OM-42

7.3K 347 15
                                    

Keyra POV

Aku sudah sampai di sekolah. Seperti biasanya, aku hanya akan berdiam diri di kelasku. Aku mengambil smartphoneku dan menyambungkan earphone dari smartphoneku ke telingaku sambil memainkan game yang terdapat di dalamnya.

Kemudian kurasakan ada pergerakan di sampingku. Ternyata Emma sudah sampai dan duduk di sebelahku. Aku hanya melihatnya sekilas lalu kembali fokus pada gameku. Pikiranku masih tertuju pada Dave.

“Keyra” panggil Emma. Aku yang merasa di panggil pun melepas sebelah earphoneku dan melirik ke Emma.

“Apa kau ingin ikut aku ke kantin?” Tanya Emma yang kujawab gelengan.

~~

Apa yang dijelaskan oleh guru di depan sama sekali tidak ada yang masuk ke otakku. Rasanya aku ingin mengamuk dan segera pergi dari sini. Tapi itu hanya ekspetasiku, sulit mewujudkan ekspetasi di dunia nyata.

Tenggg

Akhirnya bel istirahat berbunyi. Aku merasa sangat lelah, entalah lelah karena apa. Aku menyembunyikan wajahku di lekukan tanganku. Mencoba mencari ketenagan.

Aku mulai mendapatkan ketenangan sampai Emma memanggilku dengan cara menggoyangkan badanku.

“Ada apa, Em?” tanyaku

“Aku memang baru berteman denganmu seminggu lebih, tapi aku tahu ada yang salah denganmu. Kita sahabat kan? Ceritakanlah apa permasalahanmu! Aku akan mendengarkannya. Jangan dipendam sendiri.” Ucapnya yang membuatku merasa diperhatikan.

Aku menghelah nafasku, “Em, bagaimana menurutmu. Jika ada seorang lelaki, dia sangat mencintaimu, dan begitu juga dengan dirimu. Dia sangat perhatian dan peduli padamu. Bahkan di saat kamu yang salah, dia yang meminta maaf. Lalu, ia melakukan sesuatu yang membuatmu kecewa. Dia menghancurkan sedikit rasa kepercayaanmu padanya. Anggaplah kamu memaafkannya, tapi tanpa sengaja kejadian yang sama terulang kembali. Dan kejadian itu membuatmu menjadi terpencil atau terbuang di mata semua orang. Kamu jadi kesal padanya, tapi di satu sisi kamu merindukannya. Namun di saat kamu menyadari kesalahanmu, dia malah… ya seperti… menjauhi maybe?” Jelasku.

“Oh my, Key. Jadi ini permasalahan cowok. Siapa lelaki yang beruntung itu?” tanyanya.

“Jawab saja, Em. Apa yang akan kamu lakukan?” tanyaku.

“Okay, kalau aku jadi kamu, sudah sejak lama dia aku putuskan!” jawab Emma tanpa keraguan sedikit pun.

“What!?” sebegitu mudahnya dia berucap seperti itu?

TBC

Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang