Sarah POV

45 4 0
                                    

   Aku melihat Ed.
Dia tidak melihatku.
Hatiku berdegup-degup.
Mengapa bisa hal ini terjadi?
Saat aku baru saja mencoba berdamai dengan Reyn, dia datang. Aku takut kedatangannya yang kedua kali, membuatku luluh dan jatuh ke dalam lubang aneh nan menyesakkan bernama CINTA.

    Satu kali kedatangannya, aku hampir jatuh dan luluh, hampir saja jatuh dalam pelukannya ketika ingat bahwa saat itu dia menyatakan cintanya padaku, kali ini aku takut pada kali yang kedua. Takut aku tidak akan bertahan  lebih lama. Karena lubang dalam hatiku yang kini minta diisi.
  
    Aku heran mengapa kadang cinta itu perlu diusahakan. Kalau memang iya, mengapa? Apakah sekali menolak, itu belum menjawab semuanya?

~~~

   Masuk sekolah seperti biasa, Reyn tidak lagi menunjukkan sikap arogan. Dan kudengar dia sudah putus dari Chris. Yang aneh adalah sekarang dia pindah lajur di belakangku dan Gabby. Sampai wali kelasku, Ms. Fiona, mengumumkan bahwa ada murid baru di kelasku. Aku curiga. Feeling ku adalah Ed. Entah mengapa. Dan..
  BOOM!

    Seorang laki-laki masuk ke kelasku.  Wajah Ed masih tidak banyak berubah. Senyumannya yang setengah menyeringai dengan sedikit tulus masih mendominasi dalam senyumannya. Aku tahu. Kali ini aku belum tentu bisa bertahan. Hingga dia melihatku, dan bodohnya aku adalah aku malah tersenyum. Kini, senyuman yang menyeringainya menjadi balasannya.

    "Ini adalah murid baru.  Baru pindah kesini. Silakan perkenalkan dirimu," ms. Fiona lalu berjalan untuk duduk ke duduk ke tempatnya.

   "Kenalin, nama gua Edward. Boleh dipanggil Ed. Nice to meet you all..." kami semua menyapanya, termasuk aku. "Dia Ed yang lu bilang itu, ya? Namanya sama soalnya..." kata Gabby berbisik di sebelahku. Aku mengangguk, dan kaget disaat yang bersamaan karena Ed diperintahkan Ms. Fiona untuk duduk di samping Reyn. Artinya pas dibelakangku.

   Aku tidak berani bertatapan lagi dengannya. Yang kutahu, walaupun sambil menunduk, aku bersumpah dia tersenyum saat melewatiku.

~~~

   "Yaelah udahlah, Sar. Selow aja kali. Emangnya dia masih inget sama lu, ya?" Tanya Gabby iseng-iseng. Sedangkan Esme yang duduk di sebelahku hanya terdiam. Waktu istirahat ini, aku hanya curhat ke Esme dan Gabby karena aku sudah curhat segalanya ke mereka.  Tentang pertemuanku dengan Ed sampai saat dia menyatakan rasa cintanya kepadaku. "Bukan gitu, ya. Bisa aja dia udah lupa sama lu. Mending yah, diemin aja. Anggep hal itu gak pernah terjadi, okay?" Kali ini Esme  berusaha menenangkanku. Hingga bel istirahat berbunyi. Aku dan Gabby segera ke kelas kami. Meninggalkan Esme di kelasnya.

    Celakanya adalah, gara-gara aku duduk berdekatan dengan  Ed, dalam pelajaran biologi ini aku masuk ke dalam kelompoknya. Sudah ada Reyn. Istirahat aku melihat mereka berdua tampak dekat. Kini dalam biologi aku sekelompok dengan Ed, Reyn, dan Gabby. Baiklah, mencoba berpura-pura melupakannya mungkin ide bagus.

~~~

  Untunglah strategiku berhasil. Dan tugas kelompok biologi sudah selesai hari itu juga. Sedangkan kelompok lainnya mengerjakan bisa sampai besok-besoknya.

   Baru saja ingin berjalan pulang, aku melihat Ed menyusul ke arahku. Mencoba berpikiran positif, aku terus berjalan kali ini dengan mempercepat ritme berjalan hingga aku melihat Ed yang kini sudah disebelahku.

   "Sugar...
Ayok pulang bareng. Aku tahu rumah kita searah."
DHEGG! Jantungku berpacu. Dia memanggilku dengan nama panggilan kita dulu.

   Sugar, Bee...

   Kusimpulkan, dia ingin merebutku kembali....

    Apakah kali ini hatiku akan tercuri?


  

Long Coma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang