Chapter 6 : Join Us

198 20 16
                                    

Anggi POV

Kami telah sampai di rumah setelah berlari kencang dari semak, meninggal kan si tetangga yang jatuh ter-duduk karena di dorong oleh Skycode.

"Ada apa dengan mu, Skycode?"
"Apa yang kau maksud?"
"Tingkah laku mu. Kau sangat panik dan gegabah"
"Aku hanya melakukan apa yang harus dilakukan"
"Hmm, baiklah."

Sebenarnya aku sudah mengerti alasannya. Aku hanya ingin bertanya. Si tetangga kan menyelamat kan Anacha. Kenapa harus buru - buru membunuh nya?

Tok Tok Tok

Eung? Siapa itu? Apa itu pihak kepolisian? Mereka menemukan kami? Omegos!!!!

"Anggi, buka kan pintu!"
Apalagi ini? Dhiya menyuruhku membukakan pintu? Apa dia tidak tau aku sedang ketakutan?
"Kamu sajalah! A-aku mau ke kamar mandi dulu!"
Aku pun segera berlari meninggalkan Dhiya

Anggi POV End

Dhiya POV

Dasar Anggi! Aku kan menyuruh nya membuka kan pintu! Kenapa harus takut dan menyuruh balik?
Dasar aneh!
Perlahan - lahan aku menuju Pintu.

Tok Tok Tok

Dasar tidak sabaran!

"Dhiya? Siapa itu?"
Waaah akhirnya! Dhea sudah selesai mandi dan datang. Mungkin, dia bisa membuka kan pintu.
"Aku tidak tau. Bukalah!" Ujarku

Ckleeek

"Kenapa lama sekali? Kalian tau tidak sih kalau kaki ku terkilir? Ingin aku mati berdiri, huh?"
Ternyata itu si tetangga. Padahal, aku sudah sangat takut.

"Ada perlu apa kesini?" Tanyaku
"Kau lupa? Skycode kan menyuruh ku!"

Oh iya, aku lupa. Hehehe.

"Masuk dan bergabung lah dengan kami. Makan subuh(?) akan dimulai"

Si tetangga pun masuk di iringi Aku dan Dhea

Dhiya POV End

Dhea POV

Si tetangga itu menepati perintah. Dia datang ke rumah kami pada saat makan subuh(?) akan dimulai.
"Semuanya, lihat siapa yang datang!"
Skycode dan teman - teman yang sedang memasak menoleh sebentar sebelum melanjutkan pekerjaan masing - masing.

"Duduklah. Aku tidak bisa menemani mu. Aku punya banyak pekerjaan"
Si tetangga mengangguk sambil tersenyum. Kenapa manusia yang satu ini sering sekali tersenyum?

"Anacha, Skycode. Ikut aku!"

Dhea POV End

Skycode POV

"Ada apa,Dhea?"Tanyaku
"Temani aku sebentar" Jawab Dhea

Ketika kami sudah cukup jauh dari yang lainnya....

"Kita harus berhati - hati"
"Berhati - hati?"Tanyaku
"Berhati - hati untuk apa? - Anacha
"Akan apa?" - Aku
"Kenapa?" -Aku dan Anacha

"Si tetangga tak diundang itu" Jawab Dhea
Aku dan Anacha terdiam kemudian saling ber-pandangan. Kamipun sampai di kebun cabai dibelakang rumah.
"Dia mencurigakan" Lanjut Dhea
Ternyata, Dhea juga mempunyai fikiran yang sama denganku.

"Mencurigakan bagaimana?" Tanya Anacha
"Banyak hal yang perlu dicurigai darinya" Jawabku
"Kau, juga berfikiran sama denganku?" Tanya Dhea
"Hmm, mana mungkin aku tidak mencurigainya?" Jawabku

"Pertama, kenapa dia bisa bertemu dengan kita saat misi sedang berlangsung. Apa yang dia lakukan?" Tanyaku
"Mungkin saja dia ada perlu ke supermarket itu." Jawab Anacha
"Hmm, benar juga. Tapi, aku merasa bukan itu tujuannya"

"Tapi, kenapa dia menyelamatkan Anacha? Jika dia orang normal dia pasti menyerahkannya kepada pihak kepolisian yang mengepung waktu itu" Ujar Dhea
"Eh? Iya juga ya." Jawab Anacha

"Yang kedua, kenapa dia bisa tau nama kita? Sedangkan kita tidak pernah memberitaunya!" Ujarku
"Ya, itu yang paling mencurigakan" Ujar Dhea.

Skycode POV End

Anacha POV

Benar juga apa yang dikatakan oleh Dhea dan Skycode. Tetangga itu mencurigakan. Kami segera kembali kedapur menemui yang lainnya.

"Kebetulan, Dhea! Tolong ambilkan cabai di dalam kulkas."

"Ini cabainya. Olah lah dengan baik" Perintah Dhea sembari menyerahkan cabai hasil petikan kami tadi kepada Adam dan Anggi.

"Hahaha, tenang saja! Kami sudah biasa mengolah makanan. Lebih baik daripada kalian semua." Seru Adam

Pletakk

"Jangan sombong, bodoh! Bahan makanan kami tidak sama dengan yang kalian jual!" Bentak Skycode.
Aku hanya menggelengkan kepala atas pertengkaran mereka. Aku dan Dhea menghampiri si tetangga.

"Jadi, kau ingin bergabung dengan kami? Wahai tetangga?" Ujar Dhea
"Ya, tentu. Aku mau!" Jawab si tetangga riang sambil meloncat
Aku dan yang lain terkejut, ada apa dengan orang ini? Apakah otaknya bergeser?

"Hahaha, kau sangat antusias sekali ternyata" Ujarku
"Jadi, siapakah namamu?" Tanyaku































"Sanggita, namaku Sanggita!"

The MurderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang