Sarah POV

59 6 2
                                    

   Reyn melihatku lebih lama tadi pagi. Aku tak heran. Tak ada permintaan maaf atau apapun keluar dari mulutnya selama 6 bulan aku sekolah disini. Dia seperti membisu.

   Ketikanya dia melihatku, aku malah terdiam. Berusaha tenang. Berusaha sabar. Berusaha agar segalanya biasa saja. Mengapa tidak pernah ada itikad apapun dari Reyn? Aku masih bingung.

   Apakah Reyn menjadi manusia yang tak kenal ampun, tak pernah terpikirkankah olehnya atas apa yang terjadi padaku sekarang ini?

   Bodohnya aku malah jatuh cinta. Dan tidak ada seorangpun yang menarikku keluar dari lubang cinta sialan itu. Kecuali Ed. Walaupun rasanya biasa saja pernah menolaknya. Aku tidak pernah ada perasaan pada Ed. Aneh.

    Disaat semua orang mencari pelarian karena putus cinta, aku malah semakin ingin dekat dengan Reyn. Cowok yang membuat patah hati itu. Seolah dia telah menancapkan segala racun padaku agar aku tidak berpaling kepada yang lain.

   UAS semester 1 akan dimulai besok. Dan Ms. Emily, wali kelasku datang ke kelas kami untuk menyampaikan segala persiapan untuk UAS besok.

   "Jadi, murid-murid. Harap membawa pensil 2B untuk mengerjakan soal-soal UAS besok. Karena mengerjakan soalnya akan seperti UN, diarsir. Dan pemeriksaannya akan menggunakan komputer."

   Aku mendengarkan Miss Emily dengan seksama. Gabby yang berada di sebelahku malah main-main dengan pensilnya. "Sst...kok lu gak dengerin miss?" Tanyaku.
"Gaklah, udah pakai cara ini dari kelas 7! Iyakali gua mau denger lagi..." kata Gabby.

   "Reyn...keluar!" Miss Emily meneriaki Reyn. Entah kenapa. Aku melihat Reyn. Apa yang dia akan lakukan? Aku melihatnya berjalan menuju ke arah Miss Emily. Entah dia sepertinya marah atau emosi pada miss Emily. Dan membanting pintu begitu saja. "Ya ampun. Siapa yang salah coba?" Miss Emily lalu melanjutkan penjelasannya.

   Reyn, kau masih tidak berubah
Kau masih keras kepala seperti dulu...

~~~

   UAS sudah selesai dan pengambilan rapot besok. Tiba-tiba Gabby meneleponku. "Eh, gimana kalau kita besok atau lusa ke mall? Ngabisin waktu gitu, lusa bisa gak?" Tanya Gabby. "Okedeh." Kataku. Sebenarnya aku ingin membantu mama selama liburan sekolah ini dimulai. Tapi aku mengiyakan sajalah. Aku rasa perlu ada refreshing sebentar.

  
~~~

  Aku menaikki mobil keluarga Gabby dan Esme. Kami diantar oleh supir pribadi keluarga meereka ke restoran keluarganya.

   "Kita kasih gratis. Kalo mau dateng lagi, tenang aja panggil kita aja..." aku mengangguk.

   Sesampainya sudah ada pasangan yang kuyakini adalah ayah dan ibu Gabby dan Esme. "Nama kamu Sarah, ya? Gabby sama Esme sering cerita tentang kamu sama tante. Oh iya, kenalin, saya Diondra, mamanya Gabby dan Esme." Wajahnya masih terlihat muda. Tidak ada keriput apapaun di wajahnya, walaupun aku yakin usianya sudah kepala 4.

   "Sarah Wilson, tante. Tante apa kabar, hehehe..." kataku.
"Baik, sayang. Kamu mau makan apa? Disini buat kamu makannya gratis ya..." aku mengangguk. "Yuk, kita makan disana saja. Suasananya lebih intimate. Daripada disini, rame hehehe..." aku hanya mengangguk.

   Makanannya sangat lezat dan membuatku kenyang setengah mati.

   "Kamu sekelas dengan Gabby, ya. Katanya kemarin ambil rapot kamu ranking 1? Orangtua kamu pasti bangga dengan kamu. Pertahankan ya, sayang. Paling tante cuma pengen Gabby masuk rank 3 besar. Dia rank 4! Tante agak kesel sih..." aku terus mengangguk.

   Malam sudah hampir datang. Sedangkan kami tinggal menghabiskan makanan penutup untuk hari ini. Sambil menikmati angin malam. Membayangkan apabila mama dan ayahku disini. Sebagai satu keluarga makan bersama. Tidak ada orang lain. Tidak ada Johnny. Tidak ada...Reyn. Membayangkan agar semuanya tidak pernah kuingat seumur hidupku. Atau agar aku tidak pernah bersinggungan dengan itu semua...

____________________________________
Author Note~
Hayyy!! Akhirnya, fiuh😧 udah sampai bab ke 15 aja nih. Hehehe...
O iya, readers selamat tahun baru 2017 ya...🎆🎇🎉🎊🎉🎉🎉🎉 especially untuk @stuffedpanda dan @brigittavey (my kindest and best best ❤❤❤ ayok kita bakar-bakaran rumah)

Thanks unuk para readers untuk sejauh ini...
Kalau ada typo (salah nulis) tolong dimaafkan...
Anyway, makasih meskipun lc masih rank nya masih far far away, makasih sekali lagi.
Kalian semua yang ngebaca ini, gapeduli siapapun aku mau mengucapkan sekali lagi karena secara gak langsung kalian semua menyemangati aku juga sih💖

  
 

  Dah, see ya next in Reyn POV👍👍👍

 

  

Long Coma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang