Cerita ini sekuel dari My Secret
Untuk yang belum baca, disarankan banget untuk baca ^^
------------------------------------------------------------------------------------
Kisah pernikahan antara 2 orang manusia yang saling mencintai sejak berumur...
Saat aku masuk, Dave sedang berkutat dengan berkas-berkasnya di singgasana kebesarannya. Kenapa dia bisa tetap tampan di semua aktivitasnya? Apa jangan-jangan dia benar-benar keturunan Dewa Yunani? Atau bahkan Dewa Yunani itu sendiri?
"Apa urusanmu datang kemari? Axel tidak memberitahuku terlebih dahulu! Jika tidak ada kepentingan silahkan keluar saja!" ucap Dave dengan suara dinginnya.
Dia bahkan tidak melihat siapa yang datang dan langsung mengusirnya? Hoh, betapa arogannya suamiku ini.
Aku hanya berdiri diam di depan singgasananya sambil bersedekap dada. Dia bahkan tidak melirikku sama sekali!
"SUDAH KUBILANGKAN? JIKA TIDAK ADA KEPERLUAN SILAHKAN PER..." Dave menghentikan kata-kata tajamnya yang menggelegar ke mana-mana dan sangat sarat akan kemarahan itu setelah mendongakkan kepalanya dan melihatku
"Oh, honey. Ternyata kau, maafkan aku, hon! Aku hanya tidak ingin diganggu saat bekerja" ucapnya lalu berjalan memutari meja kerja raksasanya dan memelukku serta mencium keningku lembut
"Kamu bahkan belum melihat siapa yang datang dan sudah mengusirnya, Dave. Apa kau tidak pikir jika itu keterlaluan?" tanyaku
"Itu karena aku tidak suka diganggu saat bekerja, honey. Biasanya jika ada yang ingin bertemu denganku, Axel akan memberitahukannya terlebih dahulu melalui telpon." Jelas Dave
"Tetap saja, Dave. Itu terlalu sombong. Cobalah untuk berubah!" nasehatku
"Baiklah, hon. Jadi, apa keperluanmu kemari? Apa ada yang kurang di rumah? Atau kamu membutuhkan sesuatu?" tanyanya
"Apa aku hanya boleh menemuimu jika memiliki keperluan?" aku mengerucutkan bibirku dan Dave menghelah nafasnya
"Bukan begitu, honey. Maksudku..." ucapan Dave terpotong karena aku meletakkan telunjukku di bibirnya
"Ok, Dave. I know. Aku hanya bercanda tadi. Aku kemari membawa makan siang untuk suami tercintaku" ucapku sambil menunjukkan tempat makan yang kubawa.
Dave mencium keningku lagi, "Thanks honey. I love you"
"Love you more, honey. Sekarang ayo kita makan, sebelum makanannya dingin."
Kami berjalan ke arah sofa yang dapat kami gunakan untuk makan, karena meja Dave yang sudah penuh dengan kertas-kertas pentingnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa kamu yang memasak ini semua, honey?" Tanya Dave meggodaku
"Tidak, Dave aku membeli semuanya di restoran depan! Ya tentu saja istrimu tercinta ini yang memasaknya!" ucapku pura-pura ngambek
"Oh, come on honey. Masa begitu saja ngambek? Aku sangat bahagia melihatnya. Kapan lagi istri tercintaku ini mengantarkan makan siang untukku?" ucapnya tersenyum lalu mencium pipiku
"Sudahlah ayo cepat makan, Dave! Nanti kamu kana da meeting dengan Winston's Company kan?"
"Okay,okay. Kita makan bersama ya." Ajaknya
"Baiklah"
Kami makan saling bersuap-suapan. Alay sih, but really sweet.....
"Honey" panggil Dave
"Hem" gumamku karena malas bicara panjang lebar
"Meeting nanti kamu ikut saja. Winston's Company adalah milik sahabatku. Dia juga sudah menikah dan mempunyai seorang anak yang lucu. Aku ingin mengenalkanmu pada mereka. Aku rasa kamu akan senang bertemu mereka. Tadi Dylan menghubungiku katanya ia akan datang bersama anak dan istrinya. Tenanglah, meeting ini tidak seformal yang kamu pikirkan." Aku rasa itu bukan ide yang buruk, daripada aku bosan di rumah.