Sarah (flashback mode 2)

50 6 3
                                    

   "Boleh sebelah lu enggak?"

   Edward menanyakan itu padaku sementara aku masih berharap dia segera pergi dan bergabung dengan teman genknya.

   Tapi rasanya aku pikir aku sudah lama menutup hatiku apalagi aku rasa kini aku harus membuka hatiku. Siapa tahu saja dia bisa menjadi sahabat yang baik kelak bagiku.

   Atau aku bisa jatuh cinta padanya. Menggantikan kenangan tentang Reyn yang sudah lama hilang. Mengganti hatiku dengan yang baru?

   Tidak!
Aku rasa tidak ada yang dapat menggantikan Reyn. Setidaknya pertahanan hatiku masih belum runtuh oleh senyuman manis Edward. Sampai sekarang.

   "Tunggu, ya. Aku pindahkan tas ku dulu." Edward mengangguk. Aku memangku tas backpack ku. Dan tas tentengan aku pindahkan ke bawah kakiku.

   Edward terus tersenyum sementara aku menaruh tas tentenganku itu ke bawah kakiku. Setidaknya aku merasa dia tersenyum.

   "Gua udah kasih tahu kalo nama gua Edward. Nama lu siapa?"
"Oh, nama aku Sarah Wilson. Panggil Sarah aja. Kelas 7-4..." kataku, aku terus bicara aku kamu.
"Oh, lu ngomongnya aku kamu, ya. Ikutan dong, hehehe..."  aku ikut tersenyum.

  
~~~

    Bus sudah berjalan selama 1 jam. Dan karena agak macet sepertinya bisa sampai 1 jam lagi.

   Selama 1 jam awal aku dan Edward tidak banyak bicara. Kami hanya terdiam namun tetapi tersenyum apabila saling memandang. Aku suka tatapan matanya. Entah aku dapat melihat ketegasan di matanya. Mungkin dia adalah Ketua OSIS disini jadi akan selalu ramah padaku. Mega dan genk nya juga tidak terlihat. Mungkin di bus lain.

   Tatapan mata Edward mengingatkanku pada Reynold. Kalau dilihat dengan jeli, aku akui muka mereka 70% mirip. Mata Edward berwarna coklat muda speeti cokelat yang melumer. Hmmm... Entah apakah aku mengalami ilusi dan apakah otakku terus ingin melihat wajahnya selama sekian tahun, lebih tepatnya 8 tahun tak melihatnya.

   Edward hanyalah bagian yang tak sengaja masuk ke hidupku. Seiring waktu aku yakin dia akan meninggalkanku seperti Reyn. Oh, Reyn lagi bagus sekali.

   "Kok kamu kayaknya sendirian gitu sih? Kamu punya aku kok sebagai teman. Aku tahu sih kita baru aja 1 jam kenalan hehehe. Tapi aku bisa kok jadi teman terbaik kamu disini..." Edward menatapku seolah memohon.

   "Hmm...Edward. Apa alasan kamu mau sahabatan sama aku?" Tanyaku.

   "Kamu misterius dan unik, dan aku suka."

~~~

    Kamu misterius dan unik, dan aku suka.

   Kata itu menyihirku selama beberapa saat. Aku yakin Edward tidak berbohong. Dia mengatakannya dengan penuh ketulusan. Aku yakin dari tatapan matanya padaku. Selanjutnya aku hanya terdiam setelah dia mengatakan hal tersebut. Beku.

   Sekarang akhirnya kami sudah sampai di Bumi Perkemahan Cibubur. Cuacanya yang panas dan tiba-tiba aku ingat untuk segera menelepon mama bahwa aku sudah sampai lokasi.

   Setelah itu, guru-guru selaku koordinator acara mengumpulkan anak kelas 7 untuk segera berkumpul di pendopo. Saatnya pengumuman pembagian teman satu tenda.

~~~

    Aku satu tenda dengan 5 anak perempuan yang bahkan aku belum pernah lihat. Mereka semua terdiam melihatku. Sedangkan dari seberang tendaku adalah tenda Edward. Edward melambaikan tangan melihatku. Aku masih kaku. Terdiam.

Long Coma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang