Hubunganku dengan Miranda sudah hampir 6 bulan. Dan ini adalah pacaran terlama dalam hidupku. Aku sangat menikmati hubunganku dengannya. Maksudku, jatuh cintaku kali ini pada seseorang membuatku sangat nyaman.
Tapi dimana Sarah? Katanya dia masuk rumah sakit, tapi aku malah tidak ada inisiatif sama sekali untuk mengunjunginya. Aku tidak peduli dia dirawat dimana, kenapa masuk rumah sakit, yang aku pedulikan adalah aku tidak mau membuat Miranda Marcy, kekasih ke 24 ku cemburu. Dia milikku.
~~~"Jemput gua dong. Udah siap neh."
Sebuah pesan dari Miranda mengagetkanku yang masih bermalas-malasan di jam segini. Walaupun sudah jam 7.15 aku masih di kamar mandi, dengan enggan aku masih bermalas-malasan walaupun sekolah mulai jam 7.30.
Masa bodoh dengan rules rules rules and rules.
Sayangnya dunia ini harus ada aturan. Kalau tidak aku sudah membebaskan dunia dari aturan. Aturan itu menggelikan. Aturan itu mengikat dan membuatku muntah. Sehingga aku tidur lagi.
Saat aku bangun, aku yang lupa membalas chat-nya, akhirnya membalas.
Masih di rumah. Belum mandi.
Aku membalas.Dia tidak membacanya, bagus. Sampai aku sadar jam di ponselku sudah menunjukkan jam 9.31. Aku benar-benar...TELAT.
~~~
Aku suka menaiki Ferrari 458 Spyder pemberian dari ayahku saat aku berulang tahun ke 17,4 bulan yang lalu.
Saat ini sudah bulan November. Artinya, aku dan Miranda sudah berpacaran selama 7 bulan. Terlama dalam kamus roman hidupku.
Ayahku benar-benar tahu kalau aku suka dengan mobil merah Ferrari ini. Sedangkan di ulang tahunku, walaupun dirayakan terpisah, yaitu antara keluarga ayahku di Amerika dan dirayakan keluarga ibuku di Jepang, tentu hadiah dari mereka berbeda.
Ayahku memberiku Ferrari ini, dan ibuku membelikanku Porsche Turbo. Aku gila. Seperti kesetanan saat kedua orangtuaku yang kaya ini membelikanku hadiah mobil.
Sungguh beruntung hidupku. Aku lahir di tempat yang benar-benar cocok untukku. Apalagi 3 bulan yang lalu, aku sudah tes untuk kuliah di Harvard. Untuk kuliah tahun depan. Aku memang beruntung. Pengumuman bulan depan, semoga aku lolos. Ditambah lagi dengan kekayaan dalam hidupku yang luar biasa melimpah. Aku, sebagai calon CEO Jones Company ini bisa melakukan apa saja. Bahkan menarik perhatian perempuan di seluruh dunia. Lihat saja, aku bahkan mungkin dapat menaklukkannya keseluruhnya.
~~~
Terbukti, jam istirahat ini, hampir seluruh laki-laki di sekolahku rebutan untuk melihat mobil Ferrari-ku ini.
"Hati-hati, ye. Awas lecet." Dalam hati tertawa, betapa miskinnya mereka sampai sebegitunya melihat mobilku itu.
~~~
"Kenapa kamu ga jemput aku, Reynnn..." teriak Mir. Ups, aku terlihat oleh mata detektornya. Padahal hari ini aku sudah menghindar sebisa mungkin darinya. Takut dimarahin.
"Gawat, bro. Dah dulu ya, mau jemput Vera dari sekolahnya." Kata Sean. Maklum, Vera itu beda sekolah dengan kami.
"Yeh, kutil. Malah ninggalin gua." Sedangkan aku harus bersiap menerima amukan Miranda.
~~~
"Kamu jahat, yang. Cuma baca chat aku doang." Miranda selalu berhasil membuatku gemas. Entah mungkin karena raut mukanya yang kadang seperti baby. "Iyadeh, yang... lain kali deh." Aku mengalah. Menciumnya, dan menekan hidungnya yang pesek.
~~~
Walaupun aku sudah tidak sekelas lagi dengan Sarah, tapi aku tahu dia tetap menginginkanku. Di setiap raut mukanya. Dia masih mencintaiku.
Kadang aku bingung, kenapa cinta seseorang itu bisa sampai bertahun-tahun sepertinya. Atau hanya perasaanku saja?
Apalagi aku melihatnya yang semakin pucat dan...kurus. Entah kenapa. Apakah karena penyakit? Atau sesuatu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Coma
Teen FictionBagaimana jika sepasang hati yang harusnya saling mencintai malah menuju ke arah yang berlainan satu dengan yang lain? Yang satunya mencintai, yang satunya membenci. Bukankah perasaan itu tumbuh karena rasa cinta? Tapi bagaimana jika dia adalah yang...