Sarah POV

119 7 2
                                    

   Huuft... kata Gabby yang udah dari dulu sekolah disini ini kelas yang orangnya rumayan-rumayan pintar. Saingan aku sih kayaknya banyak. Gapapalah yang penting aku mau membahagiakan mama saja. Itulah tujuan aku mau menerima beasiswa disini. Jadi ingat ketika aku masih kelas 9 semester 1, bukannya sombong, tapi waktu itu aku ditawari untuk sekolah di sini sekarang atas saran dari mama. Ya, mama. Mama mengajukan diriku pada program beasiswa di sekolah Mount James ini. Dan aku gak perlu ikut tes masuk ke sekolah ini lagi. Semuanya free dan biayaku  selama di sekolah ini ditanggung 100% sama pihak sekolahku sekarang. Dan kalau aku juara 1 umum lagi di sekolah ini, aku akan dikasih beasiswa ke Amerika dan bebas pilih nama universitas tapi tentunya aku harus ikut tes di universitas itu dulu. Ini semua berkat kerajinanku.

~~~

    Beneran, kamu memang harus berkerja keras membahagiakan orangtuamu, maksudku ibuku dan ayah kandungku. Bukan Johhny Pitt, ayah tiriku. Dia seorang pemabuk. Sudah 6 bulan dia tidak ada di rumah. Aku sih senang-senang saja. Namun, dalam hati aku berpikir mengapa mama mau dinikahi pria pemabuk seperti Johhny. Johhny pria tak bertanggung jawab. Kerjanya hanya merokok dan mabuk dan berjudi. Dan selain itu tidak ada lagi. Dia pengangguran. Setiap hari mama menangis karena Johnny. Uang mama pun habis karena dipalak Johnny. Aku hanya berpikir mengapa pria seperti itu ada di dunia. Ada dalam hidupku. Mengapa kadang pria menikahi wanita hanya karena nafsu dalam dirinya yang membara sebentar saja? Lalu meninggalkan wanita itu, membunuhnya dalam diam dan perlahan-lahan. Aku sedih pada mama. Di rumahku hanyalah ketakutan setiap kali Johnny pulang. Johnny selalu beralasan bahwa dia berkerja. Namun pernah kubuntuti dan kau tahu....
Dia bermain dengan wanita lain di kelab malam. Aku bersumpah tidak akan memberitahunya pada mama. Walaupun aku tahu mama sudah mengetahuinya.

~~~

   Bukan pada mama saja dia berlaku kasar, tapi padaku juga. Dia sering sekali memukulku, baik dengan tangan, menjambakku, meludahi bahkan. Aku seringkali meminta mama untuk menceraikan Johnny, namun mama menolak.
"Tidak sayang... suatu saat karma akan berputar. Mama percaya bahwa ayahmu dapat berubah menjadi lebih baik. Mungkin bukan sekarang, bukan besok, namun suatu saat nanti. Percayalah. Nah, yang perlu kamu lakukan hanya berdoa. Mama yakin ini adalah perkawinan mama yang terakhir... mama tahu dia jahat dan kasar, tapi mama harus mempertahankannya. Dia memilih mama untuk merubahnya menjadi lebih baik. Kamu harus yakin itu..." kata mama setelah aku menangis karena saat itu, 2 tahun yang lalu dia baru saja dipukul dengan tongkat bisbol oleh Johnny. Mama memar. Mama terluka. Aku tidak tega. Jauh dalam hatiku saat itu aku tidak pernah memaafkan Johnny. Dia melukai mama. Besoknya Johnny meminta maaf pada mama dan aku. Aku pun dan mama memaafkannya. Namun lihat.....
Besoknya dia menampar mama. Memang dasar keparat.
Hanya melukai perempuan. Dasar laki-laki lemah.

~~~

   6 bulan sudah Johnny tidak ada di rumahku. Rasanya lebih menyenangkan. Saat ini aku masih kelas 10 sma awal. Baguslah...
Mama jadi lebih tenang dan tidurnya tidak menggigau lagi. Bahagianya.
Aku juga senang karena hari pertamaku di sekolah ini aku satu kelas dengan Gaby di kelas 10.1. Sedang Esme di kelas 10.4. Gaby dan Esme, kembar yang mau menerima diriku. Mau berteman denganku. Aku senang punya sahabat seperti mereka.....

------------------------------------------------------
Coming soon chapter selanjutnya teteap Sarah POV✌
gimana kurang greget ya si Johnny nya? Readers tinggalakn jejak dong👣👣👣...peace✌

Long Coma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang