Keyra POV
"WOW!!!! Dave, ini...."
"Yes, hon. Papa sendiri yang mendesainnya. Katanya kamu suka dengan konsep seperti ini dan kamu sering memimpikan untuk bisa berlibur ke San Franscisco dan menginap di tempat seperti ini. Jadi dia langsung membangun hotel ini dan mendesainnya sesuai harapanmu." Jelas Dave.
Aku tak bisa membendung air mataku, air mataku menetes dan langsung di hapus Dave.
"Aku sangat bahagia, hon. Tapi aku akan lebih bahagia jika papa masih ada bersama kami." Ucapku dan menangis di pelukannya.
"Sudahlah, hon. Tuhan sudah merencanakan semuanya. Ayo kita masuk!" ajak Dave.
Aku dan Dave memasuki kamar ini, atau mungkin bisa dikatakan sebagai penthouse? Mungkin penthouse lebih tepat.
"Hon, aku rasa ini lebih tepat disebut penthouse daripada kamar." Ucapku pada Dave.
"Yeah, I think so." Jawab Dave.
Aku melihat ruang tamunya, ternyata terdapat ruang tamu outdoor juga. Papa benar-benar mendesainnya sesuai impianku. Aku selalu membayangkan akan berolahraga di pagi hari lalu beristirahat di ruang tamu outdoor itu.
"Kamu tidak sabar ingin mencoba ruang tamu outdoor itu, heh?" Tanya Dave.
"How can you know?" tanyaku terkejut, bahkan hal sekecil itu pun dia mengetahuinya?
"I know everything about you, hon."
"Not everything. Like the bullying maybe?" tanyaku sambil tersenyum dan mengerling nakal.
Dave memutar matanya, "Yeah, mungkin tidak semua, tapi banyak."
"Ayo kita lihat ruang kerjamu!" ajak Dave.
"Ada ruang kerja juga?" tanyaku.
"Yes, semuanya lengkap, hon."
Dave menuntunku ke sebuah ruangan. "Bukalah, honey!" perintahnya.
Saat aku membuka pintunya, lagi-lagi aku dikejutkan. Ruangan ini persis seperti mimpiku. Sangat indah dan luas.
"Dan di sini adalah perpustakaan, honey." Ucap Dave sambil membuka pintu yang ada di bagian samping ruangan.
"Wow, Dave! Semuanya persis seperti mimpi-mimpiku. Aku tidak menyangka dengan semua ini. Papa benar-benar menyiapkannya dengan sempurna!" ucapku sambil tersenyum bahagia.
Lalu ku rasakan ada sepasang tangan kekar yang mengelilingi pinggangku dari belakang. Dave meletakkan wajahnya di lekukan leherku.
"Aku rasa sudah cukup, hon. Sekarang ayo kita jalan-jalan." Ajak Dave.
"Aku rasa tidak perlu jalan-jalan. Aku ingin menikmati ini saja." Ucapku.
"NO! aku sudah menyiapkannya. Ayo!"
"Baiklah, ayo!"
Dave menuntunku menuju lift yang ada di dalam penthouse ini dan menekan tombol dengan tanda panah ke atas.
"Mau kemana kita, hon?" tanyaku.
"Nanti kamu akan tahu, hon. Ikuti saja!" ucapnya.
Ternyata kami naik ke rooftop dan di sana ada sebuah helicopter. Aku berhenti dan menarik Dave.
"Hon, kita mau ke mana? Apa kita akan naik helicopter? Kita kan baru sampai." Tanyaku bertubi-tubi.
"Sudahlah, hon. Ikuti saja! Nanti kamu juga akan tahu." Perintahnya.
Kami pun menaiki helicopter itu. Entah Dave akan membawaku kemana.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
RomanceCerita ini sekuel dari My Secret Untuk yang belum baca, disarankan banget untuk baca ^^ ------------------------------------------------------------------------------------ Kisah pernikahan antara 2 orang manusia yang saling mencintai sejak berumur...