?" Tanya Ayu
"Ada urusan!"Jawab kuTanpa memperdulikan kebingungan anggota ku, aku pun berlari ke arah toko senjata yang kami hancur kan 5 menit lalu
"Lain kali, jangan lah melakukan ke ceroboh! Jika kau tidak bisa menjaga kalung mu dengan baik, maka lebih baik tidak usah dipakai!" Tegur ku.
Adam tidak menyahut teguran ku. Sepertinya dia benar - benar gelisah, atau bisa jadi tidak mendengar kan ku.Kami pun telah sampai ke lokasi. Kulihat api membara di toko tersebut
"Di mana kau menghi-" Ternyata, tanpa ku komando lagi, Adam telah mencari keberadaan kalung nya"Gotcha!!! Aku mendapatkan nya!" Aku mendengan suara dari dalam sisi gedung yang baru terbakar sedikit.
Aku pun segera masuk dan menemukan Adam yang menggenggam sebuah kalung
"Sudah?" Tanya ku
"Ya, ayo pulang!" Jawab Adam dengan wajah yang berseri - seri.Kami pun berjalan keluar dari gedung terbakar tersebut. Namun,
"The Murder?" Kami mendengar suara dari balik sisi depan gedung toko
"Ya, The Murder! Pemimpin mereka adalah Dhea!" Ujar seseorang
Aku dan Adam mengenal suara ini, salah satu anggota The Murder!Aku dan Adam segera bersembunyi lalu menguping pembicaraan tersebut
"Tapi, mengapa kau meminta kami untuk membasmi mereka?"
"Karena aku muak dengan mereka!Aku muak! Mereka semua menyuruh - nyuruh! Sok berkuasa! Aku muak!"
"Jadi, kau ini menginginkan kekuasaan, hmm?"
"Ya! Dan juga uang yang telah kalian janjikan"
"Baiklah, baik. Kau akan menerima uang nya saat The Murder itu telah tiada""Baik, kita sepakat!"
"Lalu, informasi terkini apa yang dapat kau berikan?"
"Ini!"
Kulihat salah satu dari mereka memberikan sebuah kertas
"Haha, bagus, bagus sekali! Pihak kepolisian akan sangat berterima kasih padamu, emm Tuan siapa anda?""Dani"
*Flashback Off
"A-apa?"-Doni
"Bohong!"-Skycode
"Bicaralah serius!"-Anggi
"Tidak mungkin" - Hafwan"Tapi itulah kenyataan nya" - Adam
"Ingat saat kita akan kabur dari Indonesia? Team Adam membuang mayat ke sumur. Barang - barang mereka kita yang membereskan .Kebetulan, barang - barang Dani aku yang membereskan. Lalu, aku menemukan sebuah surat yang berisi perintah kepada Dani untuk menjebak kita.Dan dibawahnya tertanda "Kepala Kepolisian" Jelas kuKulihat semua anggota menangis tak percaya. Apalagi Doni, orang yang paling dekat dengan Dani.
"Tidak mungkin, Dani Kau, hiks... ku mengkhianati kami?!" Tanya Doni seakan tak percaya pada kenyataan"Sudahlah, mari pulang! Kuperingat kan pada kalian semua! Jika ingin berkhianat, jangan lah meng urungkan nya hanya karena takut dibunuh atau pun ketahuan. Tapi urung kan lah karena mengingat masa - masa kita bersama! Masa - masa tidak ada yang perduli pada kita! Masa - masa dimana kita tidak dianggap oleh siapa pun di dunia ini!Dan masa - masa kita kehilangan orang - orang yang kita cintai."
Aku melangkah keluar dari kamar 300 itu. Di ikuti para anggota yang lain yang berjalan perlahan sambil sesekali menengok ke arah mayat Dani yang tergeletak tak bernafas di lantai kamar.
Baiklah, kenapa aku tega? Kan aku sendiri yang bilang ingat masa - masa kita...
Sejak lama, aku sudah tidak punya rasa sayang itu padanya. Susah dibentuk, namun mudah dihancurkan. Dia duluan yang tega mengkhianati kami, lalu kenapa aku harus tidak tega membunuhnya?
Kulihat tangan Doni yang menggenggam sebuah kalung yang kuyakini milik Dani, namun ragu untuk membawa nya.
"Bawa saja, ini perintah!" Ujar ku tanpa melihat kebelakang lagi
Kulihat Doni dengan air mata nya berlari meninggalkan mayat si pengkhianat itu. Bukan hanya Doni, semua anggota pun menangis kecuali aku dan Adam
"Aku tak menyangka" Ujar Anacha menatap mayat Dani lalu berbalik dan melangkah kan kaki nya keluar dari kamar tersebut. Hmm, ucapan perpisahan yang unik. Tapi, untuk apa? Pengkhianatan adalah sesuatu yang paling ku benci di dunia ini. Apalagi seperti Dani yang sampai menghilangkan nyawa Rayhanah. Semuanya seperti terulang kembali, karena......Nyawa dibalas Nyawa

KAMU SEDANG MEMBACA
The Murder
Mistero / ThrillerHighest Rank : #32 in Mystery/Thriller "Hidup itu indah, menurutku. Asalkan kau dikelilingi teman sepemikiranmu dan bermandikan percikan darah korbanmu" - The Real Murderer Sebuah kelompok pembunuh yang menamai diri mereka 'The Murder' kabur ke Kan...