Chapter 43 : Start It Right Away

84 17 1
                                        

Sanggita POV

"Baiklah,Sanggita.Sejak awal kedatangan mu,kau sudah membuat kami semua muak.Kau akan merasakan akibatnya sekarang"

Jduaakk

Dhea menendang perut ku menggunakan sepatu boots yang dikenakan nya
"Proses pencabutan nyawa mu di mulai sekarang!"

Braashhh

Aku memuntahkan darah dari mulut ku.Bahkan sampai mengenai baju Dhea.Perut ku terasa perih dan sakit sekali

Sreeeetttt

"Arrrrggghhh!!!"
Dhea menusukan pisau dapur nya ke punggung ku lalu menarik nya hingga membentuk luka tusukan garis yang melintang

Duaak duaak duakk

Dhea terus meninju wajah ku hingga babak belur.Tapi,ia tak mendekati mata ku sama sekali.Aku tau dia melindungi donor mata untuk Dhiya.Sebegitu sayang nya kah dia pada teman - teman nya?

"D-Dhea!!!Arrrgghh!!"
Aku hanya bisa berteriak untuk melampiaskan rasa sakit yang ku alami
Kenapa?Kenapa dia menyiksaku terlebih dahulu?Kenapa tidak langsung membunuh ku saja?

"Dokter Aryo,kemari lah!Bawa peralatan mu!"Panggil Dhea kepada Dokter Aryo yang sedang menahan sakit.Dokter Aryo pun mendekat perlahan ke arah kami sambil menenteng tas berisi peralatan Dokter nya dan satu tangan memegangi perut nya

"A-ada apa?"Tanya Dokter Aryo gugup
"Saat nya kau melaksanakan tugas mu!"
Perintah Dhea sambil mengacungkan pisau dapur nya ke wajah Dokter Aryo
"B-bagaimana bisa?Mengambil nya hidup - hidup?"Tanya Dokter Aryo tak tega
"Kau menenteng ku?"Bentak Dhea
"T-tidak!"Balas Dokter Aryo ketakutan

Dhea pun berlari ke arah tas nya lalu membawa nya kehadapan kami semua
Dhea mengeluarkan sebuah borgol dan sebuah kain lalu memborgol kedua tangan ku dan...menggumpal kan kain tersebut kemudian menyumpal kan nya ke dalam mulut ku

"Sekarang kau bisa diam"Ujar Dhea
"Emmm!Eemmmm!!"Aku meronta - ronta saat Dokter Aryo mulai membuka tas Dokter nya
"Diam bodoh!"Ujar Dhea sambil mencengkeram dagu ku
Dokter Aryo melebarkan kelopak mata ku dan....

"Emmmmmm!!!!!!"
Dia mengambil bola mata kiri ku.Darah segar pun mengalir dari lubang mata ku yang kini bolong
"Hiks...hiks.emmm!!"Aku menangis sambil berteriak tapi tertahan
Dokter Aryo pun memasukan bola mata ku ke sebuah tempat.Aku tak tau nama nya

"Sudah ya?Ku rasa,hanya itu yang kami butuhkan"Ujar Dhea
Aku tak menjawab.Mata sembab ku terpejam.Darah ada dimana - mana
"Dokter Aryo"Panggil Dhea
"Y-ya?"Balas Dokter Aryo

Ckleeekk

Dhea memborgor kedua tangan Dokter Aryo lalu menggiring ny ke dalam mobil dan mendorong nya ke kursi belakang.Tak lama kemudian,Dhea kembali lagi

"Aku tak ingin pulang dulu"Ujar Dhea seolah - orang aku bertanya mengapa ia kembali lagi
Dhea lalu berjongkok dan mengeluarkan sumpalan kain dari mulut ku
"Bunuh saja aku..."Lirih ku
"Aku memang akan membunuh mu.Kau sabar dulu ya.Aku mau bermain - main dulu"Ujar Dhea enteng

Bermain - main?Maksud nya
"Arrrggghhh!!"
Dhea membelah perut ku
"Aishh!Bisa diam tidak?"Bentak nya
Aku tak menjawab.Rasa nya,aku akan mati.Aku sedang berada di ambang kematian

Tangan nya mulai bergerak untuk mengeluarkan semua isi perut ku,namun....

Sreeekkk

"Arrrghh!Sial!Aku melupakan semak - semak mecurigakan itu!"Geram Dhea
Sebuah pisau melayang dari semak - semak dan menggores lengan Dhea
Dhea pun segera masuk ke dalam mobil lalu menjalan kan nya pergi meninggalkan ku yang sedang sekarat disini

"Astaga Sanggita!!!!"
"Telpon polisi terdekat!"
"Baik!"
"Kabarkan kejadian ini kepada kapten Ridho!"
"A-aku tak yakin kau akan selamat atau tidak tapi kami akan berusaha!"

Dari semak - semak,keluar 2 orang yang sangat ku kenal.Aku melihat mereka panik dan sibuk menelpon sambil berusaha memberikan pertolongan sementara kepada ku.Ya...Itulah yang terakhir kali ku lihat.Mata ku lalu tertutup dan...

"Selamat tinggal dunia,Mamih.Aku gagal,Kapten Ridho"

The MurderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang