Kurnia POV
Ini sudah jam 2 siang. Seharusnya Dhea, Anacha, dan Skycode sudah pulang pulang 2 jam yang lalu., Kemana mereka? Apakah ada masalah?
Brakkk
"Omegat! Omegos! Omebebih! Siapa itu!?"
"Pfffftt, tidak usah latah seperti itu Nisa! Paling juga Dhea. Kalau tidak Anacha atau Skycode" Ucap ku sambil menahan tawa.
"Ah, iya! Ngomong - ngomong kemana mereka? Kenapa belum pulang?" Tanya Nisa
"Entahlah. Mungkin ma - SKYCODE! APA YANG TERJADI?"Omonganku terputus ketika melihat keadaan Skycode. Wajahnya lebam dam matanya sembab. Terlihat jelas bahwa ia baru saja selesai menangis. Diikuti Anacha dibelakangnya. Bedanya, tidak terdapat lebam diwajah Anacha. Hanya terdapat mata yang sembab seperti Skycode.
Brakkk
Skycode menutup pintu kamarnya. Lebih tepatnya nembantingnya.
"Apa yang terjadi, Anacha?"
Tanyaku pada Anacha yang tidak ikut masuk ke dalam kamar.
"Hiks... Dhea!" Anacha menjawab pertanyaanku sambil menangis"Dhea? Kenapa dia?" Tanya Nisa
"Dia tidak membela Skycode dan aku. Dia lebih membela si tetangga sialan itu!" Jawab Anacha dengan mata berapi - api
"Apa!?" Bukan aku dan Nisa yang menjawab. Melainkan Dani, Doni, Hafwan, Anggi, Adam, Dhiya, dan Ayu yang tiba - tiba datang entah dari mana."Kau pasti bercanda!" Ucap Dhiya tidak percaya
"Apakah aku terlihat sedang melakukan lelucon April Mop?" Anacha balik bertanya
"Tidak sih, april masih lama. Jadi itu benar?" Tanya Dhiya lagi
Anacha hanya mengangguk meng - iyakan lalu bergegas menyusul Skycode ke kamar.Kurnia POV End
Skycode POV
Aku membencinya! Aku membencinya! Aku membencinya!
Dhea menjadi lupa dengan ku! Lupa dengan kami!Tok Tok Tok
"Skycode, boleh aku masuk?"
Aku mengenal suara itu
"Ya, silahkan Anacha"Cklekk
Kulihat Anacha masuk dengan perlahan.
"Skycode? Apa kau baik - baik saja?"
Hmm, basa basinya leh ugha.... Tapi tetap saja aku tidak baik - baik saja!"Aku akan baik - baik saja ketika si tetangga itu tewas!" Jawabku
"Eung? B-baik. Sekarang, bisakah kita membicarakan misi nanti malam?" Tanya Anacha
"Misi? Oh iya! Aku hampir lupa! Ayo kita pikirkan strategi nya!" Ucapku dengan semangatAku sedikit melupakan kesedihan dan kemarahan ku. Hahaha, anak ini benar - benar dapat membantu! Anacha pun mendekati aku lalu duduk disampingku. Kami berdua duduk dilantai sekarang
"Berdasarkan informasi, Naswa, Ajeng, dan lelaki dibelakang mereka tadi itu tinggal di apartemen dekat Universitas." Jelas Anacha
"Benarkah?" Tanyaku memastikan
"Ya! Tapi, penjagaan disana sangat ketat! Kita tidak bisa membunuh mereka semua sekaligus. Perkiraanku,ckita hanya dapat membunuh satu sampai tiga orang saja!""Apa? Satu sampai tiga orang saja? Bukankah itu terlalu sedikit?Bagaimana jika yang tidak kita bunuh malam ini membuka mulut?" Tanyaku tidak sabaran. Kemarahan ku muncul kembali mendengar kenyataan ini
"Hmm, bisakah kau tenang? Maka dari itu aku ingin membicarakannya. Siapa dua orang yang akan kita bunuh duluan?" Tanya Anacha dengan wajah datar. Jika sudah seperti ini, itu tandanya ia tidak bisa diajak bercanda lagi"Ekhem. Bagaimana kalau Naswa dan Ajeng duluan. Mereka kan provokator nya. Yang lainnya tidak terlalu membahayakan karena belum tau betul." Jelasku pada Anacha
"Hmm, baiklah. Berhubung hubungan mu dan Dhea tidak berjalan dengan baik sekarang. Jadi, kita akan melaksanakan misi in-"
"Berdua? Saja?" Tanyaku memotong ucapan Anacha
"Mau bagaimana lagi? Kalian berdua itu sama - sama keras kepala. Kau itukan ahli senjata! Apa yang salah jika hanya dilakukan berdua? Hmm?" Tanya Anacha dengan nada suara yang mulai meninggi.Hmmm~ Aku menghela nafas. Keadaan seperti ini sangatlah menyulitkan. Kami bertiga terikat. Kami kuat karena bersama. Jika salah satu dari kami gagal, maka yang lainnya juga akan gagal. Jika salah satu dari kami hancur, maka yang lainnya juga ikut hancur. Begitulah keluarga.
"Baik! Kita tinggalkan Dhea! Kita bisa mengajak Kurnia dan yang lainnya!" Saranku
"Hmm, ya! Kau ben-""Aku ikut!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Murder
Mystery / ThrillerHighest Rank : #32 in Mystery/Thriller "Hidup itu indah, menurutku. Asalkan kau dikelilingi teman sepemikiranmu dan bermandikan percikan darah korbanmu" - The Real Murderer Sebuah kelompok pembunuh yang menamai diri mereka 'The Murder' kabur ke Kan...