Reyn POV

54 4 0
                                    

Selama koma, aku benar-benar tidak bisa tidur.

Anehnya adalah jiwaku seolah tidak pernah lelah. Kadang, saat menghabiskan malam di Rumah Sakit ini, aku sering berkelana. Kadang melihat sekilas pasien yang memiliki cerita hidup mereka masing-masing hingga bisa sampai disini.

Aku ingin bangun dari komaku yang kini sudah 2 minggu lebih ini. Hari ini tanggal 31 Desember. Menjelang tahun baru.

Melihat kedua orangtuaku dan Ed yang hanya akan menghabiskan tahun baru mereka masing-masing di Rumah Sakit membuatku sedih. Mereka yang bukannya senang menyambut datangnya tahun baru malah merawatku disini. Di ruangan di sebuah Rumah Sakit ini.

Jiwaku sunyi. Kau merasa seluruh bagian dalam kehidupanmu hilang selagi kau koma. Hal itulah yang banyak menemaniku dalam komaku selama 2 minggu ini.

Kadang aku berjalan entah sampai mana. Tapi percuma. Sejauh apapun aku melangkah, tidak akan ada tahu bahwa aku pergi. Yang ada adalah namamu yang terus dipanggillah yang selalu memenuhi pikiranku. Namaku selalu dipanggil oleh momma, daddy, dan Ed.

Entah apakah dad akan merasa kehilangan yang sangat-sangat selama aku terbaring koma. Jiwaku teramat rindu mereka. Keluargaku.

Keluargaku sangatlah berharga setelah aku menyia-nyiakannya. Dan aku malah baru sadar sekarang. Aku yang hanya menggunakan emosi sebagai perasaan utama dalam hidupku. Kini, aku merasa dampaknya.

Memperhatikan jendela selalu membuatku tenang. Apalagi latarnya adalah malam tahun baru. Yang berarti adalah cahaya kembang api yang tak henti-hentinya.

~~~

Aku belum siap mati.

Setidaknya sampai aku diberi kesempatan bangun untuk mengucapkan permintaan maafku dan ucapan selamat tinggal kepada keluargaku mungkin aku baru mengikhlaskan diri untuk pergi dari dunia ini.

Kata orang, kalau kau belum bisa pergi dari dunia orang hidup, berarti ada urusan yang belum selesai.

Aku menyerapi kata-kata itu. Termasuk masalah percintaanku selama ini. Aku yang begitu menyia-nyiakan perempuan. Harusnya aku memperhatikan mereka semua dengan penuh rasa hormat seperti momma memperhatikanku dengan rasa sayang juga. Tapi aku malah menyia-nyiakan cinta mereka.

Biasanya, aku suka menulis diary untul semua hal ini. Hal yang kurenungi ini sekarang. Tapi aku tidak bisa.

Sampai jam yang sudah menunjukkan pukul 00.00.

Artinya tahun baru telah tiba, dan permintaanku saat tahun baru ini adalah biarlah aku cepat bangun. Walaupun aku tidak tahu bagaimana caranya.

~~~

Kedua orangtuaku dan Ed mengucapkan selamat tahun baru. Terutama ibuku yang membisikkan suatu yang entah mengapa bisa terdengar olehku.

"Selamat tahun baru, Reyn anak mama. Cepat sadar sayang untuk kami semua."

Momma dan daddy menciumku. Dan tiba-tiba jiwaku terasa hangat. Aku tidak pernah terasa sehangat ini.

Ya aku sadar karena mereka belum pernah menyayangi seperti ini padaku.

Mereka selama ini dingin. Apalagi dad yang selama ini kutahu bahwa dia tidak pernah menciumku atau mengungkapkan kata-kata sayang padaku.

Mereka mencium pipiku disaat yang bersamaan. Dan seumur hidupku, aku hampir tidak pernah mengalaminya.

Memandang mereka berdua yang saling berangkulan dan menuju ke jendela. Menatap meriahnya kembang api sambil masing-masing mengucapkan kata 'Aku Mencintaimu.'

Long Coma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang