Ed POV

28 3 6
                                    

    Aku tidak bisa tidak tega mendengar kabar bahwa Sarah dianiya oleh ayah tirinya sendiri. Aku masih memiliki perasaan dengannya. Dan aku masih mencintainya setengah mati.

   Aku tidak mau dia terluka. Dan ketika mendengar kabar bahwa ibunya memiliki kesulitan ekonomi untuk membiayai biaya rumah sakit Sarah, aku akhirnya memecahkan uang tabunganku, seluruhnya. Lalu membawa uang itu kepada ibu Sarah, walaupun uang itu sangat-sangat pas dengan biaya rumah sakitnya. Aku juga baru ingat bahwa itulah uang kuliahku nanti.

   Tapi tak apa. Aku bisa melakukannya demi Sarah. Aku benar-benar mencintainya. Aku tidak mau dia mengalami hal menyakitkan apapun. Biarlah masa depannya bersinar karena dia memang pintar. Tidak seperti aku yang bodoh ini.

   Hingga akhirnya aku malah bertemu dengan ibunya yang sangat setia menemaninya dalam masa kritis. Aku benar-benar sulit menahan rasa haru melihat seorang ibu yang berusaha setia dengan anak mereka. Dan aku melihatnya dalam diri ibu Sarah.

   Aku merasa iri dengan Sarah. Ayahku sibuk bekerja hingga tak pernah memedulikanku sebagai anaknya. Meskipun sekarang ayahku sudah diangkat sebagai manager di perusahaan yang cukup terkenal, tapi dia tidak pernah meniliki waktu untukku.

   Sedangkan ibuku? Dia sudah meninggal saat melahirkanku. Aku terus terang penasaran seperti apa rupanya. Aku melihat ibu Sarah hingga aku berusaha keras menahan air mata ini. Aku merindukan ibuku sendiri. Aku tidak pernah melihatnya, memegang rambutnya, menciumnya saat hari pertama sekolah, ataupun saat dia membelikanku baju-baju yang terbaik untukku. Aku tidak pernah melihat rupanya,tapi aku tahu bahwa dia melihatku dari surga sana...

Author POV~

   "Daniel, aku tidak bisa menahan ini untuk selamanya. Dia anakku. Dia buah hatiku. Tolong, Dan. Aku memintamu baik-baik. Apabila kau tidak melaksanakan ini, aku akan menuntutmu ke penjara, karena dia putraku. Reyn dan dia cepat lambat akan tahu." Kata perempuan itu di  kediaman laki-laki itu. Karena sudah terlatih dari kecil, perempuan ini pandai mengintimidasi orang dengan tatapannya.

   " Miya, aku tidak bisa. Selama 17 tahun aku menganggapnya anakku dan sekarang kau malah seenaknya mengklaim dia anakmu seolah kertas ini benar. Mungkin dia bukan anakmu. Kau salah."

   Mayumiya beranjak dari tempat itu saat bel pintu berbunyi. "Itu anakku. Dia pulang juga." Kata Daniel. Dia membuka pintu dan melihat Miya. "Halo, Ed. Perkenalkan namaku Mayumiya." Dia menjabat tangan Ed begitu kencang. Mungkin merasa sangat-sangat ingin memeluk Ed. "Ya baiklah. Kau pulanglah, Miya," seru Daniel.

   Miya dengan nakal dan gesitnya malah mencabut beberapa helai rambut Ed, "Ini akan aku jadikan tes DNA. Hasilnya akan kuberitahu nanti..." selesai. Miya pulang dengan memacu Lamborgini Aventador pink-nya dan tersenyum bahagia. Bahagia melihat refleks Daniel dan membayangkan apabila memang benar Ed adalah anaknya.

   Ed's POV
  
   Aku merasa bahwa aku pernah melihat mata itu. Tapi aku tidak tahu pernah melihatnya dimana. Warna matanya sangat mirip denganku. Cokelat muda.

   "Dia hanya wanita gila. Sudah, lupakan saja. " kata ayahku, santai. Aku terdiam. Aku kira memang dia adalah wanita yang kebetulan memiliki kemiripan denganku.

   Sesampainya di kamar, aku melihat sebuah amplop coklat di tas backpack yang kusandang barusan.

   Kaget, kubuka amplop itu saat kubaca amplop itu berasal dari X. Seseorang.

   Yang isinya adalah...

--------------------------------------------
  ××× Nah lohhh...
gimana itu jadinya, kan? Udah mulai sedikit misterius nih disini hehehehe ✌

   Pasti ada yang nanya kalau Ed itu ada apaaa, Miya itu siapa sih? (Kalau kalian peka)
(Ehemm) pasti taulah Miya siapa...

   Btw, silakan membaca chapter berikutnya, ya!~~~

   Vote dan comment dari para readers sangaaaaaaaat membantuku.

Keep.in.touch. with mehhhh
Instagram =@sstephanierozes

   Kalau ada pertanyaan, kalian bisa dm wattpad aku! Pasti deh aku balas😌

Thankyou!🙆×××

Long Coma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang